Rawon Buntut Sheraton Surabaya, Selezat Persahabatan Kami
Ke Surabaya, kalau nggak nyobain Rawon, rasanya memang nggak afdol ya. Padahal di Jakarta, kuliner Jawatimuran yang sudah menasional ini cukup banyak ditemui. Tetapi, kalau belum makan di tanah kelahirannya, dimanapun menikmati rawon berasa tak bernyawa. Ini saya rasakan ketika mengunjungi Surabaya awal Agustus lalu.
Begitu menginjak Bandara Ir. Juanda, yang terbayang sejumlah kulinernya. Heehhe apalagi kalau bukan Rawon-nya. Bukan suatu kebetulan ada undangan dari seorang sahabat, nawarin makan rawon spesial di Hotel Sheraton yang terletak di Jalan Embong Malang, Surabaya.
Kota Surabaya memang tak ubahnya sebagaimana Jakarta. Macet hampir di berbagai ruas jalan. Saya tiba di Bandara Juanda, sekitar pukul 13:00. Jujur ini perut langsung keroncongan. Sahabat saya dari balik telepon bilang, tahan saja dulu, nanti kita makan rawon enak. Sayang kalau perut kamu udah kenyang. Hehhe bisa saja bujukan Mbak Avy ini. Ya sudahlah saya beli cemilah roti boy dulu sambil nunggu jemputan Mbak Avy. Nggak sampai 15 menit menunggu, sahabat yang selama ini hanya saya dengar suaranya dan lihat profilnya di facebook, akhirnya menampak juga. Pertemanan di dunia maya, Alhamdulillah bisa melahirkan persahabatan di dunia nyata. Hmm..rupanya Mbak Avy lebih cantik penampakan aslinya, begitu selorohku saat bertemu pandang dengannya.
Pameran Produksi Indonesia (PPI 2015) adalah media, kami dipertemukan oleh Allah. Selama beberapa minggu kami berkoordinasi erat menyiapkan acara blogger dan kompasianer untuk mempromosikan pameran produk unggulan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian ini. Dan, hari ini kekompakan kami harus diuji. Alhasil, memang tak beda heheh. Begitulah adanya Mbak Avy yang saya dengar suaranya dari balik telepon.
Sambil bercakap tentang kesiapan acara PPI, tak terasa membunuh waktu satu jaman di dalam kendaraan. Hhehe..suami Mbak Avy yang menyetir kendaraan sepertinya sudah bosen kali ya mendengar celotehan perempuan-perempuan doyan ngomong ini. Sampai-sampai saya lupa, kalau tadi cacing-cacing di perut memberontak. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 15:30 Wib. Jam yang memang nanggung untuk makan.
Sesampai di Sheraton Surabaya, kami langsung mencari Kafe Bromo. Karena bukan jam makan siang, tak banyak pengunjung di kafe ini. Hanya beberapa pria bule yang mengambil area merokok untuk bersantai sambil menikmati kopi hangat. Mbak Dila, blogger Surabaya rupanya sudah lama di sini menanti kami. Aduhh jadi berasa penting bener.
Asyik juga sih, nggak terlalu ramai, jadi bisa lebih nyaman dan santai ngobrol. Wara-wiri kesibukan pelayan kafe yang membereskan perangkat buffet siang tadi terlihat ramah melempar senyumnya ke kami yang memperhatikannya. Tak berapa lama kami menunggu, datanglah seorang pelayan wanita setengah baya sambil memberikan dua buah buku menu. "Yang terkenal di sini apa Mbak ?", tanyaku berasa basa-basi banget. Padahal tujuan utamanya cuma mau menyantap Rawon Buntut Sheraton yang katanya super enak itu.
Mbaknya pun "bekerja" mempresentasikan sejumlah menu andalannya. Dan, memang, rawon buntut yang paling dicari. "Kalau di sini Bu, yang paling terkenal adalah menu nusantaranya. Rawon buntut kita spesial loh Bu." ujarnya promosi. "Oke Mbak, saya pesan rawon buntut spesial ya. Trus minumnya apa ya ?" Saya bertanya lagi. Minuman yang sekiranya sesuai dengan rawon. Mbaknya kembali merekomendasikan jus sawi Pak Coy. Hmmm..jus sawi. Kayaknya boleh juga nih. Setahu saya, jus sawi berserat tinggi dan berkhasiat menurunkan kolesterol.
Tahu sendiri kan, rawon yang notabene berbahan utama lezat dari buntut sapi, sumsum, urat-uratan dan tulang sapi hancur ini penyumbang kolesterol lumayan tinggi. Kalau nggak kuat-kuat, usai makan, langsung keliyengan. Kata ahli nurtrisi, menjelang usia 40, asupan makanan memang kudu dijaga. Kalau saya sih lebih senang menyebutnya, "bukan dijaga" tapi "disiasati". Asal jangan makan banyak-banyak dan keseringan aja. Dan, kalau pas lagi makan, harus tahu cara menetralisirnya.
