Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Antara Writerpreneur dan Blogger


Dua-duanya oke, karena keduanya juga punya basic yang sama yaitu menulis. Keduanya memiliki lahan-lahan empuk yang bisa dibisniskan. Dan, keduanya merupakan profesi yang pas untuk ibu rumah tangga yang ingin berpenghasilan seperti saya. Modalnya ? laptop/komputer dan modem.

Dua tahun aku menjalani profesi sebagai writerpreneur. Nggak ada gambaran sedikit pun aku akan menjalani dunia yang mengasyikkan ini. Alasan risain  karena ingin lebih memperhatikan  anak-anak yang selama aku bekerja, banyak ditinggal, miskin perhatian.  Ada perasaan berdosa mengabaikan amanah-Nya-- dua buah hati yang cantik dan ganteng. Alhamdulillah, Allah kasih jalan ke bidang ini. Bisa bekerja dari rumah. Ke luar rumah hanya untuk meeting dan wawancara sehubungan dengan materi.

Istilah bekennya writerpreneur, mungkin hampir sama dengan freelance writer kali ya. Cuma, aku membedakan sedikit di istilah preneur. Di sini maksudnya adalah seorang penulis yang bisa berbagi pekerjaan dengan teman-teman penulis lainnya untuk menggarap suatu proyek atau orang yang membisniskan tulisan.

Kalau blogger, tentu sudah mahfum, kita dibayar dari tulisan yang kita posting di blog kita atau di sejumlah channel media online yang dikehendaki klien, sementara kalau writerpreneur, kita memang membisniskan tulisan untuk berbagai tujuan klien. Lahan ini masih empuk digarap. Banyak perusahaan, kementerian, dan berbagai kalangan kini tidak mau repot soal publikasi. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga. Entah itu untuk membuat company profile, mengisi content web, membuat digitalisasi promosi, buklet, leaflet, biografi, majalah internal, pers releasse sampai mengelola media sosial. Bagi yang suka politik, bisa menggarap proyek kampanye sejumlah Pilkada. Serentetan pekerjaan ini, nggak mungkin kan, kita kerjakan sendiri, butuh tim.

Alhamdulillah, seiring dengan waktu, aku menemukan teman-teman "sevisi" dalam mengerjakan sejumlah proyek penulisan.

Modal menjadi writerpreneur, kita dituntut untuk menguasai berbagai gaya penulisan. Jika diminta untuk menulis advetorial, tentu bahasanya harus bahasa promo yang elegan sesuai dengan citra perusahaan. Begitu pula jika menulis company profile atau publikasi internal lainnya. Tidak sedikit juga klien yang ingin dibuatkan tagline. Hmm padahal membuat tagline itu sulit banget dibandingkan menulis. Hufff..suka tepok jidat deh kalau ada klien yang minta diisi webnya lengkap dengan tagline. Otomatis penggaliannya kudu mendalam sehingga kita bisa mengambil 'saripati"  dari perusahaan tersebut. 

Seorang writerpreneur juga harus bekerja dalam deadline. Misal waktunya seminggu, ya harus selesai seminggu. Hampir sama dengan wartawan. Dia juga harus bisa menjalin hubungan yang bagus alias luwes bergaul dengan klien. Misal, kita diminta untuk mengelola website yang notabene di perusahaan tersebut, sistem komunikasinya tidak lancar. Antar bagian kurang ada koordinasi. Tidak ada humas atau Public Relation. Nah, PR kita tuh  menyambangi bagian demi bagian di perusahaan tersebut untuk mengumpulkan informasi yang bisa jadi bahan updetan.


Apalagi tidak sedikit klien ingin dikelola media sosialnya, terutama jika mereka punya event, tapi mereka tidak punya Person in Charge yang mengurus promosinya. Hmm. harus extra sabar lagi mencari sumber updetan. Syukur kalau ada EO yang organize event tersebut, kita sedikit terbantu mencari informasi sebagai sumber updetan.  Kalau tidak, siap-siap mungutip info-info dari berbagai bidang terkait.

Untuk beberapa case, saya kerap berbagi tugas dengan teman-teman sehingga bisa dihandel semuanya. Teman yang tidak bisa keluar rumah, diberikan job yang sesuai. Bahkan teman-teman yang pintar berbahasa Inggris pun kebagian limpahan proyek. Karena sekali lagi, klien tak ingin repot "All in One".  Ada juga beberapa klien yang ingin didesain webnya oleh saya. Wahh padahal saya tidak punya keahlian di bidang desain web. Ya sudah deh, melibatkan lagi seorang web desainer. Sampai SMS  Blast, kami juga pernah urus. Paling saya lebihkan sedikit fee untuk ongkos bolak-balik approval desain.

