Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Garuda Superhero, Inspirasi Jagoan Anak Indonesia



Garuda, hmm namanya memang Indonesia banget. Si Meili (9 tahun), anakku membayangkan burung Garuda. Sedangkan si Barra (4 tahun), mendengar Mamanya merencanakan mau nonton film Garuda Superhero, serta merta langsung nyamber menyanyikan Garuda Pancasila. Hehhe..

Teaser Garuda Superhero, sudah kami lihat sewaktu kami sekeluarga menonton Merry Riana (28/12). Suara dentuman ledakan yang cukup keras, membuat Barra menutup telinganya. Ma...itu bom meledak..!” Meili pun langsung request, mau nonton Garuda pada tanggal 8 Januari 2015.

Wahh, pucuk cinta ulam pun tiba. Alhamdulillah, nggak pernah menyangka kalau mendapatkan undangan gratis nonton Gala Premier Garuda Superhero di XXI Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan (6/1). Terima kasih Mba Jatu Mursito (film publicist Garuda Superhero) atas undangannya..suprise banget.

Waktu terasa begitu cepat ya Mba Jatu. Rasanya baru kemarin, kita saling sharing tentang media sosial dan proyek menulismu. Ternyata Alhamdulillah filmnya sudah jadi. Bukan main jerih payahmu berduet mesra dengan mantan pacar Mas Shabana Amin, mempromosikan film ini. Mulai dari membuat materi dan merancang promosi di media sosial, roadshow ke berbagai kota, berpameran, workshop animasi film di sejumlah sekolah, meet and greet, sowan ke media, sampai serasa jadi pemilik XXI ya mba..membooking gedung bioskop untuk Gala Premier.

Mba Jatu, tercantik diantara para pria ini. Pak Aminnya ada di paling kanan.


Begitu sampai di XXI Epiwalk, wuihhh sudah padat oleh rekan-rekan media, para aktor dan aktris, serta sejumlah undangan penting lainnya. Serasa jadi wartawan lagi. Bawaan orok wartawanku selalu muncul kalau kumpul-kumpul dengan teman-teman seprofesi dulu. Maunya tanya-tanya banyak dengan para aktor yang bersilweran di hadapanku.  Sepertinya malam itu banyak wartawan foto. Aku kenali beberapa teman fotografer  yang berada di sana.

Pukul 19:00 wib, seluruh undangan sudah memadati theater 6. Bahkan meluber, tak dapat seat. Mereka berkerumun di samping layar, lesehan Hmm,  bagi media, tentu tak menjadi masalah ya, justru jadi lebih seru nonton di XXI rasa layar tancap :)

Malam itu, Gala Premier dibuka dalam dua term, pukul 19:00 dan 21:00 Wib. Aku masuk dalam rombongan media, pemain film dan kru-nya. Ada Slamet Raharjo, Robby Sugara, Rizal Al-Idrus (Garuda), Alexa Key, Inzalna Balqis, Kia Putri dan beberapa pemain lainnya. Termasuk juga sang suradara X Jo, produser Dhoni Ramadhan dan Executive Produser Drs. H Mulyadi. Pastinya ini menjadi pengalaman pertama Meili, bisa nonton bareng artis. Ia sangat senang. 



Sesuai dengan namanya, superhero, film besutan Putaar Production ini memang full menampilkan  kisah heroik seorang jagoan yang bermisi memberantas segala tindak tanduk  kejahatan yang ingin menguasai dunia. Sobat yang gemar superhero, pastinya sudah familiar dong ya  dengan sosok Batman, Superman, Iron Man, atau juga Robocop. Kira-kira seperti itulah..sosok Garuda Superhero disuguhkan. 

Berkiblat pada superhero Hollywood, boleh dikata hampir sepenuhnya  film ini mengadaptasi baik karakter tokoh jagoan, penjahat dan imaji situasi yang menyerupai film Hollywood. Jika Batman punya Gotham City, maka Garuda Superhero pun mengambil fragmen lokasi Metroland City.



