Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Antara Writerpreneur dan Blogger


Dua-duanya oke, karena keduanya juga punya basic yang sama yaitu menulis. Keduanya memiliki lahan-lahan empuk yang bisa dibisniskan. Dan, keduanya merupakan profesi yang pas untuk ibu rumah tangga yang ingin berpenghasilan seperti saya. Modalnya ? laptop/komputer dan modem.

Dua tahun aku menjalani profesi sebagai writerpreneur. Nggak ada gambaran sedikit pun aku akan menjalani dunia yang mengasyikkan ini. Alasan risain  karena ingin lebih memperhatikan  anak-anak yang selama aku bekerja, banyak ditinggal, miskin perhatian.  Ada perasaan berdosa mengabaikan amanah-Nya-- dua buah hati yang cantik dan ganteng. Alhamdulillah, Allah kasih jalan ke bidang ini. Bisa bekerja dari rumah. Ke luar rumah hanya untuk meeting dan wawancara sehubungan dengan materi.

Istilah bekennya writerpreneur, mungkin hampir sama dengan freelance writer kali ya. Cuma, aku membedakan sedikit di istilah preneur. Di sini maksudnya adalah seorang penulis yang bisa berbagi pekerjaan dengan teman-teman penulis lainnya untuk menggarap suatu proyek atau orang yang membisniskan tulisan.

Kalau blogger, tentu sudah mahfum, kita dibayar dari tulisan yang kita posting di blog kita atau di sejumlah channel media online yang dikehendaki klien, sementara kalau writerpreneur, kita memang membisniskan tulisan untuk berbagai tujuan klien. Lahan ini masih empuk digarap. Banyak perusahaan, kementerian, dan berbagai kalangan kini tidak mau repot soal publikasi. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga. Entah itu untuk membuat company profile, mengisi content web, membuat digitalisasi promosi, buklet, leaflet, biografi, majalah internal, pers releasse sampai mengelola media sosial. Bagi yang suka politik, bisa menggarap proyek kampanye sejumlah Pilkada. Serentetan pekerjaan ini, nggak mungkin kan, kita kerjakan sendiri, butuh tim.

Alhamdulillah, seiring dengan waktu, aku menemukan teman-teman "sevisi" dalam mengerjakan sejumlah proyek penulisan.

Modal menjadi writerpreneur, kita dituntut untuk menguasai berbagai gaya penulisan. Jika diminta untuk menulis advetorial, tentu bahasanya harus bahasa promo yang elegan sesuai dengan citra perusahaan. Begitu pula jika menulis company profile atau publikasi internal lainnya. Tidak sedikit juga klien yang ingin dibuatkan tagline. Hmm padahal membuat tagline itu sulit banget dibandingkan menulis. Hufff..suka tepok jidat deh kalau ada klien yang minta diisi webnya lengkap dengan tagline. Otomatis penggaliannya kudu mendalam sehingga kita bisa mengambil 'saripati"  dari perusahaan tersebut. 

Seorang writerpreneur juga harus bekerja dalam deadline. Misal waktunya seminggu, ya harus selesai seminggu. Hampir sama dengan wartawan. Dia juga harus bisa menjalin hubungan yang bagus alias luwes bergaul dengan klien. Misal, kita diminta untuk mengelola website yang notabene di perusahaan tersebut, sistem komunikasinya tidak lancar. Antar bagian kurang ada koordinasi. Tidak ada humas atau Public Relation. Nah, PR kita tuh  menyambangi bagian demi bagian di perusahaan tersebut untuk mengumpulkan informasi yang bisa jadi bahan updetan.


Apalagi tidak sedikit klien ingin dikelola media sosialnya, terutama jika mereka punya event, tapi mereka tidak punya Person in Charge yang mengurus promosinya. Hmm. harus extra sabar lagi mencari sumber updetan. Syukur kalau ada EO yang organize event tersebut, kita sedikit terbantu mencari informasi sebagai sumber updetan.  Kalau tidak, siap-siap mungutip info-info dari berbagai bidang terkait.

Untuk beberapa case, saya kerap berbagi tugas dengan teman-teman sehingga bisa dihandel semuanya. Teman yang tidak bisa keluar rumah, diberikan job yang sesuai. Bahkan teman-teman yang pintar berbahasa Inggris pun kebagian limpahan proyek. Karena sekali lagi, klien tak ingin repot "All in One".  Ada juga beberapa klien yang ingin didesain webnya oleh saya. Wahh padahal saya tidak punya keahlian di bidang desain web. Ya sudah deh, melibatkan lagi seorang web desainer. Sampai SMS  Blast, kami juga pernah urus. Paling saya lebihkan sedikit fee untuk ongkos bolak-balik approval desain.

Ini hanya writerpreneur dalam versi saya loh. Tentu, teman-teman memiliki pengalaman dan definisi sendiri tentang profesi ini. Sharing yuk !



Inspirasi dari Isnuansa Maharani di Arisan Ilmu KEB


Sebagai pemain baru di dunia blogger, jujur saya baru mengenal sosok Isnuansa Maharani. Hhehe saya pun tergolong blogger yang "kurang aktif" bergaul. Meski sudah bergabung ke dalam beberapa grup komunitas blogger, saya cenderung menjadi silent reader sambil beberapa meninggalkan jejak komen. Sharing tulisan ke blog pun sebatas kalau ada lomba blog saja. Lagi-lagi itu jarang. Karena saya jarang ikut lomba juga hehhee.