Ini hanya writerpreneur dalam versi saya loh. Tentu, teman-teman memiliki pengalaman dan definisi sendiri tentang profesi ini. Sharing yuk !



Inspirasi dari Isnuansa Maharani di Arisan Ilmu KEB


Sebagai pemain baru di dunia blogger, jujur saya baru mengenal sosok Isnuansa Maharani. Hhehe saya pun tergolong blogger yang "kurang aktif" bergaul. Meski sudah bergabung ke dalam beberapa grup komunitas blogger, saya cenderung menjadi silent reader sambil beberapa meninggalkan jejak komen. Sharing tulisan ke blog pun sebatas kalau ada lomba blog saja. Lagi-lagi itu jarang. Karena saya jarang ikut lomba juga hehhee.

Intinya sih saya ngeblog cuma buat isi waktu luang. Pekerjaan saya memang menulis, tetapi tidak pernah punya blog. Tahun 2004 saya pernah punya blog curhatan di multiply dan blogspot. Tetapi karena lagi-lagi saya sibuk dengan rutinitas kantor, blognya jadi rumah kosong, dan hilang deh...

Saya baru bikin blog setelah risain awal 2013. Ada dua blog yaitu http://seputarhotel.blogspot.com dan blog ini : http://www.catatan-kartina.blogspot.com. Hmm, soal keaktifan, ya relatif aktif sih. Soalnya tidak begitu disibukkan dengan deadline kantor. Tetapi tetap,kalo lagi sibuk dengan deadline dari klien, saya biasanya langsung spanneng, sepenuh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang notabene menulis dan mengelola media sosial.

Motivasi kuat saya ngeblog, semata ingin menjadi album kenangan bagi anak-anak saya. Umur orang tidak ada yang tahu, dan semoga dengan adanya blog ini, Meilia dan Barra mengetahui historis diri dan siapa orang tuanya. Seperti apa dan bagaimana orang tuanya mengharapkan mereka kelak menjadi manusia. Selebihnya, bisa menghasilkan uang,sempat terpikir juga.

 Makanya saya bikin blog seputar hotel. Konsepnya cukup kuat sebagai media bisnis hotel. Mengapa hotel ? karena selama 5 tahun saya memegang rubrik hotel di Majalah Venue. Sejumlah tulisan saya di majalah, saya rewrite lagi di blog. Alhamdulillah, respon dari klien-klien majalah yang tahu saya punya blog ini bagus. Beberapa ada yang mengirimkan release rutinnya kepada saya untuk diuplod. Ada juga tawaran dari teman untuk memasarkan villanya dan menjual voucher hotelnya.


Peserta Arisan Ilmu Edisi Etika Job Review, 28 Desember 2014

Saya pun ingin blog itu bisa dimanfaatkan untuk booking hotel. Saya juga sempat menulis review produk jualan teman. Alhamdulillah, traffiknya bagus, dan saya kerap ditelepon untuk menanyakan detil produk tersebut. Hasilnya ? hmm sekali lagi masih proses. Banyak yang bilang, blog saya cukup prospektif untuk menjual kamar hotel, suplier barang hotel dan sebagainya.  tetapi karena perkara waktu yang kurang untuk fokus di sana, yaaa sementara keinginan itu diendapkan dulu. Hhehe..memenuhi kebutuhan dapur ngebul sepertinya menjadi magnet terbesar bagi saya untuk "melarikan diri" dari blog. Ada sejumlah tawaran proyek penulisan yang nilainya cukup menggoda.

Kemudian, saya membuat blog pribadi, catatan-kartina ini. Sampai sekarang Alhamdulillah masih eksis. Sampai akhirnya, Allah mempertemukan saya dengan Mbak Isnuansa Maharani dalam Arisan Ilmu yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger di kantor IDBloggernetework, di Thamrin Office Park, Thamrin City (28/12). Emak Isnu, demikian emak2 blogger menyebutnya, membawakan materi tentang Etika Job Review untuk sekitar 20-an anggota KEB.

Sebenarnya job review sudah tidak asing lagi saya dengar sejak jadi blogger. Saya pun pernah ikutan job review dari salah seorang blogger daerah. Jangan tanya honor ya, karena ini tujuannya cuma untuk "bergaul" dan mengetahui lebih detil seperti apa kerja job review itu. 

Asyik ya dapat ilmu sekaligus hadiah surprise live tweet

Pengalaman Emak Isnu sebagai job review ini sangat berharga untuk 'ditiru" oleh blogger yang berkeinginan kuat mendapatkan uang dari ngeblog. Lumayan kok hasilnya. Nggak ngalahin orang yang kerja kantoran. Bahkan lebih banget, kalo udah dikenal oleh brand-brand terkenal. 

