Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Menikmati Sepeda Motor Listrik di Monas



Hai sobat, pasti ada yang udah pernah jalan-jalan ke Monas ya...

Minggu kemarin, kami sekeluarga jalan-jalan ke monumen setinggi 132 meter itu. Ini sebenarnya bukan kunjungan perdana. Kami sudah beberapa kali kali bermain ke sana. Hhehe kalau dari jarak rumah kami di Cileungsi cukup jauh juga ke Monas. Kurang lebih 2 jam jika kondisi lalulintas tidak begitu ramai. Kalau ramai, wahh bisa 3 jam lebih.

Tapi demi mengenalkan kepada anak-anak tentang salah satu sejarah perjuangan bangsa, hmm dibela-belain deh. Meski pada kenyataannya, gambaran sebuah museum yang ideal dari Monas itu masih jauhh sekali dari harapan. Paling daya tarik utama kebanyakan pengunjung adalah melihat kota Jakarta dari puncak tugu. Hhehe, jangan tanya ngantrinya, pake banget pokoknya deh. Dan, jujur sampai detik ini, aku belum pernah naik sampai puncaknya. Waktu kunjungan sebelumnya, sudah diniatkan mau naik, tapi sedang ada perbaikan lift.

Dalam kunjungan kami Minggu (14/12), kami tidak ke dalam Monas.  Kami hanya menyaksikan beberapa pameran di sana yaitu pameran kuliner, pameran Alusita-kerdirgantaan, dan pameran produk daur ulang. Semuanya diselenggarakan di area luar ruang Monas.

Jangan tanya mataharinya ya. Wahhh terik banget. Tapi bagi anak-anak, tak ada kata terik dan kepanasan. Mereka tetap gembira dan semangat bermain.

Salah satu permainan yang diminati anak saya adalah sepeda motor. Baru satu kali Kakak Meili belajar motor ehhh sudah bisa ngacir sendiri berboncengan dengan adiknya, Barra.


Was-was juga aku mengawasinya. Khawatir jatuh atau menabrak orang yang ramai lalu lalang. Sambil terus mengawasi gerak-gerik buah hatiku, aku mengabadikan beberapa gambar kegembiraan mereka.

Oya, harga sewa motor listrik ini cukup 'murah'.  Hanya Rp 30 ribu per 20 menit. Tetapi pada kenyataannya, kami bisa menaiki lebih dari 20 menit. Abangnya tidak mencari dan malah mendiamkan saja anak-anak bermain. Malah, kalau sedang tidak ramai, abangnya menunggu sampai secape anaknya saja. Hmm.. Aku jadi tidak enak sendiri..hehehe kesadaran aja kali ya menghentikan permainan.

Sambil menunggu Meili dan Barra bermain, aku ngobrol sedikit dengan Abangnya yang sepertinya asli Batak. Dulu -sebelum ada razia, setiap hari, si Abang mangkal di halaman Monas. Tetapi setelah ada razia, Si Abang jadi cuma akhir pekan saja leluasa mengoperasikan dagangan 'sewa sepeda motor listriknya". Sisa-sisa harinya, dia operasikan di lingkungan rumahnya. Dan, sambil melihat-lihat momen. Kalau ada momen acara di Monas, pasti Si Abang ini eksis.  Ada lebih dari 10 sepeda motor listrik yang dimilikinya baik ukuran besar maupun kecil. Lumayan juga ya.
Yuk teman-teman jalan-jalan ke Monas. Setiap akhir pekan di halaman Monas kerap ada acara. Gratis loh masuknya. Cuma bayar parkir saja. Kalau parkir di Stasiun Gambir, tarifnya Rp 4000 per kedatangan, dan Rp 3000 per kelipatan satu jam.Untuk tarif parkir di luar Stasiun Gambir rasanya tidak beda jauh, atau bisa kompromi dengan petugas parkirnya.

Meski saat ini Monas belum menjadi destinasi wisata yang bagus, tetapi rencananya Monas akan benar-benar difungsikan menjadi sebuah museum lengkap dan moderen, serta pusat kesenian Indonesia. Di sinilah nantinya ajang eksistensi seni dan budaya dari seluruh Indonesia.



Kalau melihat ide awalnya dari Bung Karno, presiden kita yang pertama, Monas memang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Semangat yang terus menyala dan berkobar dilambangkan lewat  seonggok emas 81 kg yang dikreasikan bak lidah api di atas tugunya.

Hanya saja, manajeman dan pengelolaan Monas belum sesuai harapan. Padahal, Monas sudah dibuka sejak 12 Juli 1975 loh. hmm..mungkin pemerintah sebelumnya, punya prioritas lain. Tapi syukurnya, sekarang pemerintah DKI Jakarta kembali "mengurus" Monas untuk menjadikannya destinasi kebanggaan nasional. Museum lengkap perjuangan bangsa. Selain itu, rencananya di halaman Monas akan dibangun taman bunga empat musim. Wahh keren ya..Insya Allah bisa terwujud dan dilancarkan prosesnya. Mengingat Monas merupakan aset bangsa yang harus dirawat dan dipelihara

Jadi, harap maklum ya jika teman-teman yang berkunjung tidak bisa sepenuhnya menikmati ruangan demi ruangan di dalam tugu tersebut. Sebagian wilayah interior Monas sedang dalam perbaikan.  Bagi yang ingin menyelenggarakan event atau pameran, hanya diperbolehkan di depan halaman Monas setiap akhir pekan. 
Sambil menunggu persiapan mempercantik Monas, sebagai warga negara yang baik, mari kita dukung. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan di sekeliling halaman Monas. Pasalnya, banyak banget sampah bertebaran di taman-taman dan hutan kota di Monas. Kesadaran pengunjung dan pedagang kaki lima untuk menjaga kebersihan lingkungan masih minim. Pantas saja sih, pemerintah DKI Jakarta giat melakukan razia pedangan dan gepeng di seputaran Monas. Itu semua demi menjaga keindahan Monas agar bisa dinikmati warga masyarakatnya juga.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.