Intinya sih saya ngeblog cuma buat isi waktu luang. Pekerjaan saya memang menulis, tetapi tidak pernah punya blog. Tahun 2004 saya pernah punya blog curhatan di multiply dan blogspot. Tetapi karena lagi-lagi saya sibuk dengan rutinitas kantor, blognya jadi rumah kosong, dan hilang deh...

Saya baru bikin blog setelah risain awal 2013. Ada dua blog yaitu http://seputarhotel.blogspot.com dan blog ini : http://www.catatan-kartina.blogspot.com. Hmm, soal keaktifan, ya relatif aktif sih. Soalnya tidak begitu disibukkan dengan deadline kantor. Tetapi tetap,kalo lagi sibuk dengan deadline dari klien, saya biasanya langsung spanneng, sepenuh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang notabene menulis dan mengelola media sosial.

Motivasi kuat saya ngeblog, semata ingin menjadi album kenangan bagi anak-anak saya. Umur orang tidak ada yang tahu, dan semoga dengan adanya blog ini, Meilia dan Barra mengetahui historis diri dan siapa orang tuanya. Seperti apa dan bagaimana orang tuanya mengharapkan mereka kelak menjadi manusia. Selebihnya, bisa menghasilkan uang,sempat terpikir juga.

 Makanya saya bikin blog seputar hotel. Konsepnya cukup kuat sebagai media bisnis hotel. Mengapa hotel ? karena selama 5 tahun saya memegang rubrik hotel di Majalah Venue. Sejumlah tulisan saya di majalah, saya rewrite lagi di blog. Alhamdulillah, respon dari klien-klien majalah yang tahu saya punya blog ini bagus. Beberapa ada yang mengirimkan release rutinnya kepada saya untuk diuplod. Ada juga tawaran dari teman untuk memasarkan villanya dan menjual voucher hotelnya.


Peserta Arisan Ilmu Edisi Etika Job Review, 28 Desember 2014

Saya pun ingin blog itu bisa dimanfaatkan untuk booking hotel. Saya juga sempat menulis review produk jualan teman. Alhamdulillah, traffiknya bagus, dan saya kerap ditelepon untuk menanyakan detil produk tersebut. Hasilnya ? hmm sekali lagi masih proses. Banyak yang bilang, blog saya cukup prospektif untuk menjual kamar hotel, suplier barang hotel dan sebagainya.  tetapi karena perkara waktu yang kurang untuk fokus di sana, yaaa sementara keinginan itu diendapkan dulu. Hhehe..memenuhi kebutuhan dapur ngebul sepertinya menjadi magnet terbesar bagi saya untuk "melarikan diri" dari blog. Ada sejumlah tawaran proyek penulisan yang nilainya cukup menggoda.

Kemudian, saya membuat blog pribadi, catatan-kartina ini. Sampai sekarang Alhamdulillah masih eksis. Sampai akhirnya, Allah mempertemukan saya dengan Mbak Isnuansa Maharani dalam Arisan Ilmu yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger di kantor IDBloggernetework, di Thamrin Office Park, Thamrin City (28/12). Emak Isnu, demikian emak2 blogger menyebutnya, membawakan materi tentang Etika Job Review untuk sekitar 20-an anggota KEB.

Sebenarnya job review sudah tidak asing lagi saya dengar sejak jadi blogger. Saya pun pernah ikutan job review dari salah seorang blogger daerah. Jangan tanya honor ya, karena ini tujuannya cuma untuk "bergaul" dan mengetahui lebih detil seperti apa kerja job review itu. 

Asyik ya dapat ilmu sekaligus hadiah surprise live tweet

Pengalaman Emak Isnu sebagai job review ini sangat berharga untuk 'ditiru" oleh blogger yang berkeinginan kuat mendapatkan uang dari ngeblog. Lumayan kok hasilnya. Nggak ngalahin orang yang kerja kantoran. Bahkan lebih banget, kalo udah dikenal oleh brand-brand terkenal. 

Nah, Mak Isnu ini berduet dengan suaminya, Gie Wahyudi berprofesi sebagai blogger jutawan. So sweat ya. Jangan-jangan mereka ketemunya juga saat ngeblog. Mereka bisa bebas dari kemacetan. Bisa senantiasa menjaga anak yang cantik. Bisa berlibur sesukanya, bahkan gratis dibayarin, dan berbagai "kenikmatan" lainnya. Intinya, mereka bisa hidup "layak" dari ngeblog.

Kunci menjadi blogger jutawan hanya konsisten dan fokus. Konsisten menulis dan menulis. Tunjukkan eksistensimu melalui tulisan. Tidak mudah memang membangun reputasi, butuh ketelatenan. Dan, saya rasa semua bidang bisnis  juga mempersyaratkan itu. : fokus dan konsisten. Tak dimungkiri, awalnya memang susah. Apalagi menulis butuh waktu hingga berjam-jam. Kalau kantong lagi penuh, menulis enak, tetapi kalo lagi kering, ehehhe berasa gimana gitu. Terlebih yang sebelumnya terbiasa makan gaji bulanan, sekalinya nggak, ngejleb juga rasanya. Hhehe jadi curhat nih..Tapi serius, blogger banyak yang tumbang karena tidak telaten dalam proses awalnya.  

Sekarang dengan kemajuan dunia internet, segalanya mudah. Mau bikin blog, tinggal tanya Mbah Google. Tutor banyak bertebaran untuk dihisap ilmunya. Tak ada yang sulit di jaman ini. Yang tersulit hanya bagaimana kita menggerakkan diri untuk memulainya.

