Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Ketika Senyum Pagi 100 Bayi Indonesia Tampil di LED Mal Taman Anggrek



Surprise dan senang banget dapat undangan dari Mommies Daily untuk menghadiri acara Blogger Gathering Senyum Pagi Bayi No.1 bersama Pampers di Mal Taman Anggrek (MTA), Senin sore (18/5). Senangnya mungkin sama dengan 100 orang tua yang bayinya berhasil terpilih menjadi pemenang dan tampil di giant billboard Mal Taman Anggrek. Wuihhh pastinya ya hehe. Bayangin aja, ada 2500 peserta dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dalam kontes Senyum Pagi Pagi Bayi No. 1 ini. Dan, yang  dipilih hanya 100 foto bayi yang ceria dan kreatif.

Atmosfer senang dan keharuan dari para orang tua begitu  terasa ketika memasuki tenda event  yang berdiri megah di area taxi pool giant billboard. Rasa letih di jalan  karena macet berjam-jam menuju Mal Taman Anggrek, langsung luruh begitu menyaksikan keriangan adik-adik bayi  dan ayah-bundanya yang berbahagia. Ada yang berfoto di photo booth, bermain di arena play grounds, dan bercengkerama dengan ayah bunda sambil menunggu giliran foto.





Jadi ingat anakku Barra (4 tahun) nih. Seandainya waktu bisa diputar mundur, rasanya pengin banget ikutan kontes Senyum Pagi No.1 di Indonesia. Kebetulan, Pampers adalah favorit diapers kami sampai Barra berusia 2 tahun. Dan, bukan suatu kebetulan juga, anakku yang kedua ini charming, murah senyum dan melek foto. Begitu lihat kamera, langsung pasang aksi senyumnya. Pikiranku sempat bergelayutan memutar waktu, seandainya Barra ada di sini, berpeluang besar bisa tampil di LED Billboard MTA.  Hhehe.. dasar emak-emak, nggak bisa jauh dari anak kalau berpergian lama. 

Aku datang lumayan agak telat waktu itu, sekitar pukul 18:00 wib. Terjebak macet hampir 3 jam dari arah Kuningan. Di dalam sudah berlangsung talk show yang menghadirkan brand ambassador Pampers, yaitu  Donna Agnesia, Artika Sari Devi, dan ibu muda Gisella Anastasia. Sebelum memasuki area talk show, aku asyik menyaksikan ayah bunda yang kompak mengabadikan momen luar biasa ini di photo booth dan galeri foto yang memajang 100 foto bayi terpilih. Anehnya, di tengah suasana yang ramai itu, adek bayi yang rata-rata berusia 6 sampai 32 bulan  tampak tenang, anteng. Tahu benar, kalau hari itu adalah event spesialnya. 



Salut juga untuk para ayah yang menyempatkan waktunya datang ke acara ini. Padahal hari Senin notabene hari sibuk kerja, tetapi karena cintanya pada buah hati, disempet-sempetin ya. Sempat ngobrol sebentar dengan salah seorang ayah asal Jakarta Timur ini. Ia sangat senang, anak keduanya yang berusia 9 bulan masuk menjadi salah satu pemenang.

 "Nggak nyangka Mba, bisa terpilih !" jawabnya sambil tersenyum semringah. Ini adalah kontes pertama yang diikutinya. Ikutan kontes Senyum Pagi Bayi bersama Pampers lantaran memang pemakai produk loyal popok bayi ini sejak anak pertamanya lahir. "Saya sudah percaya sekali dengan kualitas Pampers. Jadi, nggak pernah mau coba yang lain. Apalagi sekarang ada produk yang inovatif Pampers Baby Dry Pants, yang memberikan kenyamanan bagi bayi sampai 12 jam. Anak saya jadi bisa tidur nyenyak di malam hari. " tuturnya. 



Senada juga yang diungkapkan Baim-suami mantan puteri Indonesia, Artika Sari Devi. Sejak adanya Pampers Baby Dry Pants, kualitas tidur anaknya di malam hari makin baik, dan  akhirnya berpengaruh pada hubungan suami istri. "Hubungan saya dan istri jadi semakin hangat, hehe," ujar Baim sambil menggendong Zoe (2 tahun)  yang diwawancarai MC Mbak Amy Zein saat talkshow berlangsung.

Ya, respon para bapak di acara perayaan pemenang kontes 100 foto bayi Senyum Pagi No.1 bersama Pampers ini memang luar biasa. Nggak biasanya aku datang di acara parenthing, kaum ayahnya banyak yang hadir. Semangat-semangat lagi. Bahkan pada detik-detik menjelang penayangan 100 foto bayi di LED Billboard Mal Taman Anggrek, puluhan  kamera smartphone yang dipegang para ayah siap mengabadikan. Hehe, kerja sama yang harmonis. Si bunda menggendong dedenya, ayah cekatan memegang kamera. Aihh...mesranya. 


Ini karena inovasi Pampers, sebagai produk propok yang penjualannya  nomor satu di dunia. Inovasinya memang membuat nggak hanya dede bayi sehat dan pintar, sekaligus juga ayah bunda yang harmonis. Bayi tidak cengeng, karena nyaman dengan popoknya yang halus, lembut dan menyerap air maksimal sehingga permukaan bisa kering selama 12 jam. Selama ini yang kita tahu kan cuma bertahan maksimal 3-4 jam ya, udah gitu harus siap-siap diganti. Kebayang, bunda harus selalu "on" di  malam hari. 




