Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Ketika Status Cinta Digulirkan di Facebook


Status cinta..hehe kedengarannya memang romantis dan meniupkan suasana sejuk di hati. Senang sekali baca status teman-teman di facebook yang selalu menerbarkan cinta, kedamaian, penuh motivasi dan hikmah. Makanya aku selalu me-like status mereka. Karena jika kita me-like, otomatis kita ikut menebarkan pesan positif dari status mereka.

Tetapi menjelang pemilu, khususnya setelah pencapresan Jokowi diketuk palu oleh PDIP, langsung beranda facebookku bersileweran status hujatan. Sampai geleng-geleng kepala, tangan basah dan bergetar, jantung berdegup kencang menahan emosi. Karena aku tahu bagaimana sesungguhnya beliau, jadi nggak habis pikir sejumlah orang menghujat sedemikian kasarnya dan tidak beretika.

Menurut saya yang paling kasar adalah ketika ayat-ayat Allah dipolitisasi. Ketika orang sudah mengafirkan manusia yang lain. Ketika kepercayaan orang mulai diubek-ubek. Tak puas dengan "mengafirkan", lantas berkembang isu "Jokowi Syiah" "Jokowi kejawen". Status kesesatan syiah bertebaran. Intinya Syiah harus diperangi. Sementara, orang-orang yang pro Gubernur DKI ini disebut munafik, fanatis buta. Hmmmm..tarik nafas panjang. Biarlah..orang menilaiku, hak mereka :)

Sempat  tidak bisa tidur menahan emosi sambil terus istigfar dan berdoa semoga Allah berikan kekuatan bagi yang sedang dihujat, diberikan kesabaran tiada berbatas dan memohon yang terbaik bagi pemimpin Indonesia. Dan, berdoa juga bagi yang suka menghujat dengan cara kasar itu segera diterangkan hatinya.

 Alhamdulillah Jokowi pun dalam setiap wawancara dengan media tidak merespon penuh emosi setiap hujatan yang ditujukan kepadanya. Dengan santai, pria kerempeng itu menjawab. "Bagi yang senang, silahkan dipilih. Bagi yang tidak senang, jangan dipilih. Kan biasanya juga gitu.".."Jangan dipikir berat-beratlah. Biarlah masyarakat sendiri yang menilai,"..Subhanallah, kesabaran orang ini.

Saya sempat menimpali status teman-teman yang rata-rata merupakan aktivis parpol yang tersangdung korupsi sapi impor dan teman-teman yang aktif dalam Front Pembela Islam itu dengan menyindir santai. Saya mencoba tidak terbawa emosi. Karena apa bedanya saya dengan mereka jika emosi membabi buta. Malah sebaliknya, saya dekati mereka sambil bercanda dan bersahabat. Hehe, bagi yang enak orangnya,  malah jadi becandaan. Yang lebih lucu, bahkan ada teman yang sampai keluar juga pesan dari lubuk hatinya, bahwa dia mengakui kebaikan Jokowi dan dengan sejumlah alasan pula kenapa dia tulis status kontra terhadapnya. Ternyata memang sentimen agama yang membuatnya emosional. Ya itu lagi-lagi hak mereka. Hanya saya tak ingin umat Islam jadi saling bersiteru dan bikin keributan, hanya karena kepentingan politik yang penuh intrik. Tapi bagi sejumlah teman yang  serius dan tidak open minded (terlalu sektarian), malah semakin esmosi..Ahhh mending kabur aja hehehe.

Di tengah bertebaran status hujatan, aku teringat dengan suamiku. Dia itu pendiam banget. Ngomong kalau yang penting-penting aja. Nggak pernah serius  kalau menimpali sesuatu hal. Jawabannya kalau ditanya hal-hal serius selalu bikin aku nyengir. Contohnya ketika aku tanya mau pilih partai apa, dia jawab,,"pilih parpol brewok aja" hehehe dasar ayah. Suamiku memang berbrewok tipis.

Sudah 10 tahun aku hidup bersamanya, memang nyaris tidak pernah membicarakan keburukan orang lain, apalagi menghujat dan menghina. Aku sampai penasaran dengannya dan sering bertanya. Masa sih dalam hidupnya tidak ada orang yang mengecewakan dia. Apalagi suamiku adalah seorang wirausaha dengan berbagai rintangan di depannya. Pasti ada lah. Dia pernah cerita, uangnya dibawa lari teman bisnisnya. Tapi dia nggak emosi. Santai aja. Dia hanya bilang, "Nggak nyangka. Tampilan luar orangnya baik, polos. Hehhe malah bawa kabur duit saya," ujarnya sambil senyum, tidak ada emosi, tenang sekali.

