Kegalauanku Akhir-akhir Ini
Galau, seperti inilah rasa yang aku alami hampir dua minggu ini. Jadi ceritanya, kurang lebih dua minggu lalu, aku ditelpon oleh salah seorang klienku. Dengan penuh semangat, klienku yang berposisi sebagai General Manager itu menawarkan pekerjaan untukku. Aku yang memang sedang rada santai, karena hanya mengerjakan satu proyek content web untuk Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten, penuh semangat langsung merespon tawarannya.
Sebenarnya ada juga proyek sosial media, tapi masih belum berstatus menunggu. Ya, ini dah kali ketiga aku diajak gabung dalam proyek sosial media garapan suatu perusahaan web ternama di Jakarta. Hehehe tetapi dengan berbagai alasan, akhirnya hingga detik ini belum juga terealisasi. Alasan yang cukup ampuh, kalah bidding. Ya...bisa diterima. Namun begitu, rekananku di perusahaan itu tetap memberiku harapan bahwa proyek sosial media kali ini pasti berhasil. Ya sudahlah, aku tunggu keberhasilan penawarannya lagi.
Meilia dan Barra, anakku yang pintar dan lucu |
Keesokan setelah ditelepon oleh Si GM itu, aku menyanggupi datang ke kantornya di kawasan Kebon Kelapa. Hmm, sudah lama juga aku tak berkunjung ke kantor ini, sejak Mei 2013. Tepatnya setelah proyek conten webku selesai. Bulan Agustus 2013, aku masih dipercaya juga menggarap proyek sosial media dari kantor ini, tetapi tidak sempat mampir. Hanya koordinasi via imel, hp dan telepon saja. Sekalipun rapat, dilaksanakan di tempat kliennya di suatu kementerian di Jalan Gatot Subroto. Jam 11 tepat seperti janjiku via telepon, aku langsung diterima oleh Pak GM dengan ramah. Tanpa banyak berbasa-basi, dia langsung menjelaskan tentang kebutuhannya terhadap skill-ku.
Jadi, perusahaan kontraktor stand dibawah bendera Kompas Gramedia ini sedang mengalami penurunan target. Banyak sebab, diantaranya, sales yang kurang fight dalam menjual, sales yang kurang banyak hubungan dengan relasi, kalah harga, dan sebagainya. Singkat cerita dia menawarkanku mengisi posisi sebagai marketing intelligence. Tugasnya rada merepet ke marketing executive juga. Seperti aku diminta mapping klien/pasar, memperkenalkan/mempromosikan perusahaan, mencari pasar baru, mengindentifikasi klien, menganalisa kompetitor dan sebagainya. Hmm cukup menantang bagiku. Pak GM ini pun sangat optimis dari nada bicaranya yang langsung terhadap kemampuanku. Apalagi aku cukup PD menjelaskan tentang penyebab yang mungkin saja membuat penjualan tidak mencapai target. Serta merta Pak GM langsung menerima aku.
Usut punya usut juga. rupanya Pak CEO kantor ini menurut Pak GM yang merekomendasikan aku agar bisa berada di posisi tersebut. Wah rada GR juga hehhehe..Langsung aku pun semangat ingin ambil bagian menyukseskan perusahaan ini. Meski ini bidang baru, aku mencoba untuk optimis bisa melaksanankannya sesuai harapan mereka. Sekedar informasi saja, Pak CEO sudah mengenalku hampir setahun lalu. Aku mewawancarainya sebanyak tiga kali untuk kebutuhan content web. Alhamdulillah, kapabilitas dan kepiawaianku dalam mewawancarai, rupanya menarik perhatiannya sehingga aku kerap diajak mengerjakan sejumlah proyeknya.
