Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Teman Berkhianat, Malah Jadi Berkah

Dalam berbisnis, teman itu memang tidak sedikit yang malah menjadi musuh atau mencoba menusuk dari belakang. Wuiihh serem ya. Tapi jangan membuat Anda jadi malah takut untuk menjalin pertemanan. Terimalah dengan hati dan tangan terbuka siapa saja yang ingin berteman. Karena, kita tidak pernah tahu, siapa saja diantara teman-teman kita itu yang sesungguhnya memang pantas menjadi teman.

 Yaa, kalau saya sih prinsipnya, 'positif thinking" saja. Kalau memang ternyata, ada teman yang niatnya atau berubah jadi negatif ke kita, biarlah Allah saja yang mengurus. Tugas kita hanya mencoba sebaik mungkin menjalin pertemanan. Saya sih percaya, Allah selalu melindungi saya dari orang-orang yang mencoba "mencelakai" atau "menodai" pertemanan dengan cara yang tidak senonoh.

Mau share dikit aja tentang pengalaman saya berteman, yang sampai sekarang, jujur sudah saya maafkan, tapi "tidak anggap pertemanan" lagi. Biasa saja, anggap saja dia tidak pernah menjadi teman saya hahahha. Meski begitu, saya tidak berkeinginan men-delete-nya dari pertemanan di Facebook. Hanya tidak berinteraksi saja dan anggap tidak mengenal untuk mengobati rasa kekesalan yang benar-benar memuncak.

Sebenarnya saya dan dia (cowok) nggak gitu kenal-kenal banget. Hanya pernah satu organisasi di Bandung. Itu pun nggak intens ya berhubungan. Hanya sesekali bertemu dan jalan bareng untuk suatu kegiatan. Setelah lulus, saya kembali ke Jakarta. Dan, dia masih di Bandung, karena memang dia berasal dari salah satu daerah di Jawa Barat. Dan, saya benar-benar tidak mengetahui lagi jejaknya.

 Sekitar 6 tahun kemudian, kami bersilaturahmi kembali melalui facebook. Jadilah obrolan ringan dan cukup mengakrabkan. Rupanya, dia telah menikah dan punya anak. Aku pun begitu, dah punya anak satu. Kami bercerita tentang keluarga masing-masing. Seperti biasalah gaya dia yang menurutku sih norak ya..rayu2, dan memuji. Hehe dikiranya aku perempuan yang mudah hanyut dalam kata-kata manis cowok. 

Dia kerap menghubungi untuk sekedar curhat tentang rumah tangganya. Yaa, aku hanya menjadi pendengar saja dan sedikit kasih masukan. Aku sih mencoba netral. Singkat cerita, akhirnya mereka bercerai. Komunikasi kami sempat terputus sekian tahun. Jujur, aku malas aja ngaledin orang yang cuma curhat aja. . Sesekali kontakan untuk basa-basi kabar.

Kami baru intens berkomunikasi karena ada kepentingan. Saya kebetulan sudah risain dan sedang mengendus-ngendus bisnis yang sesuai. Waktu itu, saya sedang menggarap proyek web content sebuah perusahaan kontraktor. Nah, bukan suatu kebetulan, dia memang membidangi pekerjaan web desain dan sejumlah instalasi IT, atau jaringan gitu deh. Karena ada kepentingan yang sama, sama-sama ingin bisa berbagi informasi proyek, akhirnya kami pun bertemu. Saya bersama tim, dia juga dengan temannya yang seorganisasi di Bandung. Intinya, kami bisa kolaborasi, menggarap proyek di perusahaan yang sama. Jujur, saya sempet terkesan dan percaya 100 persen, dia orang baik dan bisa menjadi teman bisnis. Dia cerita banyak tentang lika-liku membangun bisnis IT dengan "kesendirian"

Kami intens berkomunikasi. Lagi-lagi dia memang sering curhat hal-hal pribadi. Kali ini saya layani, karena memang saya ingin membantu dia mencari pasangan hidup dan sukses dalam bisnisnya.  Kalau nelpon pun lama sekali. Aku  aktif memperkenalkan dia ke sejumlah rekan-rekanku sekaligus promo bisnisku juga : web content, web desain dan instalasi jaringan. Aku percaya diri bakal sukses  dengan berkolaborasi bersamanya. Dia sering menelponku untuk sekedar menanyakan proyek-proyek yang bisa dikerjakan bareng.