Inovasi  yang dilandasi survey mendalam memang menjadi bagian yang terintegrasi dilakukan Pampers. Terbukti, hasilnya memuaskan penggunanya, keluarga Indonesia. Nggak tanggung-tanggung, sebelum peluncuran Pampers Baby Dry Pants awal tahun 2015, Pampers telah menyurvey sebanyak 4.000 ibu Indonesia di lima kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Survey tersebut dilakukan secata online.

Hasilnya, 62 % bayi terbangun lebih dari satu kali pada malam hari. Ini menurut ibu-ibu, bayi terbangun lantaran popoknya yang basah. Sementara, 98 % ibu  mendambakan bayi mereka dapat tidur nyenyak di malam hari dan begitu bangun di pagi hari, bisa ceria  karena tidurnya berkualitas. Adek bayinya sehat, ibu dan ayah juga berstamina sehingga bisa menyiapkan makanan bergizi di pagi hari dan merawat adek bayi.



Berangkat dari masalah inilah, Pampers yang bermisi  memberikan solusi bagi kesehatan bayi dan kebahagiaan keluarga Indonesia, menciptakan Pampers Baby Dry Pants  dengan inovasi teknologi lapisan extra  Super Gel yang proaktif lebih cepat mengunci cairan dari sebelumnya, anti bocor, menahan lembab dan   menjaga permukaan popok tetap kering hingga 12 jam. Berbentuk celana yang nyaman dikenakan bayi dengan permukaannya yang lembut. Selain itu lembaran belakangnya dilengkapi pori yang fungsinya mencegah iritasi kulit dan mendukung kenyamanan bayi. Tersedia berbagai ukuran yang disesuaikan dengan berat badan bayi. Mulai dari 3 kg sampai 17 kg.

"Inilah alasan utama saya memilih Pampers Baby Dry Pants buat Gempi nyaman dan tidur nyenyak sepanjang malam," ujar Gisella Anastasia. Wahh ternyata sepanjang acara ini, AdeK Gempinya nyenyak betul tidurnya, tidak terganggu dengan kebisingan suasana.



Soal ganti mengganti popok di malam hari, memang lumayan merepotkan. Jadi ingat dulu sewaktu Barra bayi, tiap malam ngeronda bareng suami ngeliatin dan mengganti popok Barra. Konsekuensinya kurang tidur, dan badan suka rada tidak enak di pagi hari. Hehe..ini curhatan orang tua.

Nah, untuk berbagi kabar baik ini, Pampers menggelar kampanye Senyum Pagi bayi No. 1 di Indonesia. "Misi kami adalah untuk mewujudkan senyum pagi ceria bagi bayi-bayi di seluruh dunia. Saat ini ada sekitar 100.000.000 juta bayi di seluruh dunia terbangun dengan senyum ceria berkat dukungan Pampers. Melalui kontes online ini kami berharap bahwa para ibu di Indonesia dapat bergabung degan ibu-ibu lainnya di seluruh dunia yang telah menikmati senyum pagi bayi ceria persembahan Pampers," kata Febrina Herlambang, Communictation Manager, P & G Indonesia. Semangat...!! 



Dan, ternyata responnya menakjubkan, sebanyak 2.500 ibu-ibu dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam kontes "Happy Morning Smile" yang diselenggarakan sejak Maret sampai Mei 2015. Lucu-lucu banget fotonya. Ingin rasanya seluruh foto bayi seluruh peserta bisa ditampilkan di LED Billboard Mal Taman Anggrek. Melihat keceriaan anak-anak sehat dan bahagia, bikin hati damai. Ini yang aku rasakan sejak jadi mompreneur di rumah. 


Meilia dan Barra, dua buah hati yang selalu bikin hidup merasa lebih hidup













 


Selamat ya kepada ayah bunda yang bayinya terpilih fotonya " 100 Senyum Pagi Bayi No. 1 dari Pampers. Semoga kontes berikutnya makin seru.




















Excite Shop, Situs Belanja Online yang Royal Hadiah

Belanja dan dapat hadiah, wahhh senang banget ya. Khususnya saya yang doyan sama yang berbau-bau hadiah, biasanya langsung nguber, meski kadang barangnya nggak butuh-butuh amat. Hehe..aduhh...emak-emaknya keluar deh, memburu hadiah belanja. Berasa puas, kalau belanja sambil nenteng hadiah.


Apalagi sekarang nih, belanja makin mudah. Nggak perlu repot-repot keluar rumah yang notabene ongkos keluar lebih banyak, belum lagi waktu kebuang banyak. Maklum, saya tinggal di Cileungsi, pelosok banget,  kadang perlu energi tersendiri buat keluar rumah, untuk belanja di Cibubur atau Bekasi. Sejak risain dari kantor di Jakarta, jujur lebih sering nongkrongin situs belanja online atau mulai suka dengan dagangan teman di media sosial. Hhee foto yang menarik dan imajinatif biasanya langsung menggoda saya.