Tetapi ada yang mengganjal atas tawarannya kali ini yaitu masalah status. Perusahaan ini sangat membutuhkan status karyawan, yang datang sesuai jadwal, dan bekerja selama lima hari. Ditambah lagi, mungkin pekerjaanku yang menyangkut database dan kerahasiaan juga sehingga dikhawatirkan aku berkhianat. Yaa bisa dipahami. Sementara di sisi lain, aku masih memikirkan keluarga, anak-anakku yang makin butuh perhatian ibunya serta tanggung jawab dengan klien di Balai Perlindungan Sosial, sehingga status karyawan masih terasa berat. Pak GM waktu itu tak masalah. Yang penting aku bisa melaksanakan kewajibanku dengan penuh tanggung jawab. Namun, ganjalan datang hari HRD yang berat dengan status freelancer. Pak GM menandaskan di depan aku dan HRD, ini perintah Pak CEO. Namun langsung dijawab diplomatis oleh HRD, bahwa semuanya harus memenuhi prosedur. Ya..apa boleh buat sampai di penghujung pertemuan, aku masih keukeh dengan status konsultan.
Dan, dah kebayang juga, aku harus berbuat apa dan butuh apa untuk menunjang pekerjaanku. Pekerjaannya lumayan berat, energi fisik dan pikiran cukup terkuras. Apalagi perusahaan ini belum mendukung untuk penyediaan website (proyek website ku yang belum dituntaskan karena masalah desain) dan social media, benar-benar butuh perhatian. Tapi aku anggap ini sebuah petualangan yang menarik, jadi marketing intelligence. Sesuai proesedur, akhirnya siang setelah pertemuan, aku harus menjalani psikotes dan sorenya HRD meneleponku untuk mengirimkan data tambahan tentang kelebihan dan kekuranganku sekaligus mengingatku untuk membuat rencana. Paginya, aku dah mengirimkan data tambahan tentang diriku, sedangkan rencana pekerjaan atau goal plannya belum kukirim. Alasannya,masih menunggu respon dan akan mengirimkannya langsung sambil menjelaskan.
Atas masukan dari seorang karyawan yang udah belasan tahun di perusahaan ini, menyarankan sebaiknya statusku sebagai konsultan. Mengingat, sistem manajemen di perusahaan ini masih belum baik. Katanya, pekerjaan marketing intelligence atau marketing executive sebenarnya bukan hal baru. Dulu sudah pernah ada, tetapi karena lagi-lagi masalah manajemen akhirnya sempat tidak mendapatkan perhatian dan kini departemen yang membawahinya pun dibekukan.
Perusahaan ini juga tidak memiliki Public Relation yang mengurus masalah citra, hubungan klien dan promosi dan sebagainya. Banyak PR yang harus dibenahi. Dan, status konsultan menurut temanku yang karyawan itu sudah tepat, agar aku bisa melihat secara komprehensif permasalahan dan ikut membenahinya dalam kaca mata orang luar. Bismillah, aku tetap pada penawaranku. Tetapi sampai hari ini belum juga dihubungi. Sepertinya mereka tidak bisa menerima statusku sebagai freelancer.
Perusahaan ini juga tidak memiliki Public Relation yang mengurus masalah citra, hubungan klien dan promosi dan sebagainya. Banyak PR yang harus dibenahi. Dan, status konsultan menurut temanku yang karyawan itu sudah tepat, agar aku bisa melihat secara komprehensif permasalahan dan ikut membenahinya dalam kaca mata orang luar. Bismillah, aku tetap pada penawaranku. Tetapi sampai hari ini belum juga dihubungi. Sepertinya mereka tidak bisa menerima statusku sebagai freelancer.
Segala sesuatu datangnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Jujur, sebenarnya aku berharap bisa menjadi bagian dari mereka. Segudang rencana sudah aku siapkan untuk menunjang pekerjaanku nanti. Kegalauan kembali bergulat di benakku, apa aku harus kembali bekerja kantoran setelah aku tinggalkan sejak awal Januari 2013...Ujian kesabaran memang tengah menerpaku. Satu sisi pekerjaan wirausaha, penghasilannya tidak menentu. Sisi lain, aku butuh penghasilan pasti per bulannya untuk membantu suami. Minimal uangku bisa untuk berlibur dan melakukan hal-hal menyenangkan bersama anak-anakku. Alhamdulillah, aku tidak berkurangan, tetapi aku hanya butuh sesuatu yang lebih. Ya Allah beri aku petunjuk..
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas masukan dan komentarnya.