Ceritanya, Indonesia digambarkan sebagai negara adidaya yang memiliki peralatan canggih di bidang nuklir luar angkasa. Wow..semoga dream comes true nih. Ketika itu planet bumi sedang dihebohkan oleh ancaman serangan asteroid. Masyarakat dunia panik karena kehidupan akan segera berakhir. Di tengah kepanikan tersebut, Indonesia eksis memberikan solusi yaitu MAT Gatot Kaca, senjata penghancur asteroid berkekuatan 100 kali bom nuklir Hiroshima, Jepang. 

Namun sayang, di tengah upaya Indonesia menghancurkan asteroid ini, munculah King Durja, tokoh antagonis atau penjahat yang diperankan oleh pemain kawakan Slamet Rahardjo.  Ia ingin merebut MAC Gatot Kaca untuk menguasai dunia.  Di sinilah babak pertarungan  dimulai. Sosok Bara Derma (Rizal Al-Idrus) yang tak lain adalah Garuda Superhero muncul untuk menyelamatkan bumi dari misi jahat King Durja. 

Ayah Bara adalah seorang polisi berpangkat rendahan yang mati terbunuh karena menyelamatkan Tuan Derma. Bayi Bara yang bernama Garuda ini kemudian diangkat anak oleh Tuan Derma (Robby Sugara), konglomerat dermawan yang banyak membiayai penelitian ilmiah untuk menyelamatkan bumi. Di tengah keadaan genting, Tuan Derma  disandera King Durja untuk mendapatkan MAC Gatot Kaca. Bara yang kala itu belum menjadi Garuda Superhero sedang  menyepi di Tibet, diminta segera kembali ke Metroland City oleh anak Tuan Derma yang diperankan oleh Inzalna Balqis. 



Dalam suatu perjalanan, Bara bertemu dengan seorang dokter anonim yang juga sedang dalam bahaya. Nyawanya terancam dibunuh oleh mahluk ciptaannya sendiri (mutan) yang mengincar serum penelitiannya. Dokter ini mengenal baik Tuan Derma yang katanya akan membiayai proyek penelitiannya yang belum tuntas. Di sinilah cikal bakal Bara menjadi manusia Superhero. Dokter ini menyuntikan serum sehingga menyulap Bara menjadi manusia berkekuatan super yang sebanding dengan kecanggihan penjahatnya. Dan, tentu saja bisa ditebak, akhir dari film ini, jagoan berhasil memenangkan pertarungan :)

Teknologi CGI


Berdurasi 80 menit,  film bergenre action fantacy ini mengajak penonton menikmati sekuel-sekuel visual yang 90 persen dikemas dengan mengggunakan teknologi  Computer Generated Imagery (CGI). Teknologi ini perdana digunakan dalam industri perfilman Indonesia.

Dalam teknologi CGI, seluruh proses pembuatan film hanya dilatarbelakangi green screen dan berlangsung di studio. Di sini, pemain mutlak dituntut berimajinasi berlaga seperti keadaan sesungguhnya ; menghindari ledakan, dikejar-kejar penjahat, gedung meledak, dan dentuman senjata yang siap merenggut nyawanya. Latar belakang lokasi pun diciptakan penuh rekayasa digital. Kalau bukan aktor yang mumpuni sekaliber Slamet Rahardjo atau Agus Kuncoro, rasanya sulit beradegan imajinatif. 

Jupe sebagai manajer promosi sedang mengcoach anak-anak. 


Yang membanggakan, seluruh proses rekayasa digital dengan animasi matte painting ini dikerjakan oleh animator asli Indonesia. Mereka berasal dari Yogyakarta, Malang, Padang, Jakarta, dan Solo. Namun memang, harus diakui, masih perlu proses penyempurnaan. Sequel-sequelnya masih terlihat kasar. Pemain dan gambaran adegan yang dimainkan seperti bagian yang terpisah. Mungkin kalau tidak 90 persen menggunakan CGI, kekasarannya bisa dieliminasi.