Dari beberapa situs belanja online yang saya favoritkan salah satunya adalah excite point. Udah pernah dengar belum ? Ya, memang situs ini belum seheboh promo situs-situs belanja "raksasa" yang udah sering wara-wiri di media sosial kita. Saya tahu excite dari teman kantor dulu. Di sela-sela istirahat makan siang, beberapa teman  suka browshing-in excite shop ini. Katanya barang yang dijualnya bagus-bagus, layanan deliverynya tepat waktu, dan hadiahnya itu loh, banyak. Bukan hanya dari transaksi saja, tetapi dari hal-hal lain. Gimana caranya  ?  mulai penasaran ya ;). Simak dulu yuk siapa sih Excite Shop ini. 




Excite Shop, sebenarnya sudah ada sejak 2012 di Indonesia, dibidani oleh Sinar Mas Group yang bekerja sama dengan Itochu Group-raksasa digital online di Jepang. Di Jepang yang merupakan negara kelahirannya, Excite sudah ngetop banget. Excite Point menjadi salah satu e-commerce yang  diperhitungkan. Ia menjelma menjadi sebuah "gaya hidup" tersendiri bagi kaum urban yang memberikan banyak kemudahan dan kesenangan kepada siapapun yang mengaksesnya.  Berkonsep pada gaya hidup, hiburan, dan komunitas, excite shop dapat diakses baik melalui PC maupun smartphone dengan provider apapun.


Excite Shop, Belanja Online Berhadiah minimal 2 kali. Faktanya, kamu memang bisa memperoleh hadiah berkali-kali. Ya, dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya.  Makanya, excite shop ini di lebih familiar disebut excite point. Untuk mendapatkan point, kamu tidak harus berbelanja, tetapi bisa juga dengan register anggota, nge-klik iklan, akses video, review produk, mengisi survey, sharing, dan sebagainya. Poin-poin yang terkumpul tentu saja dapat ditukarkan dengan hadiah menarik atau layanan dari berbagai perusahaan Sinarmas.  

Dimulai dari register menjadi anggota, kamu sudah mendapatkan sebanyak 3.000 poin loh. Hheeh lumayan buat modal nih untuk ditukar-tukar hadiah. Apalagi kalau kamu blogger dan berhasil mengajak teman-teman bergabung, maka kamu akan mendapatkan sebanyak 5.000 poin, plus 30 persen poin dari setiap aktivitas teman-temanmu di excite shop. Trus, kalau kamu rajin ngereview bisa  memperoleh keuntungan mengumpulkan ribuan poin juga.



Lantas apa aja sih hadiahnya sehingga jadi bikin mupeng ?  mulai dari  pulsa, voucher belanja, tiket wisata hiburan, smartphone, laptop, kamera digital, jam tangan keren, dan sebagainya. Oya, penukaran poin juga ada batas waktunya, dan tidak bisa diuangkan atau dipindahtangankan, harus sesuai dengan ID pengguna waktu daftar.

 Gambar dibawah ini adalah sederetan hadiah poin yang bisa kamu pilih. Yuk mulai dipilih, bagi yang sudah bergabung di excite shop
























Pengumuman Pemenang Ngobras Blogger di Kedai Ketan Susu

Alhamdulillah, acara blusukan blogger bertajuk  "Ngobrol Santai Bincang Bisnis bersama Blogger #Ngobras Blogger di Kedai Ketan Susu, Jalan Cilandak Tengah No.2, Jakarta Selatan berjalan dengan lancar. Terima kasih tak terhingga kepada rekan-rekan blogger dari Kumpulan Emak Blogger, BloggerCrony, dan Kompasianer sudah berkenan hadir di kedai milik Pak Iman Harahap, Sabtu (18 April 2015).


Dari 30 orang yang diundang, Alhamdulillah 25 orang hadir (termasuk saya dan Anesa Nisa). Tampak Seleb-seleb blogger macam Mas Rahab Ganendra, Mba Elisa Koraag, Mbak Tanti Amelia, Mba Waya Komala, Mbak Dewi Sulistyawati, Mba Sally Fauzi dan Mas Tigor hadir. Ahh senangnya. 

Terlebih lagi sejumlah blogger muda yang eksis diantaranya Nur Annisa, Azzura Lhi, Bowo Susilo, Sie thie Nurjanana, Imawan Anshori, Dwiyani Artha, Suci Santy Risalah, Lia Harahap, Maria Etha, Fawwaz Ibrahim dan nggak ketinggalan Ibu Marla, Mba Dian Athie, Mba Aira Kimberly dan Mas Id Satto yang ngurusin BloggerCrony.  Nyebut "blogger muda", jadi berasa tua gini ;).

nyuri kesempatan foto bareng dengan Pak Iman

Tujuan dari diadakannya #Ngobras Blogger di Kedai Ketan Susu, ini tak lain untuk mempromosikan Kedai Ketan Susu sebagai tempat makan kaum urban yang menjual aneka makanan nusantara-resep asli dapur keluarga Pak Iman Harahap, sekaligus sharing motivasi kepada rekan-rekan blogger agar selalu memiliki  semangat entrepreneur. 