Alhamdulillah, berlimpah makanan dari emak-emak

Sayang, waktu itu saya tidak sempat ngobrol lama dengan Mak Isnu. Karena, saya bawa 'pasukan' (anak-anak, suami, dan orang tua) ketika Arisan Ilmu. Mereka bermain di Thamrin CIty sambil menunggu saya. Tetapi gambaran umum dari sosok Mak Isnu membuat saya tertarik dengannya. Saya suka dengan orang yang ulet dan konsisten serta senang berbagi. Wejangan-wejangan Mak Isna meski dituturkan dengan bahasa yang sederhana, namun  kena di hati dan semoga jadi bikin semangat.Wahh, kalau emak-emak mempraktekkan ilmu Mak Isnu, tidak terbayang betapa Allah balas dengan kebaikan yang berlimpah kepada Mak Isnu dan keluarga. Berkah berbagi.

Ditemani anak perempuannya yang balita menggemaskan, ia mengulas sejumlah tips blogger mendapatkan job review. Diantaranya, perkuat gaya bahasa kita. Tidak sedikit brand yang justru memilih kita mereview karena keunikan kita dalam bertutur dalam tulisan : alami dan tidak dibuat-buat diluar kepribadian. Jadi, perkuat kepribadian dulu kali ya Mak. Kedua, rajin dan konsisten posting. Jangan biarkan seperti rumah kosong yang tidak terurus. Ketiga, sebaiknya fokus isinya. Kalau blognya tentang liburan, ya setidaknya isinya tentang tempat-tempat wisata. Tentang anak, pastinya juga tentang tumbuh kembang anak, dan sebagainya. Ini untuk memudahkan brand mengenali blog kita dan memancing pembaca setia. Keempat, cobalah untuk mengikuti lomba blog. Ini bertujuan untuk mengukur kualitas tulisan kita, sudah seberapa besar dinilai bagus, menambah traffic, dan teman tentunya. Syukur bisa menang ya Mak. Selengkapnya bisa klik tentang bagaimana menjadi penulis konten online yang sukses, langsung ke blognya.

Oya, sambil posting, upgrade juga pengetahun tentang dunia blog seperti Alexa, pagarank, page views dan sebagainya yang berkaitan dengan jualan blog kita. Jangan sampai kita keliatan gapteknya ketika ada brand mulai tertarik dengan kita untuk ngajak kerja sama, ehhh ditanya tentang pageview atau alexa, kita masih garuk-garuk kepala.

Personality brand kita juga harus dijaga. Hindari memposting yang sifatnya menjatuhkan nilai jual kita baik di blog maupun di media sosial. Ingat loh, kita adalah sesungguhnya apa yang kita tulis. Kemudian, untuk etikanya, sebaiknya tidak menerima job dalam waktu bersamaan terkait dengan brand kompetitor atau brand sejenis. Dan, hati-hati juga dalam menerima order. Hhehe jangan sampai senjata makan tuan. Misal, kita itu tidak suka makanan pedas dan tulis itu di blog,  ehhh kita menerima order review keripik pedas. Lantas, jadi serta merta kita memuji-muji keripik pedas itu hehehe...Kalo ada yang jeli membaca postingan kita sebelumnya,..bisa kena kita :)

Mak Isnu, dalam dikusi kemarin, mengajarkan kami tentang Rate Card, yaitu deskripsi tentang nilai blog kita. Isinya : page rank, alexa rank, total visits/month, total pageviews, average time on site. Tidak ketinggalan juga perlu dicantumkan account media sosial yang kita punya : twitter berapa follower, facebook, dan klien-klien yang pernah kita layani. Kalau udah ngetop kayak Mak Isnu, bolehlah dicantumkan rate atau harga postingan kita kalau ada yang serius minat mau kerja sama. Trus jangan ketinggalan juga ya, untuk mencatumkan kontak kita di blog..Hhehe biar nggak bikin bingung dan memudahkan bagi yang mau order. Tambahan dikit lagi nih soal honor. Xixiix..jangan keseringan nagih. Kan rentang waktunya sudah disampaikan kapan honor cair. Sebelum rentang waktunya berakhir, tahan-tahan dulu nagihnya. Ini bisa bikin bete si pemberi kerja.

Selamat jadi blogger jutawan ya..





Memaknai Kebahagiaan



Bahagia....pasti setiap orang ingin berbahagia. Sukses di karir atau pekerjaan. jodoh dimudahkan, atau mendapatkan pasangan yang diidamkan, dikaruniai anak-anak yang cantik, ganteng, dan sehat, tinggal di rumah layak, bisa selalu liburan, makan enak dan sebagainya. Tak terhitung kebahagiaan didefinisikan oleh setiap manusia.

Tidak sedikit pula manusia yang kemudian menilai, dengan dilimpahi banyak kebahagiaan kasat mata,  tandanya Allah sayang dan merahmati hidupnya. Di sisi lain, manusia pun jadi beranggapan, musibah dan hal-hal yang tidak enak dirasa, merupakan sebuah "hukuman" dariAllah, dan tanda hidup kita tidak dirahmati Allah.  Prasangka buruk dan klaim diri sebagai orang yang negatif terus tertanam. Sehingga, kesengsaraan pun menjadi menggunung. Kapan gue bisa bahagia seperti orang-orang ? Apa salah gue sehingga Allah terus menimpakan gue berbagai kesulitan ? " Protes !..

Selorohan "protes" atas nasib yang tak sesuai harapan, kerap aku temui. Sampai akhirnya, aku jadi berfikir, sungguh tegakah Allah membiarkan hambanya hidup dalam penderitaan...? Oh.No....Allah itu Maha Penyayang, Maha Adil, Maha pemurah...Maha Perhatian..Berilah kepada hamba-hamba-Mu...secercah kebahagiaan, sehingga bisa selalu mensyukuri hidup dan mengakui eksistensimu melalui kebahagiaan...Loh kenapa aku jadi ikut protes ? hmm...