Kurang lebih 15 menit, pesanan yang ditunggu pun tiba. Hmm..aromanya khas banget. Mbak Avy sebenarnya pengin juga pesan rawon. Tetapi, saya cegah agar pesan yang lain saja, biar kita bisa saling coba hehe taktik . Dan, Mbak Avy pun setuju. Ia memesan sop daging segar. Cuma lirikan mata Mbak Avy kok ke rawon melulu ya heheh. "Ayo Mbak, dicobain nih !" tawar saya sambil mengaduk-ngaduk kuah yang ditaburi perasan jeruk nipis.
Kuah lebih pekat dari yang biasa saya makan
rawon di warung Jawa Timuran di Jakarta. Slurrrppp...hirupan kuahnya berasa banget rempah-rempah. Apalagi buntut sapinya, kenyal, empuk dan gurih sekali.
Bumbunya meresap kuat hingga kunyahan terakhir. Rasanya, sulit untuk membuat lidah ini berhenti bergoyang. Kalau nggak ingat badan yang mekar, bernafsu menghabiskan satu porsi sekaligus. Tetapi, seporsi rawon buntut goreng Sheraton Surabaya ini jumbo loh. Cocoknya disantap oleh tiga orang. Dagingnya banyak. Mbak Avy sesekali mencicipi rawon saya. Saya pun begitu, mencicipi sop daging yang dipesannya. Sama-sama enak. Jus sawi Pak Coy-nya segar sekali, pas banget sebagai penyeimbang makan rawon.
Tak terasa sambil ngobrol, suapan demi suapan rawon masuk lancar ke dalam perut. Satu-satu keringat mulai eksis. Alhamdulillah kepala saya tidak pusing. Manjur juga nih Pak Coy-nya sebagai penetralisir...ujar dalam hati.
Mbak Etty Soraya, PR Manager Sheraton Surabaya kebetulan ada dan menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk bersilaturahmi dengan kami. Sudah lama juga saya tidak bersapa ria dengan Mbak Etty sejak risain dari Majalah Venue akhir 2012 lalu. Ahhh...Mba Etty masih seperti yang dulu, cantik meski sudah brojol satu anak.
Sambil menemani kami menghabiskan penganan, Mbak Etty bercerita seputar pekerjaannya dan perkembangan Sheraton Surabaya yang tengah direnovasi. Pembenahan giat dilakukan manajemen Sheraton Surabaya sebagai hotel bintang lima yang notabene memiliki tamu loyal yang tersegmen. Promosi lewat digital media pun kini tengah digarap serius untuk lebih mendekatkan diri pada tetamunya. Jadi, teringat dulu semasa jadi wartawan, saya kerap menulis Sheraton Surabaya yang sumbernya dari release dan jawaban tertulis Mbak Etty. Kini, seperti mimpi bisa berkunjung ke Sheraton Surabaya dan bertemu dengan Mbak Etty. Dan, nyatanya memang, Sheraton Surabaya seperti yang tertulis di release. Nyaman dan homey.
Untuk membuang lemak, saya tergoda untuk menengok area luar ruang Kafe Bromo dan berjalan-jalan sebentar. Wahh..ternyata ada taman yang indah tersembunyi di sini. Pantas saja, tamu bule itu betah duduk-duduk di serambi kafe. Hamparan rumput yang terawat rapi. Kolam ikan yang jernih dengan puluhan ikan koi menari lincah di pusaran air. Tersedia juga kolam renang yang tidak begitu besar. Tetapi cukuplah untuk memanjakan tubuh di dalamnya. Ya, area taman ini memang digunakan untuk pesta kebun atau barbeque party. Romantis juga, bikin pesta nikah di sini.
Sambil menanti senja, sejenak kami bersantai di jajaran tempat duduk pinggir kolam. Kalau tidak teringat pekerjaan yang harus kami selesaikan hari itu untuk acara keesokan harinya, rasanya ingin berlama-lama di taman ini, tempat yang nyaman untuk mencari inspirasi, ide sekaligus me-refresh pikiran yang penat. Ahhh..kami jadi semakin asyik untuk saling bercerita.
Asyik juga sih, nggak terlalu ramai, jadi bisa lebih nyaman dan santai ngobrol. Wara-wiri kesibukan pelayan kafe yang membereskan perangkat buffet siang tadi terlihat ramah melempar senyumnya ke kami yang memperhatikannya. Tak berapa lama kami menunggu, datanglah seorang pelayan wanita setengah baya sambil memberikan dua buah buku menu. "Yang terkenal di sini apa Mbak ?", tanyaku berasa basa-basi banget. Padahal tujuan utamanya cuma mau menyantap Rawon Buntut Sheraton yang katanya super enak itu.
Mbaknya pun "bekerja" mempresentasikan sejumlah menu andalannya. Dan, memang, rawon buntut yang paling dicari. "Kalau di sini Bu, yang paling terkenal adalah menu nusantaranya. Rawon buntut kita spesial loh Bu." ujarnya promosi. "Oke Mbak, saya pesan rawon buntut spesial ya. Trus minumnya apa ya ?" Saya bertanya lagi. Minuman yang sekiranya sesuai dengan rawon. Mbaknya kembali merekomendasikan jus sawi Pak Coy. Hmmm..jus sawi. Kayaknya boleh juga nih. Setahu saya, jus sawi berserat tinggi dan berkhasiat menurunkan kolesterol.