Semangat entrepeneur bukan berarti harus jadi pedagang atau jualan loh ya, tetapi memupuk diri agar selalu bersemangat untuk maju, mandiri, optimis, berfikir positif, tidak cepat puas,  pantang menyerah, berani ambil risiko, dan makin sadar sebagai hamba Tuhan yang percaya penuh pada intervensi-Nya. Mengingat, kehidupan sejatinya tak bisa sepenuhnya dimatematikakan. Konsep rejeki dan keberkahan sungguh ajaib.


Pak Iman sharing tentang perjalanan bisnisnya. Foto : Id Satto
Pak Iman Harahap, yang  lahir dan dibesarkan bukan dari keluarga pebisnis mencoba menantang dirinya dari "zona nyaman" dengan menceburkan diri menjadi pengusaha makanan yang notabene penuh risiko. Apalagi dengan adanya ramalan ahli Fengshui yang mengatakan Pak Iman tidak cocok berbisnis makanan, dan "ketidakinginan" sang ayah (seorang pendidik) anaknya berbisnis kuliner. Lantas menurutkah Pak Iman ? hehe jawabannya udah ketebak ya...kalau mendengarkan kata peramal, pastinya rekan-rekan blogger nggak ada di Kedai Ketan Susu ini. 

Berangkat dari misi kuat, ingin melestarikan resep warisan keluarganya dan menduniakan makanan nusantara, Pak Iman keukeuh mewujudkan mimpinya dengan modal seadanya waktu itu. Alhamdulillah, sampai sekarang bisa eksis dalam 4 tahun berjalan. Dan, itu tak dibangun dengan mudah.  Peluh tak berhenti mengucur di tengah iringan doa. Tanggung jawab Pak Iman kini double. Ia tak hanya harus memenuhi kebutuhan keluarganya, sekaligus juga karyawannya. Kepuasan "eksis" inilah yang kadang tak dirasakan ketika menjadi karyawan yang notabene dijamin dengan gaji bulanan.


Lantas hubungannya dengan blogger ? tentu blogger yang diharapkan memiliki semangat enterpreneurship, yang tak kenal menyerah, terus bersemangat meski kalah Give Away, contohnya. Loh kok GA ? hehe ini karena postingannya tentang pemenang GA review Ketan Susu Cilandak.
 
Dari 23 blogger yang datang, Alhamdulillah terkumpul 21 review yang semuanya bagus-bagus. 

Ukuran penilaiannya adalah sesuai tema yang bisa menceritakan "Kedai Ketan Susu sebagai tempat yang asyik buat hangout di Jakarta Selatan. Menceritakan tentang bagaimana keunikan kedai ini sebagai tempat makan yang enak untuk berbagai kalangan dan segala suasana : pagi, siang, sore dan malam". Di dalam tulisan juga dicantumkan  kata kunci seperti Kedai Ketan Susu, Kedai Ketan Susu Cilandak, kuliner Jakarta Selatan, dan tempat kuliner enak di Jakarta Selatan. Kata-kata kunci sifatnya mengalir dan tidak kaku. Boleh mencantumkan semua atau beberapa kalimat diantaranya. 


Dan, yang pasti, mereview kuliner harus diperhatikan banget fotonya. Tentunya, foto yang menggugah selera makan atau yang mencerminkan suasana di sana. Tidak berlebihan dalam pengulasannya. Karena kembali lagi, enak tidaknya suatu makanan atau tempat tergantung pada selera. 

Jika ada masukan membangun bisa dituliskan juga dalam review, semoga bisa menjadi masukan bagi Pak Iman agar kedainya makin sukses dan bernilai manfaat lebih. Siapa tahu, review yang ditulis sepenuh hati berdampak bagus bagi teman-teman. Insya Allah rezekinya tambah lancar atau dapat job review makanan dan yang lainnya. Tuhan mencatat loh kebaikan meski sebesar biji dzarah (sekecil atom). Aamiin. Simak dulu yuk foto-foto keseruan rekan-rekan blogger yang sedang meliput makanan. 





Berdasarkan kriteria penilaian yang sudah kami sepakati, maka dipilihlah pemenangnya sebagai berikut :

1. Winda Puspita (Voucer Makan di Kedai Ketan Susu senilai Rp 250.000)

2. Dwiyani Arta (Voucher makan di Kedai Ketan Susu senilai Rp 250.000)
3. Rahab Ganendra  (voucher salon mobil Marvel Solitaire senilai Rp 250.000)
Selain itu, kami pun akan memberikan apresiasi kepada 4 blogger terpilih untuk mengikuti pelatihan SEO sehari penuh (09:00-17:00 Wib) bersama ahli SEO dan Google Adwords Mas Yunus Bani, Sabtu 16 Mei 2015 di Citas Consulting Gedung Coterie Lt.2, Kemang Raya 14 B Jakarta Selatan. 

Pelatihan ini disponsori oleh Abon Jambrong Unia. Selama pelatihan  akan mendapatkan kesempatan mencicipi langsung spagheti jambrong-jombrang dan nasi kepo jambrong.



 Keempat blogger terpilih yaitu :


Kepada pemenang bisa imel kembali ke saya : kartinaika@gmail.com untuk konfirmasi penggunaan vouchernya ya...(maksimal sebulan setelah pengumuman ini atau 10 Juni 2015).

