Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Prestasi Pengamen Jalanan Itu..



Sejak risain dua tahun lalu, sudah cukup lama juga aku tidak menjamah kehidupan jalanan di malam hari. Melihat dari dekat aktivitas pengamen yang dengan awasnya mata mereka melihat kondisi di dalam bis untuk ' live performance'.

Mereka bernyanyi riang, tertawa lepas, dan bersenda gurau dengan sesamanya. Sesekali waria menyambangi sambil menawari sebatang rokok..Keriuhan tetabuhan gendang bersama iringan melodi gitar dan seruling yg dimainkan sekelompok pengamen yang aku jumpai di terminal Blok M malam itu terlihat berbeda. Mereka bukan pengamen sembarangan. Iramanya mengalun teratur, enak didengar. Betah juga aku berlama-lama di sekitar mereka.

Tampak salah seorang dari mereka canggung memetik gitar ketika aku perhatikan..Sementara, teman-teman lain tersenyum enteng. Tanganku pun mulai antusias mengabadikan.
"Mba, kalo mau lihat kami tampil, besok mba di Grand Indonesia jam 10 pagi (23/10)," ujar Mas Coki, yang ternyata adalah "komandan"nya.

"Memangnya ada acara apa besok di Grand Indonesia ?" tanyaku mengakrabkan diri.
"Kami masuk final lomba musik ( saya lupa apa nama kompetisinya). Doain ya mba semoga menang." kata pria bertubuh ceking bertato temporer.



"Aamiin..Semoga berhasil ya. Hadiahnya apa nih ?" tanyaku. "Ada trophi dan uang 30 juta utk juara 1," jawab Mas Coki. Rupanya ia pernah kuliah di STISI Bandung dan beberapa akademi seni di Jakarta.
"Wahhh lumayan ya..!" ujarku. "Alhamdulillah mba. Hanya kami sendiri yang berasal dari pengamen jalanan. Keenam belas finalis kebanyakan dari sanggar ngetop..Salah satunya binaan Guruh Soekarnoputra,"jawab Mas Coki. Sambil ngobrol, beberapa pengamen jalanan mencium tangannya..Hmm
sepertinya Mas Coki begitu dihormati.

Dan, kelompok seni pengamen jalanan yang digagas oleh Mas Coki ini adalah jawara lomba seni musik. Detroid, mereka menamakan grupnya.
"Kami sudah 11 kali ikut lomba. Yang terakhir belum lama di DPR, festival musik 4 Pilar kami meraih juara 2. Hadiahnya rekaman dan uang 6 juta," terangnya.
Apa keunikannya sehingga menjadi juara ? "Kami memainkan alat musik tradisional juga, seperti rampak, seruling, dan sebagainya."

Mereka juga lumayan gaul. BNN kerap mengajak mereka dlm berbagai kegiatan kampanye anti narkoba. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka pun melakukan aksi bersih-bersih terminal dengan sukarela.

Mas Coki membina dan membimbing sejumlah anak jalanan membuat alat musik seruling bambu.
Komunitasnya diberi nama Sudirman Communty. Nama Sudirman, itu lantaran mereka tinggal di 'basecamp' tanah kosong di Karet. Kini, mereka tinggal di Ciledug. Masih di "base camp' di lahan kosong yg sengaja dititipkan developer selama menunggu proses pembangunan. "Meski kami tinggal di lahan kosong, tetap kami jaga kebersihannya. Kami juga menanami dengan pohon." jelas Mas Coki yg telah menjadikan jalanan adalah dunianya. "Saya, pelaku seni jalanan,"

Semoga lombanya sukses ya Mas Coki. ..Aku bersalaman dan pamit dgn pria berbaju biru itu. Bis Blok M-Cawang telah menyambutku.






2 komentar:

  1. Mbak.... aku pengen nonton mereka. Itu baru namanya seniman jalanan yang sesungguhnya, gak kayak yang banyak berkeliaran di Jakarta dan Bogor, yg ada bikin kuping keriting dengarnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehhe ya betul, memang enak-enak lagunya...Mereka bawakan dengan hati. Permainan instrumentalianya juga lumayan berseni. Mereka biasanya, mangkal di Terminal Blok M dan sekitarnya..Kalo mo ada performance, boleh dipanggil mbak..heheh aku nyimpan kontaknya :)

      Hapus

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.