Aku menghela nafas panjang dan kembali mengamati pola tingkah orang-orang yang selalu merasa golongan yang tidak bahagia. Mereka yang selalu merasa terpinggir. Mereka yang selalu ditimpa "ketidakberuntungan"...Ternyata..itu bukan hadiah dari Allah, tetapi dari perilaku mereka sendiri, yang secara disadari menumpuk perkara ketidakbahagiaan.

Contoh kecil, masalah hutang, kerap diabaikan untuk pelunasannya. Mau beramal, nunggu dapat rezeki banyak, jika berjual beli, berbuat curang membohongi tentang barang yang dijual. Mulut kerap mengumpat tentang kesialan yang menimpanya, buang sampah main lempar di jalan raya, dan sebagainya. Ia tak pernah mengoreksi diri lebih dalam tentang maksud dan hikmah yang Allah berikan kepadanya. Jadilah bibit-bibit ketidakbahagiaan diternakkan.

Tetapi jangan juga jadi berfikir musibah itu selalu diidentikkan dengan ketidakberuntungan diri. Orang-orang yang secara kasat mata menunjukkan kebahagiaan itu apakah memang sesungguhnya sudah merasa berbahagia. Jangan salah loh...Tidak sedikit  dari mereka yang "berbahagia" itu  hatinya  kosong. Akibatnya, kerap merasa tak puas, tak bersyukur, tak mampu lagi melihat yang indah-indah di hadapannya. Dan, ujung-ujungnya  protes juga kepada ALlah.

Dalam tulisan ini, saya hanya ingin sama-sama meresapi tentang makna kebahagiaan. Karir yang bagus, jabatan, kekayaan, anak-anak, dan harta berlimpah itu sesungguhnya bisa menjadi musibah, jika kita ingkar pada Allah. Jika kita tak bisa mempertanggungjawabkan kepada Allah, sehingga membuat diri ini menjadi jauh dari-Nya. Dengan harta berlimpah, kita menjadi mudah tergelincir oleh kesombongan, karena merasa diri hebat. Mengklaim diri sebab muasabab dari lahirnya "kesuksesan' itu...Na'udzubillah.

Saudara/iku yang dicintai Allah...janganlah kita terpukau dengan materi yang berlimpah dan menjadi ukuran kebahagiaan. Lafazkanlah selalu ucapan : Innaa Lillaahi wa Innaa Ilayhi Raaji'uun, yang berarti "Sesungguhnya kami adalah milik Allah Swt, dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali",, baik ketika dirimu sedang mendapatkan materi/ kesuksesan maupun sedang diberikan sesuatu yang tidak mengenakkan.

Sesungguhnya hidup ini adalah ujian. Dan, Allah menaikkan derajat hamba-hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya dan banyak berbagi terhadap sesama.
Selamat menikmati hidup.


Balada Ibu Hamil yang Bekerja



Mengandung dan melahirkan buah hati bagi seorang Ibu pekerja memang “sesuatu”.  Dua anakku, Melia (9 tahun) dan Barra (4 tahun), keduanya brojol di tengah kesibukan ibunya dikejar deadline.

Meilia, ketika aku sibuk menjadi jurnalis internal di Kantor Pusat PMI. Kala itu tahun 2004-an, Indonesia sedang diterjang banyak bencana. Aku super sibuk menulis berita untuk website, majalah, dan berbagai selebaran untuk koordinasi antar bagian.  Berasa lupa mengandung karena begitu semangat ingin membantu para korban bencana melalui  updetan berita yang kukerjakan.

Barra, adik Meili, lahir lima tahun kemudian di usiaku ke-31. Saat itu aku bekerja di majalah.  Nggak kalah sibuknya. Mending waktu hamil Meili, rumahku cukup dekat dengan kantor. Hanya naik ojek 5 menit sudah sampai. Ketika menggandung Barra, rumahku di Narogong-Cileungsi. Aku harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam ke kantor di Gondangdia-Menteng, Jakarta Pusat.

Kalau naik kereta, aku harus ke stasiun Kranji atau Bekasi. Lebih cepat dari jalur Cibubur. Waktu itu, kami belum memiliki mobil, sehingga untuk mencapai stasiun atau perempatan Cileungsi, suamiku mengantar dengan motor. 

Barra, berusia 3 bulan.


Kalau dibayangin,  bisa nggak ngantor. Suami sebenarnya juga tidak memaksa bekerja. Tetapi karena pertimbangan lain, aku putuskan bekerja. Ekonomi kami waktu itu belum sebaik sekarang. Suami masih dalam merintis usaha ekspedisi.

Faktor jarak, tak lagi aku pikirkan sebagai hambatan. Malah, menjadi sebuah kekuatan tersendiri. Disitulah aku melihat kebesaran Tuhan.  Tak henti dzikir membasah di bibirku dalam perjalanan.  Kondisi jalan di perumahanku dan sepanjang jalan menuju kota Bekasi memang tidak begitu bagus. Gajlukan demi gajlukan seolah menjadi irama yang cukup dijawab istigfar. Lantas pulangnya ?  Aku tiba di rumah sekitar pukul 11 malam.

Belum lagi ketika di kereta. Aku harus siap berjejalan dengan para penumpang dan menyiapkan hati besar menerima perlakuan penumpang yang tidak senang dengan bumil. Kondisi commuter line empat tahun lalu tidak senyaman sekarang. Kadang AC mati, menunggu antrian lama karena kereta lain yang lewat dan jadwal kerap telat.