Terima kasih kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi..Semoga kita bisa bertemu kembali di lain event.

Inilah list review para blogger :

3. Rahab Genendra : http://makanlahab.blogspot.com/2015/05/kedai-ketan-susu-cilandak-arena-hangout.html   
6. Winda puspita : http://gulanyagulali.blogspot.com/2015/05/kedai-ketan-susu-tempat-nongkrong-asik.html
8. Maria Etha : http://apfiamariamargaretha.blogspot.com/2015/04/kedai-ketan-susu-cilandak.html
10. Suci Santy Risalah : http://risalahhusna.blogspot.com/2015/04/kuliner-enak-di-jakarta-selatan.html

11. Bowo Susilo : https://bowosusilo.wordpress.com/2015/04/27/kedai-ketan-susu-enaknya-menggelitik/

14. Si thie Nurjanah ; http://siethie.blogspot.com/2015/04/kedai-ketan-susu-cilandak-tempat.html
17. Elisa Koraag : http://www.elisakoraag.com/2015/04/kedai-ketan-susu-cilandak-tempat.html
18. Tanti Neng Amalia :  http://www.tantiamelia.com/2015/04/pagi-itu-minggu-tanggal-19-april-2015.html
19. Tigor Simanjuntak : http://triptojurneytigor.blogspot.com/2015/04/kedai-ketan-susu-cilandak-hangout.html


Asyiknya Bekerja Dari Rumah Sebagai Writerpreneur

Alhamdulillahirobbil'alamiin, nggak habis mulut ini mengucapkan syukur kepada Allah atas profesi yang sedang saya jalani saat ini. Nggak disangka, bakal nyebur beneran menjadi "entrepreneur". Awalnya, jujur karena merasa "kecewa" dengan kantor. Ya...kecewa lantaran merasa sangat memiliki kantor. Padahal respon baliknya jauuhh dari harapan. Nggak mau ngarep juga sih diperhatikan apalagi diapresiasi, yang penting  kantor itu mau maju dan iklimnya kondusif buat sama-sama maju, itu aja udah senang banget. Karena, saya melihat industri yang sedang dikembangkan oleh media, tempat saya bekerja sedang genit-genitnya. Sayang kalau tidak ditangkap kesempatannya untuk mengembangkan bisnis yang lebih bagus lagi.


waktu liputan ke Tanjung Puting

Hhehe..saya kala itu idealis banget. Kerja karena memang suka. Dan, kebetulan, merasa passion betul dengan dunia kerja saya kala itu di media yang membahas tentang pariwisata dan bisnis event. Jadi, hampir tak merasa letih wara-wiri ngantor, liputan di dalam dan luar kota, bahkan luar negeri. Kalau ditanya dimana saya tinggal dan kantor saya berada, welehh..teman-teman yang tahu jadi  cape ngebayanginnya.

Saya tinggal di Cileungsi, tepatnya di Jalan Narogong-pertengahan antara Bantargebang dan Cibubur. Sedangkan kantor di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Kalau ngangkot dan ngebis nggak dianter suami, memakan waktu perjalanan sekitar 3 jam. Jika diantar, naik motor sambil nyelip-nyelip cari celah sampai stasiun Bekasi, lanjut ke stasiun Gondangdia, waktunya lebih cepat, sekitar 2 jam. Tapi, kalau keretanya lagi ngadat, yaaa, jatuhnya sama sih. 



Namanya pewarta, jadwal pergi dan pulang nggak tentu. Kadang, kalau ada liputan pagi, pergi setelah bedug shubuh.  Tidak jarang juga,  siang banget. Yang pasti pulangnya sampai rumah sekitar pukul 12:00 wib.

Jika ada pekerjaan newsletter atau deadline keras, nginep pun dijabanin. Saking senangnya menjalani profesi ini, Alhamdulillah, saya tidak pernah sakit, nggak pernah cuti selama 5 tahun bekerja. Bahkan hamil anak kedua pun tak dirasa. Benar-benar dunia yang membuat saya selalu bersemangat. Apalagi kala itu, saya diamanahi jabatan sebagai redaktur bisnis. Wahh yang ada di kepala adalah bagaimana bisa menghasilkan bisnis untuk kantor saya sebanyak-banyaknya. Motto saya yang membuat saya senang bekerja, cukup sederhana, yaitu bekerja untuk bersyukur pada Tuhan. Alhamdulillah, saya masih memiliki ibu yang baik hati mau menjaga anak saya. 

Letih ? Tidak dipungkiri itu  pasti. Jika letih fisik mendera, obatnya  sangat mudah. Tinggal istirahat, tidur dan makan makanan yang bergizi. Stamina full lagi.  Tetapi kalau sudah sampai letih hati...weihhhh susah obatnya. Apalagi kalau sebab yang membuat letih hati tak pernah berubah dan selalu berulang. Aduhh...nggak kuat juga untuk tidak melambaikan tangan pada kamera. Ya, awal 2013 saya memutuskan risain setelah lima tahun bekerja di kantor itu. Total saya bekerja di kantor selama 10 tahun.