Alurnya dari awal sudah langsung mengajak penonton dalam sebuah pertarungan.  Suara tembakan dan dentuman keras gedung-gedung bertingkat yang hancur dibom. Ya...sebuah ilusi menggambarkan kota yang sedang genting, porak-poranda. Suara-suara keras serangan kota yang sedari awal disuguhkan, memang mengejutkan anak-anak. Bikin kaget, begitulah istilahnya. Meili beberapa kali menutup telinganya.

Tetapi, jangan juga jadi khawatir dengan efek dentuman dan ledakan yang keras ya ayah bunda. Seiring dengan perjalanan durasi, lama-lama jadi terbiasa terdengar di telinga anak. 


Yang patut diapresiasi dalam film ini, meski berkiblat pada Hollywood tetapi sangat memperhatikan norma yang sesuai dengan usia anak-anak. Tidak ada adegan berciuman yang biasanya ditampilkan jagoan yang berhasil memenangkan pertempuran. Begitu pun pertempurannya, nyaris tanpa darah dan kekerasan sadis. Cocok banget dikonsumsi keluarga Indonesia.


Rizal Al Idrus, Garuda Superhero


Sosok Garuda Superhero, Rizal Al Idrus pun dipilih cukup cermat, sengaja bukan dari bintang film yang umum  dikenal di layar kaca. Tetapi lebih melihat pada faktor  “kebersihannya” dari gosip-gosip selebriti, sehingga benar-benar diharapkan dapat menjadi figur teladan bagi anak-anak.  Mengawali karir entertainmennya sebagai bintang  L-Men of the Year 2012, pria asal Gorontalo ini rupanya adalah seorang dokter. Dari segi tampang..hmm pastinya nggak bikin bosen dilihat heheh.

Sayangnya sosok kepribadian Garuda kurang begitu ditonjolkan dalam film ini. Kalau bisa ditonjolkan lebih gamblang tentang kepribadian dan misi hidup yang lebih bermakna dari seorang jagoan, pastinya transfer nilai-nilai patriostisme, ksatria akan lebih mengena pada anak-anak.



By the way, apapun itu, harus diakui PR-nya masih banyak. Namun begitu, keberanian menghadirkan film Garuda Superhero oleh Garuda Sinergi Putaar Sinerma patut diacungi jempol. Ini adalah film superhero pertama yang menggunakan teknologi CGI. Untuk membesutnya pun butuh waktu lama, yaitu 10 tahun. Banyak persiapan yang harus dipenuhi. Tak hanya perkara finansial yang besar, sekaligus juga SDM yang menggarap teknologi tersebut. Kalau hanya selalu menunggu siap baru bergerak, ya tidak bakal siap-siap. Yang terpenting muncul dulu dan lihat respon yang terjadi.

Garuda Superhero adalah penggebrak dan penggairah industri perfilman Indonesia  naik kelas. Diharapkan, ke depannya akan tumbuh subur sineas-sineas Indonesia untuk menciptakan debut yang lebih baik lagi. Kabarnya, film superhero Gundala Putra Petir tengah digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo.Makin keren..




Sekarang tinggal kamu nih sobat...! Pedulikah terhadap film-film Indonesia karya anak bangsa ? Kalau peduli, yuk ajak keluarga tonton Garuda Superhero di bioskop kesayangan, mulai tanggal 8 Januari 2015.

Follow fanpage Garuda Superhero dan twitter @GarudaSuperhero
Oya, kostum Garuda Superhero juga dibuat oleh perajin Indonesia loh..Bangga ya.

3 komentar:

  1. wah... jd penasaran pingin nonton filmnya...

    BalasHapus
  2. Aku juga pengen penasaran nonton, hihii

    BalasHapus
  3. aihh,,penasaran,,,
    blog ini aku nominasiin di liebster award :)
    http://dayanasweet137.blogspot.com/2015/01/liebster-awar-dari-dan-untuk-sobat.html

    BalasHapus

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.