Barra tergolong anak yang aktif dan senang belajar

Mengidam Sambel


Aku terbilang tidak suka pedas. Tetapi ketika mengandung Barra, berubah 180 derajat. Sambel pedas menjadi candu bagiku. Nafsu makanku hilang, jika tidak melihat sambal. Dan anehnya, sepedas apapun,  tidak membakar lidahku. Perutku juga tidak mulas.

Dokter bilang, boleh saja makan pedas, asal jangan banyak-banyak. Akhirnya, jika dinilai, lima puluh persenlah aku berhasil menahan nafsu pedas.

Melawan Kantuk di Kantor


Selama hamil Barra, terasa sekali betapa sulitnya menahan ngantuk di kantor. Kantung mata begitu berat diangkat jika sudah di depan laptop. Terlebih hawa dingin AC yang menyelusup ke pori-pori tubuhku, makin membuaiku memalaskan diri  di kursi empuk ergonomic kantor.

Dunia media, sangat berkejaran dengan waktu deadline. Walaupun majalah bulanan, jadwal tetap padat. Apalagi jumlah wartawan di kantor kami  sedikit.  Aku ingat benar tulisan di sebuah artikel, Ibu hamil yang menyibukkan diri, membuat pertumbuhan otak janin bagus dibanding bumil yang kurang aktivitas. Semangat !!!

Sambil menulis, sejak 3 bulan kandungan, aku selalu menempelkan headphone bergagang di perutku. Mulai dari lantunan ayat suci Alquran, instrumentalia, lagu pop Indonesia  sampai dangdut. Sesekali musik klasik.

Aku juga menggembirakan perasaanku. Tidak mau banyak berprasangka buruk dan bersedih. Pengalaman waktu mengandung Meilia kerap bersedih, melahirkan Meili-bayi yang rewel. Sampai sekarang pun, ia begitu berperasa.

Aku baru mengambil cuti di usia kandungan ke-9. Tanda-tanda melahirkan sama sekali tidak kurasakan sampai bulan kesepuluh. Dokter memintaku untuk segera sesar meski tidak berkontraksi dan mulas. Bayiku besar dan umur sudah sangat cukup.  Kejadiannya hampir sama dengan kelahiran anak pertama. Alhamdulillah Barra lahir dengan selamat, dengan berat 4,1 kg  dan panjang 51 cm. Kini ia berkembang menjadi anak yang sehat, pintar, supel, dan ceria.





Angkringan di Kota Wisata Cibubur



Kurang lebih hampir setahun warung angkringan di kota wisata ada. Tepatnya di depan suatu ruko yang terletak tak jauh dari gerbang Kota Wisata  arah  Cileungsi. Saya lupa nama rukonya. Hehe padahal sudah relatif sering melewati jalur itu.

Singkat kata, akhirnya kesampean juga saya nongkrong bersama keluarga di angkringan tersebut. Setiap kali ingin menikmati sego kucing di angkringan ini, pasti Mas penjualnya sudah mulai tutup layar. Padahal baru pukul 20:00 an. Sementara, mereka baru buka menjelang maghrib. Dibanding deretan kuliner yang ada di sepanjang ruko tersebut, boleh dibilang, angkringan ini teramai. 

Malam ini (19/12), kendaraan kami sampai di sana pukul 19:30an. Sambil harap-harap cemas semoga masih tersisa sego kucingnya. Alhamdulillah, nasi bungkusan imut-imut itu masih tersedia. Satu persatu, pembeli mulai berdatangan. Saya langsung sigap mengapling lesehan :)


 Tak beda dengan angkringan di tempat lain, angkringan Kota Wisata --saya menyebutnya, juga menyediakan tiga pilihan lauk pauk sego kucing yaitu nasi-orek tempe, nasi-ikan asin, dan nasi-sambal ikan tongkol.

Meilia tampak semangat memilah-milih nasi mungil itu. Ia mengambil dua bungkus bermenu ikan asin. Tiga tusuk sate ampela dipilihnya. Barra pun tak kalah eksis memilah-milih sate kesukaannya. Selain sate "jeroan" ayam (usus, kulit, hati) tersedia juga sate telur puyuh, tempe-tahu bacem, bakwan dan martabak.  Setelah dipilih, si Abang siap membakar dengan arang untuk menghangatkan. Aroma bakaran begitu semerbak, jadi bikin lapar. Ini kayaknya yang bikin beda. Nasinya pun pulen dan padat. Legit rasanya. Seutas daun pisang ikut mengutas kepalan nasi itu.  Makan satu bungkus saja, perut sudah merasa penuh. Heheh rata-rata kami makan dua bungkus.


Menyenangkan ternyata makan di emperan toko sambil menyeruput Susu Telor Madu Jahe (STMJ)  hangat dan memandangi orang yang lalu lalang.   Kurang lebih setengah jam nongkrong di sana, tumpukan nasi yang kami temui masih banyak, menyisakan beberapa bungkus saja. Begitu pula lauk pauk sate, nyaris tak bersisa. 

Berada di kawasan perumahan mewah Kota Wisata, kehadiran Sego Kucing ini memang memberikan angin segar kuliner murah meriah. Wajar sih jika umur jualannya cuma hitungan jam, langsung ludes. Nasi sebungkus harganya Rp 3000. Seluruh jenis sate juga Rp 3000. Gorengan besar Rp 1000. Minuman STMJ cuma Rp 5.000. Soft drink juga dijajakan. Harganya standar.

