Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Nobar Cinderella Bareng Lactacyd

Mendapatkan rekomendasi undangan nonton bareng dari seorang blogger ternama, Mba Isnuansa, memang sesuatu banget. Maklum, baru kali pertama nobar dengan blogger. Kebetulan, filmya juga menarik, Cinderella.


Sebenarnya, sudah rencana mau nonton Cinderella. Anakku Meilia, merengek minta nonton saat melihat bannernya di XXI, Plasa Cibubur. Ya, cerita tentang Cinderella memang sudah demikian tenar di kalangan anak-anak. Kami juga memiliki komik bergambar Cinderella yang sudah dikhatamkan Meili. 

Begitu mendapatkan kabar nonton gratis Cinderella di Blitz Megaplex Central Park, Jakarta, Meili  jingkrakan kegirangan. Ia langsung menceritakan ke teman-temannya di sekolah mau nonton Cinderella di Jakarta. Tetapi, begitu sampai hari H, Sabtu, 14 Maret 2015, ehhh Meili berhalangan, karena  ada kegiatan mendadak di sekolahnya. Hmm...jadilah adiknya Barra, menggantikannya. Barra (4 tahun), yang memang sudah tahu cerita Cinderella dari Meili segera dibangunkan pagi-pagi. Biasanya, Barra  bangun siang dan agak malas mandi. Pagi itu, begitu dibilang mau nonton Cinderella bareng Mama, ia langsung sigap mandi.



Baru kali ini, kami nonton di Blitz, biasanya di XX1. Lokasinya juga lumayan jauh dari rumah di Cileungsi. Ya sudahlah, sekalian jalan-jalan. Ehh, bukan suatu kebetulan, adik juga berencana mau hangout di mal itu. Rumah adik di Kemanggisan-Slipi Jaya, tidak begitu jauh dari Mall Central Park, ya udah deh janjian nonton bareng. Siapa tahu boleh..sama panitianya..ngarep banget.

Pukul 10:00 kurang, kami sudah sampai di Blitz. Hmm..ruangannya cukup gelap dan asing bagi Barra. Begitu masuk, kami bertemu dengan Mbak Isnuansa sedang duduk bersama dengan  adik cantik Diana. Aduuh si Barra mulai berulah. Dia nggak bisa duduk kalem, langsung minta jalan-jalan, jadi tidak sempat ngobrol deh dengan Mbak Isnu. 

Kami sempat mengantri Pop Corn cukup lama buat cemilan. Kalau tahu ternyata undangan dapat Pop Corn cuma-cuma di dalam, hehehe kayaknya nggak beli deh. 



Kami menuju meja pendaftaran. Aku mendaftarkan langsung bersama adikku. Alhamdulillah, diijinkan dengan membawa masing-masing satu anak. Yeayy, senangnya ! Barra dan Sabilla, anak adikku berlari kecil menuju ruang bioskop. Eitttss...di pintu masuk Studio 6, kami  diberikan dua Pop Corn sesuai voucher snacknya. 

Studio 6 sudah mulai ramai dengan undangan dari berbagai kalangan. Ada dari blogger, pemenang kuis Lactacyd, dan sejumlah undangan lainnya. Benar-benar berasa di tempat bermain hhehe karena rupanya banyak anak-anak juga di sana. Ada yang khusus berkostum Cinderella, cantiknya...Si Barra memperhatikan anak perempuan itu.

Sebelum film dimulai, kami diperkenalkan tentang Lactacyd. Apa sih Lactacyd itu ? heheh jujur aku juga sebenarnya nggak gitu paham tentang produk ini. Sempat me-like fanpagenya LACTACYD Feminine Hygiene dan twitternya https://twitter.com/lactacyd_id, tetapi belum paham apa sih kegunaan  dari Lactacyd.

Setelah mendengar presentasi dan testimoni dari pemenang serta yang pernah memakai produk itu, aku jadi tahu, ternyata Lactacyd adalah produk untuk membersihkan organ intim wanita. Bukan hanya jadi lebih bersih, sekaligus bisa mencerahkan warna dan bikin nyaman. Hmm...inspiratif juga nih produk. Sampe mikirin bener kecerahan warna area V. 

