Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Tips Praktis Menulis Profil Perusahaan

Tips praktis menulis profil perusahaan--Sebagai writerpreneur, beberapa kali saya mendapatkan proyek untuk membuat profil perusahaan. Ada yang khusus ditampilkan di profil website, ada juga yang sekaligus dijadikan materi printed mereka. Kebanyakan sih request-nya sekaligus untuk profil cetaknya.

Untuk perusahaan multinasional atau sedang mengarah ke luar (worldwide), mereka minta dibuatkan dalam satu bahasa yaitu Inggris. Tetapi, untuk menyasar segmen lokal, pilihan bilingual juga menjadi kebutuhan. Mengingat kebanyakan orang Indonesia masih lebih menyukai mengunjungi web yang berbahasa Indonesia. Apalagi untuk website yang menitikberatkan pada edukasi, pilihan bahasa Indonesia memang tepat.


Ada beberapa tips yang biasanya saya pakai ketika menulis company profile perusahaan atau yang terkait. Kalau ada teman-teman yang punya masukan dan saran, boleh sangat nih ditambahi tips ini ;). 

1. Kenali siapa klienmu

Ini penting banget. Ketika saya menerima pekerjaan ini dari klien saya-perusahan web designer dan jasa IT atau yang lainnya, saya langsung menanyakan seperti apa perusahaan yang akan diprofilkan. Saya minta dia memberikan gambaran umum, nama perusahaan, produk atau jasa yang ditawarkan. Termasuk juga orang (narasumber) yang kita ingin wawancarai untuk mengumpulkan informasi. Siapa dia dan jabatannya apa. 

Sekarang adanya mesin pencari Google sangat memudahkan kita mencari tahu minimal secara umum narasumber atau klien kita. Saya pelajari betul klien saya ini tentang perusahaannya, reputasi perusahaannya, bidang industrinya, ruang lingkup bisnisnya, dan sisi personal narasumber. Sisi personal narasumber bermanfaat untuk membangun kedekatan disaat wawancara kita stack atau ketika kita kehilangan bahan wawancara ;). 


Dari mana mendapatkan sisi personal narasumber ? tentu sumber aktual dari media sosial yang dia buat,  seperti facebook, twitter, google plus, atau linkedin. Minimal untuk mendapatkan gambaran riwayat profesi dia sebelumnya dan interestnya.

Kebanyakan klien yang saya wawancarai berada di level CEO, direktur atau owner perusahaan. Kalau di kepala kita kosong atau minim informasi tentang perusahaan dia atau personalnya, wahhh mati kutu deh. Jangan sampai ya, di hadapan klien, kita benar-benar terlihat tidak tahu apa-apa. Karena pastinya kita akan dinilai membosankan. 

Harap dingat juga, penulis content khususnya company profile ini tak sekedar tukang tulis atau memindahkan apa yang diomong narasumber perusahaan ke dalam bentuk kata-kata. Tetapi lebih dari itu. Posiskkan diri kita sebagai konsultan, yang dapat menyarankankan bagaimana sebaiknya company profile-nya ditampilkan. Sambil kita dengarkan juga apa yang menjadi kebutuhan mereka. Dengarkan dan dengarkan ya.

2. Tunjukkan hasrat dan keingintahuan besar serta kepedulian tinggi terhadap perusahaan klien.

Ini juga penting sekali. Mulai dari bersalaman, pandangan mata dan senyuman kita kepada klien harus diperhatikan. Jangan tunjukkan kita itu dibawah klien kita. Kendati klien  jabatannya setinggi langit, sedangkan kita hanya penulis biasa, tetap percaya diri nomor wahid. Posisikan diri kita as a partner yang sejajar. Toh bukannya kita sama-sama mahluk Tuhan yang terindah hehehe..Kepercayaan diri yang tinggi sangat penting untuk membuat nyaman saat wawancara. Kita tidak gugup dan dapat menstimulan informasi-informasi yang ada di kepala sehingga bisa mengalir mulus. Tapi juga jangan kepedean ya hehehe..tetap cool saja, dan tidak sok serba tahu.



Mulailah dengan menanyakan dulu alasan dia membuat company profile, bagaimana perkembangan bisnisnya, tantangan ke depan, visi dan misinya ke depan, hambatannya, dan potensi yang dimiliki perusahaan tersebut untuk maju dan berkembang.  Terus tanya mendalam. Biasanya kalau amunisi kita cukup, tidak akan kehabisan pertanyaan untuk mendetilkan jawaban klien.

Saat klien menjelaskan, tatap terus matanya, tunjukkan antusiasme dan rasa kepedulian yang tinggi untuk memajukan perusahaan itu. Sikap badan yang tegak, tidak menyandarkan diri di kursi, juga mengesankan kita antusias loh dan melatih konsentrasi.

Konsentrasi  menyimak jawaban-jawaban narsum, bukan konsentrasi terhadap apa yang kita ingin tanyakan. Hehe jangan sampai, dia menjelaskan berulang-ulang karena kita tidak menyimak penjelasannya..kan bikin bete narsum.