Nah, Mak Isnu ini berduet dengan suaminya, Gie Wahyudi berprofesi sebagai blogger jutawan. So sweat ya. Jangan-jangan mereka ketemunya juga saat ngeblog. Mereka bisa bebas dari kemacetan. Bisa senantiasa menjaga anak yang cantik. Bisa berlibur sesukanya, bahkan gratis dibayarin, dan berbagai "kenikmatan" lainnya. Intinya, mereka bisa hidup "layak" dari ngeblog.

Kunci menjadi blogger jutawan hanya konsisten dan fokus. Konsisten menulis dan menulis. Tunjukkan eksistensimu melalui tulisan. Tidak mudah memang membangun reputasi, butuh ketelatenan. Dan, saya rasa semua bidang bisnis  juga mempersyaratkan itu. : fokus dan konsisten. Tak dimungkiri, awalnya memang susah. Apalagi menulis butuh waktu hingga berjam-jam. Kalau kantong lagi penuh, menulis enak, tetapi kalo lagi kering, ehehhe berasa gimana gitu. Terlebih yang sebelumnya terbiasa makan gaji bulanan, sekalinya nggak, ngejleb juga rasanya. Hhehe jadi curhat nih..Tapi serius, blogger banyak yang tumbang karena tidak telaten dalam proses awalnya.  

Sekarang dengan kemajuan dunia internet, segalanya mudah. Mau bikin blog, tinggal tanya Mbah Google. Tutor banyak bertebaran untuk dihisap ilmunya. Tak ada yang sulit di jaman ini. Yang tersulit hanya bagaimana kita menggerakkan diri untuk memulainya.

Alhamdulillah, berlimpah makanan dari emak-emak

Sayang, waktu itu saya tidak sempat ngobrol lama dengan Mak Isnu. Karena, saya bawa 'pasukan' (anak-anak, suami, dan orang tua) ketika Arisan Ilmu. Mereka bermain di Thamrin CIty sambil menunggu saya. Tetapi gambaran umum dari sosok Mak Isnu membuat saya tertarik dengannya. Saya suka dengan orang yang ulet dan konsisten serta senang berbagi. Wejangan-wejangan Mak Isna meski dituturkan dengan bahasa yang sederhana, namun  kena di hati dan semoga jadi bikin semangat.Wahh, kalau emak-emak mempraktekkan ilmu Mak Isnu, tidak terbayang betapa Allah balas dengan kebaikan yang berlimpah kepada Mak Isnu dan keluarga. Berkah berbagi.

Ditemani anak perempuannya yang balita menggemaskan, ia mengulas sejumlah tips blogger mendapatkan job review. Diantaranya, perkuat gaya bahasa kita. Tidak sedikit brand yang justru memilih kita mereview karena keunikan kita dalam bertutur dalam tulisan : alami dan tidak dibuat-buat diluar kepribadian. Jadi, perkuat kepribadian dulu kali ya Mak. Kedua, rajin dan konsisten posting. Jangan biarkan seperti rumah kosong yang tidak terurus. Ketiga, sebaiknya fokus isinya. Kalau blognya tentang liburan, ya setidaknya isinya tentang tempat-tempat wisata. Tentang anak, pastinya juga tentang tumbuh kembang anak, dan sebagainya. Ini untuk memudahkan brand mengenali blog kita dan memancing pembaca setia. Keempat, cobalah untuk mengikuti lomba blog. Ini bertujuan untuk mengukur kualitas tulisan kita, sudah seberapa besar dinilai bagus, menambah traffic, dan teman tentunya. Syukur bisa menang ya Mak. Selengkapnya bisa klik tentang bagaimana menjadi penulis konten online yang sukses, langsung ke blognya.

Oya, sambil posting, upgrade juga pengetahun tentang dunia blog seperti Alexa, pagarank, page views dan sebagainya yang berkaitan dengan jualan blog kita. Jangan sampai kita keliatan gapteknya ketika ada brand mulai tertarik dengan kita untuk ngajak kerja sama, ehhh ditanya tentang pageview atau alexa, kita masih garuk-garuk kepala.