Tahu sendiri kan, rawon yang notabene berbahan utama lezat dari buntut sapi, sumsum, urat-uratan dan tulang sapi hancur ini penyumbang kolesterol lumayan tinggi. Kalau nggak kuat-kuat, usai makan, langsung keliyengan. Kata ahli nurtrisi, menjelang usia 40, asupan makanan memang kudu dijaga. Kalau saya sih lebih senang menyebutnya, "bukan dijaga" tapi "disiasati". Asal jangan makan banyak-banyak dan keseringan aja. Dan, kalau pas lagi makan, harus tahu cara menetralisirnya.
Kurang lebih 15 menit, pesanan yang ditunggu pun tiba. Hmm..aromanya khas banget. Mbak Avy sebenarnya pengin juga pesan rawon. Tetapi, saya cegah agar pesan yang lain saja, biar kita bisa saling coba hehe taktik . Dan, Mbak Avy pun setuju. Ia memesan sop daging segar. Cuma lirikan mata Mbak Avy kok ke rawon melulu ya heheh. "Ayo Mbak, dicobain nih !" tawar saya sambil mengaduk-ngaduk kuah yang ditaburi perasan jeruk nipis.
Kuah lebih pekat dari yang biasa saya makan
rawon di warung Jawa Timuran di Jakarta. Slurrrppp...hirupan kuahnya berasa banget rempah-rempah. Apalagi buntut sapinya, kenyal, empuk dan gurih sekali.
Bumbunya meresap kuat hingga kunyahan terakhir. Rasanya, sulit untuk membuat lidah ini berhenti bergoyang. Kalau nggak ingat badan yang mekar, bernafsu menghabiskan satu porsi sekaligus. Tetapi, seporsi rawon buntut goreng Sheraton Surabaya ini jumbo loh. Cocoknya disantap oleh tiga orang. Dagingnya banyak. Mbak Avy sesekali mencicipi rawon saya. Saya pun begitu, mencicipi sop daging yang dipesannya. Sama-sama enak. Jus sawi Pak Coy-nya segar sekali, pas banget sebagai penyeimbang makan rawon.
Tak terasa sambil ngobrol, suapan demi suapan rawon masuk lancar ke dalam perut. Satu-satu keringat mulai eksis. Alhamdulillah kepala saya tidak pusing. Manjur juga nih Pak Coy-nya sebagai penetralisir...ujar dalam hati.
Mbak Etty Soraya, PR Manager Sheraton Surabaya kebetulan ada dan menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk bersilaturahmi dengan kami. Sudah lama juga saya tidak bersapa ria dengan Mbak Etty sejak risain dari Majalah Venue akhir 2012 lalu. Ahhh...Mba Etty masih seperti yang dulu, cantik meski sudah brojol satu anak.
Sambil menemani kami menghabiskan penganan, Mbak Etty bercerita seputar pekerjaannya dan perkembangan Sheraton Surabaya yang tengah direnovasi. Pembenahan giat dilakukan manajemen Sheraton Surabaya sebagai hotel bintang lima yang notabene memiliki tamu loyal yang tersegmen. Promosi lewat digital media pun kini tengah digarap serius untuk lebih mendekatkan diri pada tetamunya. Jadi, teringat dulu semasa jadi wartawan, saya kerap menulis Sheraton Surabaya yang sumbernya dari release dan jawaban tertulis Mbak Etty. Kini, seperti mimpi bisa berkunjung ke Sheraton Surabaya dan bertemu dengan Mbak Etty. Dan, nyatanya memang, Sheraton Surabaya seperti yang tertulis di release. Nyaman dan homey.
Untuk membuang lemak, saya tergoda untuk menengok area luar ruang Kafe Bromo dan berjalan-jalan sebentar. Wahh..ternyata ada taman yang indah tersembunyi di sini. Pantas saja, tamu bule itu betah duduk-duduk di serambi kafe. Hamparan rumput yang terawat rapi. Kolam ikan yang jernih dengan puluhan ikan koi menari lincah di pusaran air. Tersedia juga kolam renang yang tidak begitu besar. Tetapi cukuplah untuk memanjakan tubuh di dalamnya. Ya, area taman ini memang digunakan untuk pesta kebun atau barbeque party. Romantis juga, bikin pesta nikah di sini.
Sambil menanti senja, sejenak kami bersantai di jajaran tempat duduk pinggir kolam. Kalau tidak teringat pekerjaan yang harus kami selesaikan hari itu untuk acara keesokan harinya, rasanya ingin berlama-lama di taman ini, tempat yang nyaman untuk mencari inspirasi, ide sekaligus me-refresh pikiran yang penat. Ahhh..kami jadi semakin asyik untuk saling bercerita.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas masukan dan komentarnya.