Sampai pada suatu ketika, teman dekatku sewaktu kuliah dulu ingin membuat website plus web content-nya.  Sebut saja namanya A. Langsung saja aku ambil kesempatan ini. Dengan gaya marketingku, aku yakinkan A, kami bisa mengerjakan web dan content sesuai harapan. Tapi untuk harga web desain, aku langsung hubungkan A ke temanku itu. Karena, dalam hal ini aku tidak mau intervensi harga web desain. Yang penting bagianku di content dah dialokasi. Lumayan sih angka proyeknya. Konsep web contentnya yang aku tawarkan pun, disetujui A. Dengan semangat full, aku sampaikan ke temenku itu untuk membuat web yang bagus agar proyeknya bisa berkembang biak. Siapa tahu juga si A yang jomblo dan dia yang juga lagi sendiri bisa berhubungan lebih. Karena aku benar-benar menilai dia orang baik. 

Jadilah mereka saling bernegosiasi harga. Herannya, temenku  itu sebut saja B sama sekali tidak melaporkan progressnya ke aku. Aku tahu perkembangan negosiasi bisnis ini dari si A. Si A beberapa kali komplain, karena harga yang diajukan B itu tinggi sekali. Padahal sudah disampaikan, kalau alokasi bujetnya tidak bisa di atas angka proyek untuk penunjukan langsung. Tetapi si B, memberikan harga hampir dua kali lipat. A pun berapa kali minta ubah, hanyaa diubah sedikit. Mau tak mau, ini proyek hampir batal karena tingginya harga yang B buat. Harga dia rupanya belum memasukkan harga content. Padahal aku dah beberapa kali bilang, dari bujet segitu dah termasuk content sekian dan dengan harga jaringan, B pun setuju. 

Tapi, kenyataannya, ketika berhubungungan dengan si A, lain lagi. Aku jadi bingung, apa sih maunya. Si A pun cape bolak balik minta negosiasi harga. Karena aku tahu pasaran web itu berapa, juga  spanneng dengan penawaran yang B ajukan, tinggi sekali. Masa cuma web doang bisa di atas 50 juta..Welehhh...Dan aku dah sampaikan jangan masukkan harga IT atau instalasi lainnya, cuma web  dan contenT. Konyolnya, dia tak pernah men-cc-kan imel penawarannya ke aku. Aku tahu semua harga pengajuannya dari A yang memforward imel-imel penawaran B. Kalau harga dah sesuai dengan bujet A, Si A, malah ingin memperpanjang kontrak sampai setahun untuk content. A sudah sampaikan ke aku harga perpanjangan kontraknya.

Namun, sama si B, perpanjangannya itu dibuat dengan harga content yang sangat murah. Ongkosnya saja sudah tidak mencukupi, bagaimana dengan jasa menulisnya. Sementara, dia membesarkan dana maintenance web. Wahhh,,,setahuku maintenance web itu ga perlu kalee harus dianggarin tiap bulan. Kan bisa sesuai dengan case saja. Kecuali bayar sewa domain yang cuma sekian ratus ribu.

Saya menolak tarif untuk content yang dia ajukan,  dia juga tidak setuju dengan harga yang saya tawarkan. Akhirnya saya mundur, tidak mau mengambil proyek ini daripada ke depannya tidak baik dan tidak sehat bagi hubungan pertemanan. Dari awal dealing proyek pun sudah nggak sreg karena ketidakjujurannya. Tanpa mencoba mencegah kemunduran saya yang mulai agak marah, dia malah   dengan "senang hati" menyetujui. Dan, dia balik menawarkan jasa content sendiri alias content yang ditulisnya sendiri. Temenku si A itu kaget, Lohhh gimana sih, saya justru memberikan proyek ini karena saya percaya sama ika, bukan sama kamu. Kok malah kamu yang mau ambil alih semuanya..."" kata temanku yang menelponku dengan berang. Akhirnya...dengan serta merta A batalkan proyek itu ke dia dan minta saya yang handel semuanya. 