Personality brand kita juga harus dijaga. Hindari memposting yang sifatnya menjatuhkan nilai jual kita baik di blog maupun di media sosial. Ingat loh, kita adalah sesungguhnya apa yang kita tulis. Kemudian, untuk etikanya, sebaiknya tidak menerima job dalam waktu bersamaan terkait dengan brand kompetitor atau brand sejenis. Dan, hati-hati juga dalam menerima order. Hhehe jangan sampai senjata makan tuan. Misal, kita itu tidak suka makanan pedas dan tulis itu di blog,  ehhh kita menerima order review keripik pedas. Lantas, jadi serta merta kita memuji-muji keripik pedas itu hehehe...Kalo ada yang jeli membaca postingan kita sebelumnya,..bisa kena kita :)

Mak Isnu, dalam dikusi kemarin, mengajarkan kami tentang Rate Card, yaitu deskripsi tentang nilai blog kita. Isinya : page rank, alexa rank, total visits/month, total pageviews, average time on site. Tidak ketinggalan juga perlu dicantumkan account media sosial yang kita punya : twitter berapa follower, facebook, dan klien-klien yang pernah kita layani. Kalau udah ngetop kayak Mak Isnu, bolehlah dicantumkan rate atau harga postingan kita kalau ada yang serius minat mau kerja sama. Trus jangan ketinggalan juga ya, untuk mencatumkan kontak kita di blog..Hhehe biar nggak bikin bingung dan memudahkan bagi yang mau order. Tambahan dikit lagi nih soal honor. Xixiix..jangan keseringan nagih. Kan rentang waktunya sudah disampaikan kapan honor cair. Sebelum rentang waktunya berakhir, tahan-tahan dulu nagihnya. Ini bisa bikin bete si pemberi kerja.

Selamat jadi blogger jutawan ya..





Memaknai Kebahagiaan



Bahagia....pasti setiap orang ingin berbahagia. Sukses di karir atau pekerjaan. jodoh dimudahkan, atau mendapatkan pasangan yang diidamkan, dikaruniai anak-anak yang cantik, ganteng, dan sehat, tinggal di rumah layak, bisa selalu liburan, makan enak dan sebagainya. Tak terhitung kebahagiaan didefinisikan oleh setiap manusia.

Tidak sedikit pula manusia yang kemudian menilai, dengan dilimpahi banyak kebahagiaan kasat mata,  tandanya Allah sayang dan merahmati hidupnya. Di sisi lain, manusia pun jadi beranggapan, musibah dan hal-hal yang tidak enak dirasa, merupakan sebuah "hukuman" dariAllah, dan tanda hidup kita tidak dirahmati Allah.  Prasangka buruk dan klaim diri sebagai orang yang negatif terus tertanam. Sehingga, kesengsaraan pun menjadi menggunung. Kapan gue bisa bahagia seperti orang-orang ? Apa salah gue sehingga Allah terus menimpakan gue berbagai kesulitan ? " Protes !..

Selorohan "protes" atas nasib yang tak sesuai harapan, kerap aku temui. Sampai akhirnya, aku jadi berfikir, sungguh tegakah Allah membiarkan hambanya hidup dalam penderitaan...? Oh.No....Allah itu Maha Penyayang, Maha Adil, Maha pemurah...Maha Perhatian..Berilah kepada hamba-hamba-Mu...secercah kebahagiaan, sehingga bisa selalu mensyukuri hidup dan mengakui eksistensimu melalui kebahagiaan...Loh kenapa aku jadi ikut protes ? hmm...

Aku menghela nafas panjang dan kembali mengamati pola tingkah orang-orang yang selalu merasa golongan yang tidak bahagia. Mereka yang selalu merasa terpinggir. Mereka yang selalu ditimpa "ketidakberuntungan"...Ternyata..itu bukan hadiah dari Allah, tetapi dari perilaku mereka sendiri, yang secara disadari menumpuk perkara ketidakbahagiaan.

Contoh kecil, masalah hutang, kerap diabaikan untuk pelunasannya. Mau beramal, nunggu dapat rezeki banyak, jika berjual beli, berbuat curang membohongi tentang barang yang dijual. Mulut kerap mengumpat tentang kesialan yang menimpanya, buang sampah main lempar di jalan raya, dan sebagainya. Ia tak pernah mengoreksi diri lebih dalam tentang maksud dan hikmah yang Allah berikan kepadanya. Jadilah bibit-bibit ketidakbahagiaan diternakkan.