 Sepertinya bisnis angkringan bagus nih dilirik. Tak jauh dari Kota Wisata, juga ada warung angkringan. Tiap hari buka mulai dari pukul 05:00 sore hingga jam 12 malam. Cukup ramai. Lesehan dengan meja kecil berjejer rapi. Kalau malam minggu, angkringan di jalan menuju Taman Rahayu ini menjadi tempat tongkrongan. Cuma memang dari segi rasa, menurut saya lebih enak angkringan di kota Wisata. Lebih bersih dan bikin nafsu makan.



Khasiat Pelukan Suami


Artikel yang saya baca dari media sosial, cukup menggugah juga. Pasalnya, kami sudah 10 tahun menikah. Hmm..pastinya tak mungkin dilalui dengan mulus. Ada rintangan, masalah, dan hambatan yang selalu saja membuat kami selalu harus instrospeksi diri.

Hal-hal kecil dan mudah dilakukan seperti soal pelukan ini memang dampaknya nyata terhadap keharmonisan rumah tangga kami. Hehe di sini saya tidak mengurai bagaimana suami saya memeluk atau kami saling berpelukan ya. Tetapi hanya ingin memaparkan bahwasanya, jangan pandang enteng makna pelukan.

Sebuah penelitian menunjukkan fakta bahwa seorang suami yang memeluk istrinya paling tidak 5 kali sehari niscaya umurnya akan lebih panjang 2 hingga 3 tahun. Wow..

Menurut pakar dan motivator Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah, bahwa fakta  ini telah dibuktikan oleh seorang pakar dari Jerman.  Menukil penetian pakar itu, Dr Mohd Fadzilllah mengungkapkan, “Seorang suami akan bertambah panjang umurnya jika memeluk isterinya setiap hari karena pelukan dan sentuhan bisa menyebabkan tubuh manusia mengeluarkan berbagai hormon termasuk endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Hormon endorfin adalah sejenis bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh dan bermanfaat sebagai penahan sakit dan mengurangkan stress. Selain itu, hormon ini juga mempunyai kesan positif bagi kesehatan sentuhan.

Penelitian lain di Amerika Serikat juga menguatkan bahwa pelukan suami dapat mengurangkan tahap kolesterol dan meningkatkan kesehatan isteri. Hhhe benar juga sih. Dampak nyata adalah hati yang tenang dan merasa disayangi.

Rosulullah ketika menerima wahyu pertama di gua Hira, tubuhnya menggigil seperti demam. Beliau memanggil Khadijah dan memintanya untuk menyelimuti tubuh beliau.. Zammiluni..zammiluni...begitu pintanya. Siti Khodijah langsung menyelimuti Rosulullah dan memeluknya. Kekhawatiran Rosulullah pun perlahan sirna.

Dari segi medis, saat tubuh merasakan sentuhan, nueotransmitter di otak akan mengirimkan hormon endormorfin ke dalam aliran darah dengan cukup besar. Hormon tersebut mampu menurunkan ketegangan saraf dan tekanan darah.

So, jangan abaikan makna pelukan ya bagi yang sudah menikah.

Menikmati Sepeda Motor Listrik di Monas



Hai sobat, pasti ada yang udah pernah jalan-jalan ke Monas ya...

Minggu kemarin, kami sekeluarga jalan-jalan ke monumen setinggi 132 meter itu. Ini sebenarnya bukan kunjungan perdana. Kami sudah beberapa kali kali bermain ke sana. Hhehe kalau dari jarak rumah kami di Cileungsi cukup jauh juga ke Monas. Kurang lebih 2 jam jika kondisi lalulintas tidak begitu ramai. Kalau ramai, wahh bisa 3 jam lebih.

Tapi demi mengenalkan kepada anak-anak tentang salah satu sejarah perjuangan bangsa, hmm dibela-belain deh. Meski pada kenyataannya, gambaran sebuah museum yang ideal dari Monas itu masih jauhh sekali dari harapan. Paling daya tarik utama kebanyakan pengunjung adalah melihat kota Jakarta dari puncak tugu. Hhehe, jangan tanya ngantrinya, pake banget pokoknya deh. Dan, jujur sampai detik ini, aku belum pernah naik sampai puncaknya. Waktu kunjungan sebelumnya, sudah diniatkan mau naik, tapi sedang ada perbaikan lift.

Dalam kunjungan kami Minggu (14/12), kami tidak ke dalam Monas.  Kami hanya menyaksikan beberapa pameran di sana yaitu pameran kuliner, pameran Alusita-kerdirgantaan, dan pameran produk daur ulang. Semuanya diselenggarakan di area luar ruang Monas.

Jangan tanya mataharinya ya. Wahhh terik banget. Tapi bagi anak-anak, tak ada kata terik dan kepanasan. Mereka tetap gembira dan semangat bermain.

Salah satu permainan yang diminati anak saya adalah sepeda motor. Baru satu kali Kakak Meili belajar motor ehhh sudah bisa ngacir sendiri berboncengan dengan adiknya, Barra.


Was-was juga aku mengawasinya. Khawatir jatuh atau menabrak orang yang ramai lalu lalang. Sambil terus mengawasi gerak-gerik buah hatiku, aku mengabadikan beberapa gambar kegembiraan mereka.

Oya, harga sewa motor listrik ini cukup 'murah'.  Hanya Rp 30 ribu per 20 menit. Tetapi pada kenyataannya, kami bisa menaiki lebih dari 20 menit. Abangnya tidak mencari dan malah mendiamkan saja anak-anak bermain. Malah, kalau sedang tidak ramai, abangnya menunggu sampai secape anaknya saja. Hmm.. Aku jadi tidak enak sendiri..hehehe kesadaran aja kali ya menghentikan permainan.