Anak kedua saya yang selama kandungan "besar di jalan" ketika saya risain berusia 2 tahun. Selain lelah hati,  saya juga merasa sangat bersalah pada Ibu yang selalu direpotkan mengasuh anak. Ditambah lagi, perkembangan anak pertama yang menginjak usia 7 tahun makin menuntut perhatian lebih.

Sempat merasa ragu juga memutuskan risain. Pada waktu itu penghasilan suami belum menentu. Maklum sedang belajar bisnis angkutan ekspedisi. Pendapatan masih bergantung orderan. Dengan gaji saya yang tetap, lumayan sih bisa hidup cukup. Sempat maju, mundur, cantik, memutuskan risain. Sampai akhirnya ada suatu peristiwa yang benar-benar bertolak belakang dari prinsip saya di kantor itu, yang akhirnya menjadi alasan terkuat saya harus risain. 

Bismillah, saya tancapkan kuat keinginan di hati, saya bisa lebih baik lagi dengan keluar dari pekerjaan itu. Suami pun merestui dengan sejumlah pertimbangan, yaitu menahan pengeluaran yang tidak penting agar uang belanja bisa cukup. Logikanya, memang tidak cukup ehhehe..

Menjadi Writerpreneur 

Detik-detik menjelang risain memang ada tawaran mengerjakan suatu proyek web content. freelance dari rekan yang bekerja di kantor lama. Saya langsung jajaki proyek itu. Dalam hati, sebisa mungkin saya tidak akan bekerja di kantor, berpisah lagi sepenuh hari dengan buah hati. Awalnya, saya sudah membayangkan, indahnya mengerjakan proyek web content tersebut. Apalagi saya sudah  bertatap muka dengan owner dan merasa sevisi. Nominal yang bakal diperoleh pun Alhamdulillah.

Namun ternyata, itu tidak semudah dibayangkan. Rupanya, banyak kerikil yang merintangi pekerjaan saya dan tim. Ya..biasalah intrik-intrik orang dalam yang merasa "tidak diuntungkan" dengan kehadiran tim saya. Nyaris pekerjaan kami selama berbulan-bulan dan terlihat hasillnya tak terbayar. Kelemahannya waktu itu, kami tidak ada uang muka dan perintah kerja. Jadi hanya instruksi lisan langsung dari owner. Merasa karena sudah owner yang memberi kerjaan, akan mudah. Ternyata, hmm cukup bermain perasaan dalam mengerjakannya.

Sedihhhh sekali. Hampir putus asa. Hhehe...belum pernah mengalami spekulasi bisnis seperti ini. Saya merasa bersalah tidak bisa memberikan imbalan kepada tim. Suami terus memberikan dorongan kesabaran ketika upaya maksimal sudah dilakukan. Susah juga ya bersabar dan ikhlas itu. Sampai pada suatu hari ketika keikhlasan benar-benar ditunaikan, Allah kasih jawabannya. Alhamdulillah, proyek kami dibayar. Orang dalam yang berintrik itu risain, dan ternyata ia salah satu pembuat masalah di kantor itu. 

rapat bersama klien

Dari kantor ini, hikmahnya saya menjalin hubungan lumayan bagus dengan karyawan. Dari mereka, saya dapat beberapa proyek penulisan dan mengelola media sosial. Rekan-rekan kuliah yang tahu saya risain, juga memberikan saya rekomendasi untuk mengerjakan proyek nulis. Kantor lama pun kerap meminta jasa saya mengerjakan proyek-proyek mereka dari Kementerian. Dari klien satu ke klien lainnya, Alhamdulillah bisa beranak. Saya juga mulai membentuk tim-tim kerja yang awalnya saya ambil dari teman-teman wartawan. Belum lama ini, saya mencoba untuk melibatkan blogger.

Wahhh...kalau begini saya menyebut profesi saya adalah "writerpreneur" ya, tepatnya menulis untuk pesanan orang, tanpa nama saya dan melibatkan orang lain dalam tim.. Menulis di blog pun dalam rangka eksis aja biar bisa gaul dengan rekan-rekan blogger dan wahana kegiatan kalau sedang tidak ada proyek atau mengisi kejenuhan (tapi sekarang blog malah suka dipakai untuk review produk klien).

Alhamdulillah, sampai sekarang tak ada bulan yang menganggur. Ada saja klien yang memakai jasa saya. Mereka ada yang beli putus (sekali menulis, nggak lama kemudian dibayar), ada yang long term per tiga bulan, enam bulan setelah proyek selesai dan saat ini saya sedang mengerjakan proyek mengelola content web dan media sosial yang dibayar per bulan dalam tempo lama. 

Alhamdulillah berbagai proyek penulisan tersebut, jujur saya peroleh dari rekomendasi. Ada juga yang dari melihat status facebook yang bernada "jualan" hehe. Tak pernah saya menawarkan diri. Pernah sesekali iseng melamar jadi sosial media specialist karena ingin mengetahui cara kerja dan konsep kerjanya...ehhh ternyata gajinya kecil sekali. Nggak nutup di ongkos. Yo wess..belajar sendiri sajah, learning by doing tapi syukur bisa dibayar. Dan, itu terjadi, benar-benar belajar banget mengelola media sosial sejumlah event dan brand UKM.