Tetapi jangan juga jadi berfikir musibah itu selalu diidentikkan dengan ketidakberuntungan diri. Orang-orang yang secara kasat mata menunjukkan kebahagiaan itu apakah memang sesungguhnya sudah merasa berbahagia. Jangan salah loh...Tidak sedikit  dari mereka yang "berbahagia" itu  hatinya  kosong. Akibatnya, kerap merasa tak puas, tak bersyukur, tak mampu lagi melihat yang indah-indah di hadapannya. Dan, ujung-ujungnya  protes juga kepada ALlah.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin sama-sama meresapi tentang makna kebahagiaan. Karir yang bagus, jabatan, kekayaan, anak-anak, dan harta berlimpah itu sesungguhnya bisa menjadi musibah, jika kita ingkar pada Allah. Jika kita tak bisa mempertanggungjawabkan kepada Allah, sehingga membuat diri ini menjadi jauh dari-Nya. Dengan harta berlimpah, kita menjadi mudah tergelincir oleh kesombongan, karena merasa diri hebat. Mengklaim diri sebab muasabab dari lahirnya "kesuksesan' itu...Na'udzubillah.

Saudara/iku yang dicintai Allah...janganlah kita terpukau dengan materi yang berlimpah dan menjadi ukuran kebahagiaan. Lafazkanlah selalu ucapan : Innaa Lillaahi wa Innaa Ilayhi Raaji'uun, yang berarti "Sesungguhnya kami adalah milik Allah Swt, dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali",, baik ketika dirimu sedang mendapatkan materi/ kesuksesan maupun sedang diberikan sesuatu yang tidak mengenakkan.

Sesungguhnya hidup ini adalah ujian. Dan, Allah menaikkan derajat hamba-hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya dan banyak berbagi terhadap sesama.
Selamat menikmati hidup.


Balada Ibu Hamil yang Bekerja



Mengandung dan melahirkan buah hati bagi seorang Ibu pekerja memang “sesuatu”.  Dua anakku, Melia (9 tahun) dan Barra (4 tahun), keduanya brojol di tengah kesibukan ibunya dikejar deadline.

Meilia, ketika aku sibuk menjadi jurnalis internal di Kantor Pusat PMI. Kala itu tahun 2004-an, Indonesia sedang diterjang banyak bencana. Aku super sibuk menulis berita untuk website, majalah, dan berbagai selebaran untuk koordinasi antar bagian.  Berasa lupa mengandung karena begitu semangat ingin membantu para korban bencana melalui  updetan berita yang kukerjakan.

Barra, adik Meili, lahir lima tahun kemudian di usiaku ke-31. Saat itu aku bekerja di majalah.  Nggak kalah sibuknya. Mending waktu hamil Meili, rumahku cukup dekat dengan kantor. Hanya naik ojek 5 menit sudah sampai. Ketika menggandung Barra, rumahku di Narogong-Cileungsi. Aku harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam ke kantor di Gondangdia-Menteng, Jakarta Pusat.

Kalau naik kereta, aku harus ke stasiun Kranji atau Bekasi. Lebih cepat dari jalur Cibubur. Waktu itu, kami belum memiliki mobil, sehingga untuk mencapai stasiun atau perempatan Cileungsi, suamiku mengantar dengan motor. 

Barra, berusia 3 bulan.


Kalau dibayangin,  bisa nggak ngantor. Suami sebenarnya juga tidak memaksa bekerja. Tetapi karena pertimbangan lain, aku putuskan bekerja. Ekonomi kami waktu itu belum sebaik sekarang. Suami masih dalam merintis usaha ekspedisi.

Faktor jarak, tak lagi aku pikirkan sebagai hambatan. Malah, menjadi sebuah kekuatan tersendiri. Disitulah aku melihat kebesaran Tuhan.  Tak henti dzikir membasah di bibirku dalam perjalanan.  Kondisi jalan di perumahanku dan sepanjang jalan menuju kota Bekasi memang tidak begitu bagus. Gajlukan demi gajlukan seolah menjadi irama yang cukup dijawab istigfar. Lantas pulangnya ?  Aku tiba di rumah sekitar pukul 11 malam.

Belum lagi ketika di kereta. Aku harus siap berjejalan dengan para penumpang dan menyiapkan hati besar menerima perlakuan penumpang yang tidak senang dengan bumil. Kondisi commuter line empat tahun lalu tidak senyaman sekarang. Kadang AC mati, menunggu antrian lama karena kereta lain yang lewat dan jadwal kerap telat.

Barra tergolong anak yang aktif dan senang belajar

Mengidam Sambel


Aku terbilang tidak suka pedas. Tetapi ketika mengandung Barra, berubah 180 derajat. Sambel pedas menjadi candu bagiku. Nafsu makanku hilang, jika tidak melihat sambal. Dan anehnya, sepedas apapun,  tidak membakar lidahku. Perutku juga tidak mulas.

Dokter bilang, boleh saja makan pedas, asal jangan banyak-banyak. Akhirnya, jika dinilai, lima puluh persenlah aku berhasil menahan nafsu pedas.