Yang aku tahu, ada sejumlah produk untuk membersihkan area V. Tetapi sampai mencerahkan warna area V, aku baru tahu dari Lactacyd. Produk ini menjamin, dalam 4 minggu pemakaian,  area V  jadi bersih, berwarna cerah dan harum. Bagi yang sudah bersuami, sepertinya Lactacyd bisa jadi pilihan utama  kebahagiaan rumah tangga. Seluruh undangan, diberikan goody bag berisi dua produk Lactacyd dan handuk kecil. Lumayan, bisa coba gratis dulu.

Antusiasme undangan bertanya tentang Lactacyd  lumayan besar loh. Sampai bingung MC-nya memilih siapa yang dulu-duluan bertanya. Ada hadiah menarik  bagi yang bertanya. Tetapi sayang, cuma diberikan kepada 3 orang penanya. Untuk menambah keseruan, panitia  memberikan doorprize smartphone untuk dua undangan yang beruntung,  yang dipilih acak berdasarkan nomor tempat duduk. Menariknya, doorprize diberikan di awal acara, sebelum nonton maksudnya.

Tibalah acara puncak dimulai, nonton Cinderella. Tetapi kejutan lagi nih. Bukannya Cinderella yang disuguhkan, melainkan Frozen sesion 2. Wowww...Barra dan Sabilla teriak kegirangan. Frozen memang sudah menjadi favorit film mereka. Sampai lirik lagu dan dialog Frozen 1 pun hapal.  Durasi Frozen lumayan lama, sekitar 15 menit. Lebih kayak cerita pendek, dibanding teaser.

Kisah putri Elsa dan Anna menurutku bagus sekali untuk anak-anak. Mereka belajar nilai-nilai kasih sayang dan pengorbanan tulus dari hubungan kakak beradik. Hhehe, ending Frozen 2 jadi bikin penasaran. Barra langsung minta nonton kelanjutannya. "Ssttt..iya De, nanti kita nonton ya. Sekarang nonton Cinderella dulu !" Aku menenangkan Barra yang mulai berisik dan berbicara kencang. "Oo...yang ibu tirinya jahat ya Ma, kayak di komik Kakak Meili..?" Barra mengingat kembali isi film itu.



 "Ma, ini kan film manusia ya, bukan kartun ?" Barra memperhatikan keceriaan Cinderella di masa kecil. "Ya De, ini Cinderellanya manusia." Wahh, praktis selama nonton, sepenuhnya aku menerjemahkannya kepada Barra yang memang belum bisa membaca. "Kok, ibu tirinya nggak marah-marah Ma ?" tanya Barra. "Hehehe...itu sudah marah De, lihat wajahnya, dia benci sama Cinderella," 

Barra senang melihat kebaikan Cinderella bermain dengan tikus-tikus dan hewan di loteng. "Cinderella baik ya Ma, tikusnya nggak disuruh pergi, malah dikasih makanan !' celetuk Barra polos. "Mama boleh Barra main sama tikus kayak Cinderella ?" tanya Barra yang membuatku rada bingung menjawabnya. "Hmmm...kan ada kucing, Barra bisa main sama kucing, ayam, ikan, dan burung-burung di rumah ya, " jawabku sambil mengusap kepalanya.

Membaca ceritanya di komik sangat berbeda dengan menonton filmnya langsung. Sungguh cerita yang bagus. Film klasik Eropa ini mengajarkan tentang arti dan makna "keberanian dan kebaikan". Pesan Ibu Cinderella sebelum meninggal dunia kepada Ella tentang keberanian dan kebaikan, menjadi sumbu yang mengantarkan Ella pada kebahagiaan. 

Tak mudah menjalani hidup di tengah tekanan dan perlakuan tidak manusiawi dari ibu dan saudara tirinya. Namun, dengan kesabaran, Ella yang kemudian menjadi Cinderella, si Gadis Abu itu akhirnya memperoleh kebahagiaan yang paripurna bersama dengan pangeran sejatinya.

Cerita yang begitu menyentuh hati. Tak kuasa juga aku untuk tidak meneteskan air mata. Sambil menerjemahkan cerita ke Barra, aku usap genangan air yang sudah penuh di kelopak. Ahhh...jadi sentimentil begini. Untungnya Ibu Peri lucu dan penceritaan kejadian berubahnya labu jadi kereta kuda dan penyulapan Ella jadi putri cantik bikin tertawa geli. Hehehe, jadi tidak terlalu nangis bombay.

Senang dan puas nonton film ini. Terima kasih Lactacyd atas undangannya. Semoga nggak bosan ya undang blogger lagi..

















0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.