Kendala, hambatan sekaligus tantangan

Hmm..kalau membicarakan hasil memang indah ya hehehe. Itu kadang yang suka membuat orang nafsu mau jadi pebisnis. Termasuk saya yang kadang mupeng banget ingin menjadi pebisnis sukses. Melihat keberhasilan mereka memiliki uang tak berseri, bisa jalan-jalan kemanapun, keluarga yang bahagia karena orang tua yang selalu di sisi anak-anak de el el. Sukseskah itu ? secara kasat mata, memang menjadi impian setiap orang. Tapi sudahkah yang menjalaninya merasa sukses ? memang jawabannya relatif. Begitu pun definisi sukses, menurut saya sangat relatif. Tergantung dari bagaimana orang memandang tujuan hidupnya. Aduhhh...kok jadi serius ya ;). 

Hhehe..nyatanya memang serius sih. Kesuksesan itu hanya bisa dirasakan sukses kalau kita sudah memahami tujuan sejatinya hidup itu.Dan, sebelum teman-teman menentukan jalan untuk berbisnis, terlebih dahulu sebaiknya bisa mendefinisikan tentang kesuksesan yang ingin kita raih. Jadi, kita semakin mantap dan segera bisa move on jika terjadi sesuatu dalam perjalanan.

bersama dengan teman-teman pekerja dari rumah

Banyak yang bilang pada saya, "Wahh sekarang Mba Ika enak ya hidupnya. Di rumah saja sudah bisa menghasilkan uang. Nggak perlu ke kantor setiap hari, bisa nemenin anak belajar, membereskan pekerjaan rumah dan mengawasi anak bermain. Tiap minggu bisa jalan-jalan, bisa makan di restoran bersama keluarga, bisa sering silaturahmi ke saudara dan teman-teman. Tetangga pun tidak sedikit yang nggak percaya, kok di rumah bisa ya dapat duit. Jangan-jangan nuyul nih hehehe, aya-aya wae. Ibuku yang suka bawel ke tetangga untuk meyakinkan kalau anaknya kerjanya  ngetik dan internetan. Saya hanya tersenyum saja kalau ibu ngobrol-ngobrol dengan tetangga.

Tetangga memang keponya tinggi.  Saya pun kerap menjelaskan tentang apa yang saya dikerjakan sehingga menghasilkan uang dan mengajak mereka untuk bisa terlibat juga, seperti belajar jadi blogger dan bikin status posting di FB yang bagus.Barangkali saya ada proyek media sosial,  bisa membantu jadi admin, atau mengajari mereka jualan online. Tetapi apa jawaban mereka, "Males, alias udah pusing duluan ngeliat tulisan dan layar komputer. Hehhe..rata-rata tetanggaku memang ibu rumah tangga tidak bekerja. Sekalipun bekerja, itu pun ngereditin barang,  nyaloin rumah kontrakan, atau buka warung. Ada juga yang karyawan pabrik. 

Nah, sekarang soal klien nih. Macam-macam loh tipenya, tuntutan dan ritme pembayarannya. Sebagai penulis bayaran, kita kudu memahami kebutuhan mereka. Dan, itu gampang-gampang susah. Apalagi harus mengetahui  dalam tempo cepat materi obyek yang ditulis. Selain itu, kita juga harus  konsisten dengan jadwal deadline yang telah disepakati. Jangan sekali-sekali mengabaikan deadline dengan alasan bagaiamanapun juga. 

Menjadi pebisnis apapun itu, saya rasakan seperti "menjual diri". Sekali saja  tidak perform, bisa-bisa kita di-black list dan direputasikan buruk. Jangan kira, dunia yang begitu luas ini bisa menjadi begitu sempit ketika dari mulut ke mulut orang menceritakan kita hingga sampai di telinga orang-orang yang ingin memperkerjakan kita. 

Upayakan banget kita bisa diceritakan yang baik-baik. Reputasi sangat penting untuk keberlangsungan bisnis. Ya, seandainya kita salah atau tidak menepati komitmen, secepatnya harus segera minta maaf dan diselesaikan. Jangan lari dari tanggung jawab, apalagi sampai menghilang. Ini yang dinamakan profesionalisme. 

Lantas bagaimana dengan kliennya ? kalau saya ya mikirnya, sebisa mungkin jangan sampai kita yang berbuat kesalahan atau tidak komitmen. Biarlah mereka yang mendahului jika salah. Kita tetap konsisten dengan penawaran dan layanan kita.

Writerpreneur atau bisa juga freelancer menurut saya adalah pebisnis yang kadang harus menghadapi ulah klien yang nakal. Niatnya kita benar-benar ingin membantu mempromosikan bisnis mereka lewat tulisan dengan penawaran relatif murah, malah diperlakukan sebaliknya alias tidak dibayar dengan berbagai alasan. Kalau sudah begitu, saya cuma bisa senyum dan bersabar, sambil nguatin hati untuk ikhlas menerima perlakuan yang tidak baik. Alhamdulillah, dalam tempo tidak lama, Allah kasih ganti yang lebih baik, ini yang selalu saya buktikan. Balasan Allah Maha Cepat kalau kita benar-benar pasrah pada-Nya setelah ikhtiar maksimal saya lakukan. Tetapi, tidak sedikit pula menemukan klien yang baik hati. Indahnya dunia dipertemukan dengan  berbagai klien.