Melawan Kantuk di Kantor


Selama hamil Barra, terasa sekali betapa sulitnya menahan ngantuk di kantor. Kantung mata begitu berat diangkat jika sudah di depan laptop. Terlebih hawa dingin AC yang menyelusup ke pori-pori tubuhku, makin membuaiku memalaskan diri  di kursi empuk ergonomic kantor.

Dunia media, sangat berkejaran dengan waktu deadline. Walaupun majalah bulanan, jadwal tetap padat. Apalagi jumlah wartawan di kantor kami  sedikit.  Aku ingat benar tulisan di sebuah artikel, Ibu hamil yang menyibukkan diri, membuat pertumbuhan otak janin bagus dibanding bumil yang kurang aktivitas. Semangat !!!

Sambil menulis, sejak 3 bulan kandungan, aku selalu menempelkan headphone bergagang di perutku. Mulai dari lantunan ayat suci Alquran, instrumentalia, lagu pop Indonesia  sampai dangdut. Sesekali musik klasik.

Aku juga menggembirakan perasaanku. Tidak mau banyak berprasangka buruk dan bersedih. Pengalaman waktu mengandung Meilia kerap bersedih, melahirkan Meili-bayi yang rewel. Sampai sekarang pun, ia begitu berperasa.

Aku baru mengambil cuti di usia kandungan ke-9. Tanda-tanda melahirkan sama sekali tidak kurasakan sampai bulan kesepuluh. Dokter memintaku untuk segera sesar meski tidak berkontraksi dan mulas. Bayiku besar dan umur sudah sangat cukup.  Kejadiannya hampir sama dengan kelahiran anak pertama. Alhamdulillah Barra lahir dengan selamat, dengan berat 4,1 kg  dan panjang 51 cm. Kini ia berkembang menjadi anak yang sehat, pintar, supel, dan ceria.





Angkringan di Kota Wisata Cibubur



Kurang lebih hampir setahun warung angkringan di kota wisata ada. Tepatnya di depan suatu ruko yang terletak tak jauh dari gerbang Kota Wisata  arah  Cileungsi. Saya lupa nama rukonya. Hehe padahal sudah relatif sering melewati jalur itu.

Singkat kata, akhirnya kesampean juga saya nongkrong bersama keluarga di angkringan tersebut. Setiap kali ingin menikmati sego kucing di angkringan ini, pasti Mas penjualnya sudah mulai tutup layar. Padahal baru pukul 20:00 an. Sementara, mereka baru buka menjelang maghrib. Dibanding deretan kuliner yang ada di sepanjang ruko tersebut, boleh dibilang, angkringan ini teramai. 

Malam ini (19/12), kendaraan kami sampai di sana pukul 19:30an. Sambil harap-harap cemas semoga masih tersisa sego kucingnya. Alhamdulillah, nasi bungkusan imut-imut itu masih tersedia. Satu persatu, pembeli mulai berdatangan. Saya langsung sigap mengapling lesehan :)


 Tak beda dengan angkringan di tempat lain, angkringan Kota Wisata --saya menyebutnya, juga menyediakan tiga pilihan lauk pauk sego kucing yaitu nasi-orek tempe, nasi-ikan asin, dan nasi-sambal ikan tongkol.

Meilia tampak semangat memilah-milih nasi mungil itu. Ia mengambil dua bungkus bermenu ikan asin. Tiga tusuk sate ampela dipilihnya. Barra pun tak kalah eksis memilah-milih sate kesukaannya. Selain sate "jeroan" ayam (usus, kulit, hati) tersedia juga sate telur puyuh, tempe-tahu bacem, bakwan dan martabak.  Setelah dipilih, si Abang siap membakar dengan arang untuk menghangatkan. Aroma bakaran begitu semerbak, jadi bikin lapar. Ini kayaknya yang bikin beda. Nasinya pun pulen dan padat. Legit rasanya. Seutas daun pisang ikut mengutas kepalan nasi itu.  Makan satu bungkus saja, perut sudah merasa penuh. Heheh rata-rata kami makan dua bungkus.


Menyenangkan ternyata makan di emperan toko sambil menyeruput Susu Telor Madu Jahe (STMJ)  hangat dan memandangi orang yang lalu lalang.   Kurang lebih setengah jam nongkrong di sana, tumpukan nasi yang kami temui masih banyak, menyisakan beberapa bungkus saja. Begitu pula lauk pauk sate, nyaris tak bersisa. 

Berada di kawasan perumahan mewah Kota Wisata, kehadiran Sego Kucing ini memang memberikan angin segar kuliner murah meriah. Wajar sih jika umur jualannya cuma hitungan jam, langsung ludes. Nasi sebungkus harganya Rp 3000. Seluruh jenis sate juga Rp 3000. Gorengan besar Rp 1000. Minuman STMJ cuma Rp 5.000. Soft drink juga dijajakan. Harganya standar.

