Gemar Makan Ikan Asin ? Simak Ini !
Siapa yang gemar ikan asin ? Yuk cung ! Pasti banyak ya. Secara gitu loh Indonesia penghasil ikan asin yang diperhitungkan di dunia. Ikan asin menjadi makanan khas penduduk negeri ini. Baik di pedesaan maupun di perkotaan, ikan asin membuat hidup bergairah :).
Memang, bagi penggemar ikan asin, rasanya hidup begitu hambar jika makan tanpa ada ikan asin. Apalagi jika ditemani sambal pedas. Hmm, kalau kata Om Bondan Winarno, Mak nyuss. Penat di otak, langsung luruh. Makanya, penjualan ikan asin di Indonesia, laris manis. Mulai dari harga rendah sampai tinggi tersedia di pasaran. Supermarket moderen pun sekarang banyak memajang aneka ikan asin yang "tampak luar" menggairahkan bentuknya.
Karena banyaknya permintaan dan untung besar, sejumlah pedagang ada yang nakal nih. Mereka mencampuri ikan asin dengan pengawet formalin agar terlihat lebih segar juga tahan lama. Padahal ikan asin yang benar-benar diolah dari baluran garam yang dijemur di terik matahari itu dalam suhu kamar (tanpa es), satu hari saja sudah tidak kuat. Dan, dari segi penampakan memang tidak menarik.
Apa sih sebenarnya formalin itu ?
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehida dalam air dengan kadar 36-40%. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptik, germisida, dan pengawet. Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehide, Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan Methylene glycol.
Formaldehid yang terkandung dalam formalin bersifat racun, hal ini disebabkan adanya gugus CO atau aldehid. Gugus ini bereaksi dengan amina yang terdapat pada protein dan menghasilkan metenamin atau heksametilentetramin
Kegunaan Formalin ?
Bahan formalin selain digunakan sebagai desinfektan, juga dipakai dalam produksi produk-produk kimia untuk industri. Pengawetan mayat juga menggunakan formalin.
Apa saja bahaya formalin ?
Bahaya, tentu saja banyak. Dalam jangka panjang menyebabkan gangguan sakit kepala, gangguan pernapasan, radang selaput lendir, luka pada ginjal, dan sensitasi pada paru-paru. Tak hanya itu, secara neuropsikologis, bisa menyebabkan gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan kosentrasi dan daya ingat berkurang, gangguan kemandulan pada perempuan. Selain itu, kanker pada hidung, rongga hidung, tenggorokan, paru-paru dan otak. Wahh...
Ciri ikan asin yang berformalin :
1. Tidak rusak sampai sebulan (25 derajat Celsius).
2. Warna daging ikan putih bersih, tidak mudah hancur, cenderung alot, sulit dirobek oleh tangan
3. Bau formalin. Bahkan tidak beraroma. Tidak berbau khas ikan asin
4. Kulit ikan terlihat cerah mengkilat
5. Tidak dihinggapi oleh lalat bila diletakkan di tempat terbuka. Kucing pun enggan mendekat.
Sedangkan, ikan asin yang TIDAK berformalin :
1. Warna ikan asin ada yg kecokelatan
2. Aroma masih khas ikan asin
3. Dagingnya rentan / mudah hancur
4. Banyak lalat yang hinggap
So, mau pilih yang mana nih ?
Atau kalau masih dilema nih dengan penampakan "tidak asyik" dari ikan asin yang sehat. Bisa coba Abon Jambrong Unia, yang terbuat dari ikan Jambrong segar yang diolah asin-pedas. Tanpa MSG apalagi pengawet formalin. Lebih sehat dan aman.
Untuk pemesanan, dapat menghubungi via telpon/sms/whatsapp no 081283624325
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas masukan dan komentarnya.