3. Jangan ragu untuk menanyakan tentang kompetitor

Untuk mengetahui peta industrinya atau lingkup bisnisnya, jangan ragu untuk menanyakan siapa kompetitor terberatnya atau pemain di bisnisnya. Perusahaannya head to head dengan siapa. Kaji kompetitor menurut pandangan dia, dan tanyakan lagi, apa yang kiranya bisa diisi oleh perusahaanya untuk mendapatkan pasar atau berkesan di hati konsumennya.

Kajian terhadap kompetitor sangat bermanfaat bagi kita untuk memilih angle yang tepat untuk menulis company profile-nya. Tentu kita nggak ingin menulis yang biasa-biasa saja atau asal jadi bukan.. Temukan insight dari klien apa yang sebenarnya mereka butuhkan, mereka miliki dan ingin diharapkan oleh konsumennya (branding).




Browshing sebanyak-banyaknya informasi tentang kompetitor. Lihat detil bagaimana isi company profile mereka di website (kalau ada). Bikin sesuatu yang berbeda dari yang kompetitor tawarkan. Bandingkan juga dengan company profile produk sejenis di negara lain.
 

4.  Tanyakan tentang dreaming atau perusahaan sejenis yang menjadi acuan mereka untuk maju dan berkembang. 

Dengan mengetahui dreaming mereka mau jadi perusahaan yang seperti apa, kita jadi lebih mudah untuk menulis. Kita bisa browshing tentang perusahaan idaman mereka dan menentukan angle tulisan yang tepat. Namun, tetap bikin yang berbeda ya.

5. Minta klien untuk mengirimkan data teknis

Penulis itu memang harus mengetahui banyak hal, tetapi bukan berarti harus ahli terhadap semua hal. Untuk hal teknis, kalau klien kita adalah perusahaan label kemasan, gas & oil company, mesin mobil atau lainnya, yang notabene kita nggak familiar dengan bidang tersebut, mintalah data teknis tentang hal tersebut agar kita tidak salah dalam penulisan. Atau kalau dia tidak punya, setidaknya kita minta dia bagaimana penulisannya, yang nantinya bisa kita browshing untuk gambaran awal.

6. Tekankan positioning statement dari perusahaan klien

Tentunya klien kita sudah memiliki target pasar dan segmentasi yang dibidik atas produk atau jasa yang ditawarkan. Tekankan kembali soal positioning statement perusahaan klien agar lebih dikenal dan nempel di benak customernya. Positioning menyangkut seberapa besar produk atau jasa mereka dapat memberikan manfaat kepada customernya.  
7. Pilih translator yang tepat

Banyak orang bisa menerjemahkan, tetapi mencari yang pas, susah-susah gampang. Saya pernah memakai translator seorang dosen dari universitas ternama. Tetapi hasilnya memang kurang pas. Terutama untuk vocabbulary-nya kurang sesuai dengan konteks industrinya. Disinilah, meski kita belum pandai berbahasa Inggris, tetap periksa dengan seksama hasil translator. Browshing lagi situs-situs terkait dengan bidang usaha kllien kita. Khususnya situs berbahasa Inggris ya. Dari situ kita bisa menyesuaikannya lagi. 

8. Tetap mencatat meski sudah ada perekam

 Nah ini tidak boleh lupa ya teman-teman. Jangan serahkan nasib wawancaranya dengan alat perekam. Tetaplah menulis saat wawancara. Ini membantu kita sebagai pengingat terhadap materi yang perlu diperjelas dan dikembangkan. 

9. Berkreasilah dari hasil wawancaramu. Bikin tulisan yang sesuai dengan karakter dan branding perusahaan. 

Ini kita menulis untuk kebutuhan klien, tentang apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang kita inginkan :).

Kayaknya segini dulu ya tipsnya...nanti bisa ditambahi sambil jalan jika ada yang baru..Kalau  dilihat tips ini kayaknya lebih pada pengumpulan informasi ya sebelum wawancara ;).




6 komentar:

  1. Menyimak sambil manggut-manggut, mak. kadang begitu berhadapan dengan pimpinan perusahaan, langsung ngedrop deh. Hihihi...padahal, seharusnya menganggap mereka adalah partner kerja, ya mak. Thank You masukannya.

    BalasHapus
  2. Ilmunya keren, Mak. Sy pelajari dulu semoga kelak bisa kyk Mak Ika. Aamiin.

    BalasHapus
  3. keren ilmunyaaaa..
    poin 1, 2 ini penting juga nih buat aku sebagai taste awal pertama kali ketemu orang.
    Aaaaakk mbak ikaaaa makasih yaa udah berbagi.
    jadi ngingetin aku jugaa.

    BalasHapus
  4. Tips dari expert memang YAHUD banget. Belajar banyak dari sini. TFS ya mbak. Peluk dari jepara

    BalasHapus
  5. Jangan sampai nggak tau apa-apa di depan klien. --> Hihi... bener banget tuh. Tapi aku pernah blank juga karena sebelum ketemu, sang pimpro nggak ngomong banyak. Cuma bilang mau ke Bandung dan ketemu aku karena ada job. Untung meeting-nya cuma sama Mas pimpro :D Untung pula materinya masih familier di kepala :D

    Salam kenal, Ika. Alumnus Fikom Unpad juga rupanya, ya? Mungkin zaman baheula kita pernah ketemu di kampus tapi nggak kenal :D

    BalasHapus

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.