Alhamdulillah, akhirnya saya pegang proyek itu dan kelar sudah. Saya membeli putus web desain dan tinggal saya supervisi hasilnya.  Klienku pun puas, bahkan berniat memberikan lebih banyak proyek lagi. Sementara, B..ehhe say good bye lah.. Aku cuma sms : Cukup tahu tentang kamu..." Sampai saat ini kami tidak berkomunikasi.

Alhamdulillah dengan kasus ini, aku jadi terhindar dari niat buruk teman. Aku langsung menghubungi temannya yang waktu itu diajaknya bertemu aku. Niatnya ingin membatalkan kerja sama menggarapa proyek IT dengannya juga. Tapi rupanya, teleponku malah membuka tabir siapa si B sebenarnya. Menurut temanya,  B itu memang tidak baik dalam berbisnis. Tidak beretika, suka makan proyek sendiri , padahal itu proyek bersama.. Temannya memberikan contoh-contoh kasus yang pernah ditangani bersama yang hasilnya dimakan B sendiri.  Dan, sebenarnya temannya itu sudah malas menjalin relasi dengan si B, tapi  B katanya ingin berubah dan menjual namaku, makanya dia mau ketemu dengan B lagi,

Rencana temannya yang mengajak B untuk menggarap proyek IT, langsung gugur. Dia sudah menaruh curiga, kalau B akan bermain dengan intrik yang sama. "Kasus di depan mata sudah terlihat.."ujar temannya yang menceritakan tentang proyek B di suatu instansi banyak masalah karena ulah si B juga, dan memintanya untuk membantu menyelesaikan.

Wahh bahaya juga ya teman yang seperti ini. Mau berbisnis bareng, malah kitanya yang dimakan. Padahal itu proyek datangnya dari saya. hahaha. Hati-hati deh, semoga kalian tidak bertemu dengan orang kayak gini. Cukup tahu saja..bahwa banyak orang 'berselimut malaikat" malah "menjadi setan" heheh berkahnya, kita yang mau "dimakan" malah kebanjiran proyek. Terima kasih ya Allah. Semoga B sadar, dan mau berubah. Sayang sekali, rejeki tidak berkah kalau prilaku buruknya ini dipertahankan.







3 komentar:

  1. wuih menarik sekali ya mbak. dan jujur saya ingin belajar bagaimana menulis konten yang baik . ingin belajar seperti mbak kartina bisa menulis konten sepanjang ini. bisa share ilmunya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh terima kasih atas kunjungannya lagi mas. sebenarnya tulisan yang baik itu nggak harus panjang. Lebih disuka yang singkat, padat dan informatif. Jangan tiru tulisanku di blog ini ya..ini kepanjangan krn isinya memang "curhat" dan gaya bebas seorang penulis. Sama2 belajar aja yuk, saya masih belum seberapa. Isi blog kamu juga dah bagus, tulisannya menarik..malah sebaliknya aku yg belajar dari kamu :)

      Hapus
  2. Memang benar banyak rekan bisnis yg akhirnya menjadi penghianat.. khususnya jika menyangkut penawaran harga yg lebih murah..padahal dari awal ketika mereka masih bodo/ belum mengenal seluk beluk bisnis, kitalah yg dengan kesabaran mengajari mereka supaya pintar.. tetapi begitu sudah pintar, mereka melangkahi kita, mengambil klien kita, serta tanpa malu melupakan kita.. apalagi dijaman serba internet seperti sekarang ini, yang dengan begitu mudahnya bisa mencari barang langsung ke pabriknya.. makanya sekarang saya malas jika ada orang yg dengan alih2 ingin minta diajari berbisnis tapi pada akhirnya menusuk saya dari belakang.. yang saya bicarakan disini adalah bisnis jualan barang & jasa yang membutuhkan keahlian khusus..

    "berpihak bukan hanya karena harga yang murah, tapi karena kualitas, serta pelayanan after sales service yang terjamin"

    terima kasih untuk ibu kartina selaku webmasternya.
    Sukses selalu.

    BalasHapus

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.