Menghadapi klien, nggak kalah nyeninya ketika mengelola tim loh ternyata. Saya rasakan memang tidak mudah mencari orang yang mau diajak bekerja sesuai komitmen. Ini bukan masalah honor yang kita berikan besar atau kecil, tetapi ini masalah komitmen dan kepercayaan. Katanya ingin mengubah nasib bekerja dari rumah, giliran saya kasih pekerjaan, lalai dan hasilnya tidak sesuai harapan.  Menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan dengan tim, saya berupaya tetap konsisten membayar sesuai kesepakatan dan tentu tidak akan memakainya lagi. 


Belum lagi ketika menemukan partner kerja yang ingin mengambil alih proyek kita. Istilahnya menggunting dalam lipatan. Hmm..ini lagi-lagi butuh sabar tiada batas. Kita yang mengajak dia berpartner untuk diberikan sejumlah proyek, ehhh malah dia juga ingin mengambil proyek kita. Hufff...tapi untunglah Allah terus menolong saya dalam situasi seperti ini. 

Berbisnis itu memang harus memiliki pegangan yang kuat kepada Tuhan. Kalau saya lebih menyukai menyebut bisnis itu adalah seni. Seni "menjual diri", seni mengelola tim, seni menghadapi klien, sampai seni mencari modal untuk membayar tim. Sebagai ibu rumah tangga seperti saya, plus seni lagi, yaitu seni memelihara dan mendidik anak sambil kerja di rumah. Dan, jangan jadi alasan, kita sibuk menunaikan tugas rumah tangga, lantas  lalai terhadap klien. Misal, batal meeting, karena nggak ada yang jagain anak. Kita harus profesional, bahkan bisa lebih unggul dari karyawan kantoran soal manajemen waktu dan perencanaan kerja.

Buku yang berjudul 'Sukses Bekerja dari Rumah" yang ditulis Mbak Brilyantini, bagus banget untuk dibaca. Bersyukur mendapatkan buku ini dari hadiah kuis. Di dalamnya tertulis tentang profesionalisme seseorang yang ingin menekuni pekerjaan dari rumah. Intinya tidak bisa seenaknya.

 "Bekerja dari rumah itu juga ternyata perlu usaha tersendiri. Mungkin dua atau tiga kali lebih keras dibandingkan saat bekerja kantoran,"....Brilyantini.

Membacanya buku ini saya jadi senyum-senyum sendiri.  Mbak Brilyantini benar-benar kasih cermin ke saya,  bagaimana rempongnya jadi ibu rumah tangga sekaligus ngurusin klien. Belum lagi, yang tiba-tiba konsentrasi pecah ketika ada tetangga yang memanggil, tukang sampah, tukang sayur, pak pos dan sebagainya. Hhehe....

Waktu 24 jam berasa ngepas banget. Padahal pekerjaan domestik sudah banyak dibantu oleh ibu saya yang tinggal bersama. Betul kata Mba Brilyantini, "...menjadi pekerja lepas memang tidak punya jam kantor tetap. Hal tersebut membuat kita harus siap bekerja kapan pun dan di mana pun,"





Hehhe..Meili anak pertama saya suka complain juga ketika Mamanya di hari Minggu masih di depan laptop, nggak jalan-jalan. Akhirnya saya bikin kesepakatan, kalau mau jalan-jalan, tolong bantu Mama ya,..jangan berisik dan bolak-balik ke kamar Mama biar pekerjaan Mama cepat selesai. Atau, jangan ribut dengan adiknya Barra" . 

Tidak jarang pula,  jadwal liburannya disesuaikan dengan jam selesai kerjaan. Kalau sore, ya sore harilah keliling-keliling..nggak jauh sih, yang penting bisa keluar rumah menikmati hal-hal di luar rutinitas anak-anak di sekolah. Bisa cuma minum es atau makan tahu gejrot di pinggir jalan dan sebagainya. 




Mbak Brilyantini yang notabene sudah 20 tahun bekerja kantoran ini juga memberikan tips-tips bagaimana kita menjual diri "personal branding" lewat media sosial atau blog, sampai perangkat kerja yang musti kita lengkapi. Untuk melengkapinya bisa sambil jalan, kalau ada honor lebih bisa disisihkan untuk membeli perangkat kerja. Yang nggak kalah penting adalah mengatur keuangan. Maklum, hidup kita tidak dijamin kantor, yang tiap bulan pasti gajian. Apalagi suami juga pebisnis. Ngaturnya memang harus cermat. Jangan lupa juga, alokasikan dana silaturahmi dan sedekah untuk memperlancar rejeki. Karena, hidup ini tidak matematis. Banyak hal ajaib yang tidak bisa dimatematikakan dalam memperoleh rejeki.

Pada halaman pamungkas, Mba Brilyantini menampilkan kisah-kisah inspiratif ibu rumah tangga yang sukses berkarir dari rumah. Benar-benar membuat saya jadi makin bersemangat dan introspeksi diri, kalau saya masih jauh dari harapan ibu yang ideal bekerja dari rumah.

Yuk, kita saling berbagi manfaat !