 Sepertinya bisnis angkringan bagus nih dilirik. Tak jauh dari Kota Wisata, juga ada warung angkringan. Tiap hari buka mulai dari pukul 05:00 sore hingga jam 12 malam. Cukup ramai. Lesehan dengan meja kecil berjejer rapi. Kalau malam minggu, angkringan di jalan menuju Taman Rahayu ini menjadi tempat tongkrongan. Cuma memang dari segi rasa, menurut saya lebih enak angkringan di kota Wisata. Lebih bersih dan bikin nafsu makan.



Khasiat Pelukan Suami


Artikel yang saya baca dari media sosial, cukup menggugah juga. Pasalnya, kami sudah 10 tahun menikah. Hmm..pastinya tak mungkin dilalui dengan mulus. Ada rintangan, masalah, dan hambatan yang selalu saja membuat kami selalu harus instrospeksi diri.

Hal-hal kecil dan mudah dilakukan seperti soal pelukan ini memang dampaknya nyata terhadap keharmonisan rumah tangga kami. Hehe di sini saya tidak mengurai bagaimana suami saya memeluk atau kami saling berpelukan ya. Tetapi hanya ingin memaparkan bahwasanya, jangan pandang enteng makna pelukan.

Sebuah penelitian menunjukkan fakta bahwa seorang suami yang memeluk istrinya paling tidak 5 kali sehari niscaya umurnya akan lebih panjang 2 hingga 3 tahun. Wow..

Menurut pakar dan motivator Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah, bahwa fakta  ini telah dibuktikan oleh seorang pakar dari Jerman.  Menukil penetian pakar itu, Dr Mohd Fadzilllah mengungkapkan, “Seorang suami akan bertambah panjang umurnya jika memeluk isterinya setiap hari karena pelukan dan sentuhan bisa menyebabkan tubuh manusia mengeluarkan berbagai hormon termasuk endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Hormon endorfin adalah sejenis bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh dan bermanfaat sebagai penahan sakit dan mengurangkan stress. Selain itu, hormon ini juga mempunyai kesan positif bagi kesehatan sentuhan.

Penelitian lain di Amerika Serikat juga menguatkan bahwa pelukan suami dapat mengurangkan tahap kolesterol dan meningkatkan kesehatan isteri. Hhhe benar juga sih. Dampak nyata adalah hati yang tenang dan merasa disayangi.

Rosulullah ketika menerima wahyu pertama di gua Hira, tubuhnya menggigil seperti demam. Beliau memanggil Khadijah dan memintanya untuk menyelimuti tubuh beliau.. Zammiluni..zammiluni...begitu pintanya. Siti Khodijah langsung menyelimuti Rosulullah dan memeluknya. Kekhawatiran Rosulullah pun perlahan sirna.

Dari segi medis, saat tubuh merasakan sentuhan, nueotransmitter di otak akan mengirimkan hormon endormorfin ke dalam aliran darah dengan cukup besar. Hormon tersebut mampu menurunkan ketegangan saraf dan tekanan darah.

So, jangan abaikan makna pelukan ya bagi yang sudah menikah.

Menikmati Sepeda Motor Listrik di Monas



Hai sobat, pasti ada yang udah pernah jalan-jalan ke Monas ya...

Minggu kemarin, kami sekeluarga jalan-jalan ke monumen setinggi 132 meter itu. Ini sebenarnya bukan kunjungan perdana. Kami sudah beberapa kali kali bermain ke sana. Hhehe kalau dari jarak rumah kami di Cileungsi cukup jauh juga ke Monas. Kurang lebih 2 jam jika kondisi lalulintas tidak begitu ramai. Kalau ramai, wahh bisa 3 jam lebih.

Tapi demi mengenalkan kepada anak-anak tentang salah satu sejarah perjuangan bangsa, hmm dibela-belain deh. Meski pada kenyataannya, gambaran sebuah museum yang ideal dari Monas itu masih jauhh sekali dari harapan. Paling daya tarik utama kebanyakan pengunjung adalah melihat kota Jakarta dari puncak tugu. Hhehe, jangan tanya ngantrinya, pake banget pokoknya deh. Dan, jujur sampai detik ini, aku belum pernah naik sampai puncaknya. Waktu kunjungan sebelumnya, sudah diniatkan mau naik, tapi sedang ada perbaikan lift.

Dalam kunjungan kami Minggu (14/12), kami tidak ke dalam Monas.  Kami hanya menyaksikan beberapa pameran di sana yaitu pameran kuliner, pameran Alusita-kerdirgantaan, dan pameran produk daur ulang. Semuanya diselenggarakan di area luar ruang Monas.