Sambil menunggu Meili dan Barra bermain, aku ngobrol sedikit dengan Abangnya yang sepertinya asli Batak. Dulu -sebelum ada razia, setiap hari, si Abang mangkal di halaman Monas. Tetapi setelah ada razia, Si Abang jadi cuma akhir pekan saja leluasa mengoperasikan dagangan 'sewa sepeda motor listriknya". Sisa-sisa harinya, dia operasikan di lingkungan rumahnya. Dan, sambil melihat-lihat momen. Kalau ada momen acara di Monas, pasti Si Abang ini eksis.  Ada lebih dari 10 sepeda motor listrik yang dimilikinya baik ukuran besar maupun kecil. Lumayan juga ya.
Yuk teman-teman jalan-jalan ke Monas. Setiap akhir pekan di halaman Monas kerap ada acara. Gratis loh masuknya. Cuma bayar parkir saja. Kalau parkir di Stasiun Gambir, tarifnya Rp 4000 per kedatangan, dan Rp 3000 per kelipatan satu jam.Untuk tarif parkir di luar Stasiun Gambir rasanya tidak beda jauh, atau bisa kompromi dengan petugas parkirnya.

Meski saat ini Monas belum menjadi destinasi wisata yang bagus, tetapi rencananya Monas akan benar-benar difungsikan menjadi sebuah museum lengkap dan moderen, serta pusat kesenian Indonesia. Di sinilah nantinya ajang eksistensi seni dan budaya dari seluruh Indonesia.



Kalau melihat ide awalnya dari Bung Karno, presiden kita yang pertama, Monas memang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Semangat yang terus menyala dan berkobar dilambangkan lewat  seonggok emas 81 kg yang dikreasikan bak lidah api di atas tugunya.

Hanya saja, manajeman dan pengelolaan Monas belum sesuai harapan. Padahal, Monas sudah dibuka sejak 12 Juli 1975 loh. hmm..mungkin pemerintah sebelumnya, punya prioritas lain. Tapi syukurnya, sekarang pemerintah DKI Jakarta kembali "mengurus" Monas untuk menjadikannya destinasi kebanggaan nasional. Museum lengkap perjuangan bangsa. Selain itu, rencananya di halaman Monas akan dibangun taman bunga empat musim. Wahh keren ya..Insya Allah bisa terwujud dan dilancarkan prosesnya. Mengingat Monas merupakan aset bangsa yang harus dirawat dan dipelihara

Jadi, harap maklum ya jika teman-teman yang berkunjung tidak bisa sepenuhnya menikmati ruangan demi ruangan di dalam tugu tersebut. Sebagian wilayah interior Monas sedang dalam perbaikan.  Bagi yang ingin menyelenggarakan event atau pameran, hanya diperbolehkan di depan halaman Monas setiap akhir pekan. 
Sambil menunggu persiapan mempercantik Monas, sebagai warga negara yang baik, mari kita dukung. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan di sekeliling halaman Monas. Pasalnya, banyak banget sampah bertebaran di taman-taman dan hutan kota di Monas. Kesadaran pengunjung dan pedagang kaki lima untuk menjaga kebersihan lingkungan masih minim. Pantas saja sih, pemerintah DKI Jakarta giat melakukan razia pedangan dan gepeng di seputaran Monas. Itu semua demi menjaga keindahan Monas agar bisa dinikmati warga masyarakatnya juga.

Sering Berstatus Galau, Siap-siap Kena Tipu



Hmm tarik nafas dulu sebelum menuliskan ini. Hari ini (1/11) dadaku dibuat berdebar dan tanganku bergetar menahan amarah terhadap seseorang lelaki, sebut saja namanya Doni. Sebenarnya, ini sudah sekitar dua bulan lalu bikin aku emosi. Sempat aku luapkan emosiku via message FB Doni tentang modus penipuan yang dia lakukan terhadap teman dekatku, bernama Santi (samaran). Tetapi karena waktu itu temanku ini masih "cinta" sama dia, jadi dia mengurung niatku untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Ya sudahlah, orang kalau sudah cinta, penipu pun dianggap hero hehhe...

Penipu ? Ya itulah dugaanku. Singkat cerita, Santi, sedang getol mencari jodoh setelah kegagalan rumah tangganya. Dia berupaya membuka diri menjalin hubungan dengan beberapa pria. Salah satunya Doni itu.

Aku senang sekali temenku sudah mulai move on dengan kegagalan rumah tangganya dan sudah menemukan calon suaminya. Dia selalu cerita tentang Doni  kepadaku, bahwasanya Doni  soleh, perhatian, baik banget, sayang sama anaknya dan sebagainya dengan sejuta pujian. Terlebih katanya Doni ini kader partai impor dari Mesir.  AKu juga pernah menjadi pemilih loyal terhadap partai ini. Maaf saya tidak mau berpanjang lebar soal partai ini. Saya yakin teman-teman sudah bisa menilainya.

Tak berapa lama dia mengenalkan Doni kepadaku di kantornya. Santi adalah teman baikku sekaligus juga klienku. Jadilah kami bertemu untuk soal pekerjaan. Dia berharap Doni bisa bekerja sama dengan aku. Karena kami mempunyai kemiripan profesi yaitu penulis. Siapa tahu bisa saling sharing proyek.