Bagi kami, uang itu tidaklah sedikit. Saya sudah rada emosi. Ehh suamiku malah tenang-tenang saja. "Biasalah dalam bisnis, pasti ada yang kayak gini," ujarnya singkat dan  case closed. Alhamdulillah, bisnis suami makin baik meski rintangannya juga tidak kecil. Suamiku berbisnis ekspedisi truck bersama temannya. Saat ini sudah ada 18 truck. Bahkan sekarang tengah menyiapkan untuk bikin perusahaan truk sendiri.

Di facebook aku coba mentestimonikan betapa baiknya suami menyikapi kehidupan ini. Kebersihan hatinya, membuat kami merasa damai. Anak-anak tumbuh ceria. Suamiku juga nggak pernah memarahi anak. Kalau aku hahahaha..jangan ditanya..suka emosi kalau anakku nggak mau belajar, nggak mau makan sayuran, nggak mau mandi.heheh..Paling suami hanya menunjukkan wajah serius pada anak-anakku..ehehh mereka udah pada takut sendiri. Aku sebut namanya aja, kalau anak-anakku kelewatan, mereka sudah segan. Suamiku  juga begitu dermawan. Kami tak kaya, tetapi Inshaa Allah kami mampu. Kaya dan mampu itu berbeda. Orang kaya belum tentu mampu, tetapi orang mampu, pasti kaya heheh. Minimal kaya hati, tak melulu diliputin kebencian, prasangka negatif, melainkan hati yang penuh syukur. Ritual suami juga sangat biasa.



Nggak nyangka, status facebookku ini mengundang sekitar 31 yang like dan 11 komentar memuji. Bahkan ada yang beberapa yang jadi ikut memuji suaminya karena ada kesamaan heheh..senangnya bisa ikut menambah romantika kehidupan rumah tangga teman-temanku.


Sejumlah teman yang suka "menghujat" dengan ayat-ayat Quran, heheh tidak ada yang menjejakkan diri di status ini, apalagi sampai berkomentar. Malah mereka terus menyerang dengan menuliskan kata-kata yang  menohok. Tak sampai hati menuliskannya..Biarlah hanya Tuhan yang Maha Menilai dan Maha Mengetahui sesungguhhnya apa yang tengah terjadi. 

Aku hanya mencoba untuk mewarnai kehidupan berpolitik bangsa dengan caraku sendiri. Cara yang tidak menjual ayat-ayat suci untuk kepentingan yang rendah, dengan cara yang tidak penuh emosi sehingga merendahkan derajat kemanusiannya sendiri.  Meski berkostum malaikat dan fasih mengucapkan ayat-ayat-Nya, tetapi kontraproduktif dengan kata-katanya,  selalu mengundang hujatan dan merasa paling benar. Lantas apakah itu yang disebut manusia beriman ? Pada akhirnya kata Dewi Lestari..'Malaikat juga tahu ..siapa yang jadi juaranya.." 

Aku selalu bersyukur dengan hidupku saat ini. Dikelilingi orang-orang penuh kasih dan bijaksana, dikaruniai anak-anak yang sehat, lucu, kritis, dan peduli hatinya. Rejeki materi yang membuat kami tidak berkekurangan. Serta hati kami yang selalu bergetar melihat sesama yang sedang dilanda kesulitan. Apakah ini buah dari rejeki barokah yang selalu kami upayakan ? Apakah ini wujud keberkahan itu ?   Aku coba tafsirkan begitu sesuai dengan apa yang pernah diucapkan Ustad Quraish Shihab. Dalam statusku, akhirnya aku menulis : 


Aku mencoba berbagi kebahagiaan. Bahwasanya, memang benar Allah itu selalu mengingatkan manusia agar mencari rejeki yang halal, dengan cara yang beretika sesuai dengan yang Dia tuntun dalam Alquran dan lewat perilaku Rosulullah. 

Di tengah moralitas bangsa yang terpuruk. Korupsi dimana-mana. Semua teriak stop korupsi, setuju korupsi berantas, hukum berat para koruptor dan sebagainya, tetapi dalam kenyataan, praktek korupsi dan manipulasi malah makin kencang. Kompromi banyak terjadi, demi uang dan jabatan. Ya, sobat-sobat bisa melihat fakta-fakta itu. Sekali lagi kami hanya mencoba, untuk mencari nafkah dengan jalan yang tidak merendahkan harga diri manusia dan menodai perjanjian dengan Tuhan semampunya. Yang paling nyata, kami berupaya tidak "menyuap" agar proyek deal dan lancar, makan orang, nusuk orang dan sebagainya. Inshaa Allah, ini hanya ikhtiar yang selalu kami pancangkan di hati. Tujuan kami hanya ingin selamat di dunia dan akhirat, dan memperoleh surga baik di dunia dan di alam setelah kematian. Inshaa Allah.

2 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat
    Segera didaftar
    Keep blogging
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pakde..senang bisa berpartisipasi :)

      Hapus

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.