Jangan tanya mataharinya ya. Wahhh terik banget. Tapi bagi anak-anak, tak ada kata terik dan kepanasan. Mereka tetap gembira dan semangat bermain.

Salah satu permainan yang diminati anak saya adalah sepeda motor. Baru satu kali Kakak Meili belajar motor ehhh sudah bisa ngacir sendiri berboncengan dengan adiknya, Barra.


Was-was juga aku mengawasinya. Khawatir jatuh atau menabrak orang yang ramai lalu lalang. Sambil terus mengawasi gerak-gerik buah hatiku, aku mengabadikan beberapa gambar kegembiraan mereka.

Oya, harga sewa motor listrik ini cukup 'murah'.  Hanya Rp 30 ribu per 20 menit. Tetapi pada kenyataannya, kami bisa menaiki lebih dari 20 menit. Abangnya tidak mencari dan malah mendiamkan saja anak-anak bermain. Malah, kalau sedang tidak ramai, abangnya menunggu sampai secape anaknya saja. Hmm.. Aku jadi tidak enak sendiri..hehehe kesadaran aja kali ya menghentikan permainan.

Sambil menunggu Meili dan Barra bermain, aku ngobrol sedikit dengan Abangnya yang sepertinya asli Batak. Dulu -sebelum ada razia, setiap hari, si Abang mangkal di halaman Monas. Tetapi setelah ada razia, Si Abang jadi cuma akhir pekan saja leluasa mengoperasikan dagangan 'sewa sepeda motor listriknya". Sisa-sisa harinya, dia operasikan di lingkungan rumahnya. Dan, sambil melihat-lihat momen. Kalau ada momen acara di Monas, pasti Si Abang ini eksis.  Ada lebih dari 10 sepeda motor listrik yang dimilikinya baik ukuran besar maupun kecil. Lumayan juga ya.
Yuk teman-teman jalan-jalan ke Monas. Setiap akhir pekan di halaman Monas kerap ada acara. Gratis loh masuknya. Cuma bayar parkir saja. Kalau parkir di Stasiun Gambir, tarifnya Rp 4000 per kedatangan, dan Rp 3000 per kelipatan satu jam.Untuk tarif parkir di luar Stasiun Gambir rasanya tidak beda jauh, atau bisa kompromi dengan petugas parkirnya.

Meski saat ini Monas belum menjadi destinasi wisata yang bagus, tetapi rencananya Monas akan benar-benar difungsikan menjadi sebuah museum lengkap dan moderen, serta pusat kesenian Indonesia. Di sinilah nantinya ajang eksistensi seni dan budaya dari seluruh Indonesia.



Kalau melihat ide awalnya dari Bung Karno, presiden kita yang pertama, Monas memang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Semangat yang terus menyala dan berkobar dilambangkan lewat  seonggok emas 81 kg yang dikreasikan bak lidah api di atas tugunya.

Hanya saja, manajeman dan pengelolaan Monas belum sesuai harapan. Padahal, Monas sudah dibuka sejak 12 Juli 1975 loh. hmm..mungkin pemerintah sebelumnya, punya prioritas lain. Tapi syukurnya, sekarang pemerintah DKI Jakarta kembali "mengurus" Monas untuk menjadikannya destinasi kebanggaan nasional. Museum lengkap perjuangan bangsa. Selain itu, rencananya di halaman Monas akan dibangun taman bunga empat musim. Wahh keren ya..Insya Allah bisa terwujud dan dilancarkan prosesnya. Mengingat Monas merupakan aset bangsa yang harus dirawat dan dipelihara

Jadi, harap maklum ya jika teman-teman yang berkunjung tidak bisa sepenuhnya menikmati ruangan demi ruangan di dalam tugu tersebut. Sebagian wilayah interior Monas sedang dalam perbaikan.  Bagi yang ingin menyelenggarakan event atau pameran, hanya diperbolehkan di depan halaman Monas setiap akhir pekan. 
Sambil menunggu persiapan mempercantik Monas, sebagai warga negara yang baik, mari kita dukung. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan di sekeliling halaman Monas. Pasalnya, banyak banget sampah bertebaran di taman-taman dan hutan kota di Monas. Kesadaran pengunjung dan pedagang kaki lima untuk menjaga kebersihan lingkungan masih minim. Pantas saja sih, pemerintah DKI Jakarta giat melakukan razia pedangan dan gepeng di seputaran Monas. Itu semua demi menjaga keindahan Monas agar bisa dinikmati warga masyarakatnya juga.