Kesan pertama, aku sih nilai biasa banget. Wajahnya juga biasa banget. Tidak ada energi positf yang aku rasakan. Rupanya, Doni ini mengaku kepada Santi, masih berstatus suami dengan dua anak. Tapi rumah tangganya sedang diambang perceraian. Ohhh noo..aku gak mau temen baikku yang aku sayangi dituduh penghancur rumah tangga orang.  Katanya istrinya meninggalkan dia dan tidak mengurus suaminya. Alasanya, suaminya tidak bisa memberikan kebahagiaan materi karena banyak hutang. Mereka tidak tinggal serumah...katanya loh. Doni juga bercerita tentang betapa dia menyayangi anaknya melebihi istrinya. Dialah yang mengurus anaknya, sedangkan istri Doni tidak begitu peduli...

.Hmmm..segala cerita jelek tentang istrinya diceritakan ke temanku. Hingga akhirnya temanku percaya, berempati dan tumbuh cinta. Ya iyalah, gimana ga jatuh cinta, Doni selalu mengeluarkan kata-kata manis, sebutan cantik dan segudang rayuan...Temenku yang memang butuh kasih sayang  jadi merasa tersanjung dan gede rasa. Apalagi dia berkostum soleh, style-partai itu kebanyakan,  Dia selalu mengingatkan temenku untuk ngaji, liqo dan sebagainya. Pokoknya oke banget kata temenku. Ya...aku cuma angguk-angguk aja.

Suamiku yang juga bertemu dengan dia untuk menemaniku di kantor Santi, sempat bilang kepadaku. Hati-hati Santi dengan pria itu. Tampangnya tidak baik. Aku bilang, jangan berprasangka dulu yah..semoga aja dia baik. AKu nggak ngerti suamku bisa berkata demikian, cuma atas dasar feeling.

Tak berapa lama setelah pertemuan, Doni meng-addku di FB. Aku langsung confirmed. Wahh berteman dengan dia di FB menimbulkan aura negatif. Statusnya, selalu penuh kemarahan dan provokasi atas nama dakwah. Ya.jaman kemarin kan sedang pileg dan pilpres, jadi dia lumayan gencar memprovokasi. Sering sekali ia berstatus yang menjelekkan PDIP dan Jokowi. Bahkan sampai tengah malam menjelang dini hari...Gila ya nih orang, ngga ada kedamaian di hatinya. 

Ckckckck..ga nyangka, yang kata temenku, dia bijaksana, baik, pinter, sabar, tidak mudah marah. Nyatanya statusnya bertolak belakang. Santi selalu berstatus memujinya di wall FB sebagai pria soleh, patriotis dan segambreng kata-kata mesra untuknya. Aku cuma geleng-geleng aja membaca status Santi di FB. Menurut Santi, dia bersemangat dakwah karena telah menemukan Islam saat di partai itu. Daripada menimbulkan energi negatif, aku unfriend saja. Peduli amat dengan temanku kalau tanya kenapa diunfirend. Aku jawab aja, ga suka dengan orang yang suka menyebar permusuhan atas nama agama.

Temenku juga sudah mulai tidak bercerita tentang  Doni kepadaku. Mungkin dia ingin menjaga perasaanku. Atau mungkin ga rela pacarnya dicemooh sama aku. Aku hanya wanti-wanti tentang hubungan mereka yang tidak pantas. Ya, dia beristri, tetapi  pacaran dengan temenku. Mau sampai kapan akan diteruskan. Katanya islami, tetapi kok sering berduaan. Ahhh...tidak sesuai apa yang dilisan dengan di perbuatan.

Temanku udah buta oleh cinta. Dia sudah tak peduli dengan perasaan istrinya. Dia hanya minta, jika ingin menikah dengannya, ceraikan istrinya. Doni selalu mengundur-,undur dengan banyak alasan. Intinya dia tidak ingin menceraikan istrinya. AKu selalu mengingatkan untuk sholat istikharah dan jangan sering berduaan karena efeknya tidak baik. Beri batas waktu sampai kapan hubungan akan berlanjut. Dan, cek ke istrinya, apa benar yang diceritakan suaminya, bahwa istrinya meninggalkan dia.

Singkat cerita, Doni mengabarkan Santi, istrinya hamil 7 bulan. Woowww, betapa hancurnya temenku merasa dikhianati.Katanya, sudah tidak serumah, kok bisa hamil, Tapi ya..sah-sah aja sih, wong masih suami istri. Tapi cerita yang keluar dari mulut Doni, ngarang banget.   Istrinya hamil karena dijebak oleh paman istrinya. Ahhh..jadi pusing mendengarnya.  Bagai dibutakan, Santi begitu percaya dengan karangan Doni. Santi malah mengumpat tentang istrinya.  Dia masih optimis akan ada keajaiban untuk hubungannya itu. Dia berharap istrinya hamil hanya becandaan belaka. Hmmm lap keringat deh gw. Ya, terserah lo deh.

Aku mulai malas meladeni curhat temanku, dan akhirnya aku dapat kabar mereka putus..Alhamdullillah, pekikku mendengar mereka putus. Ini kesempatan bagiku untuk mengembalikan perasaan Santi agar bisa melupakan Doni. Aku ajak dia berempati. Kasian istri yang  baru melahirkan masa dipush untuk cerai. Dan, Doni pun gila juga. Dia bilang akan menceraikan istrinya jika persoalan beres. Hufff...Untungnya temenku mulai sadar, dan bisa berkata putus padanya.

Kedok terbongkar

Beberapa lama kemudian. Temenku telepon dan cerita panjang lebar, bahwa Doni itu sudah berhutang padanya hampir 30 juta sejak mereka berkenalan. Wahhh kok bisa ? Itu semua karena rayuan, temenku tak berdaya. Apalagi prilakunya yang santun, postingan di FB yang berghiroh Islam. Si Doni memang sejak bertemu sudah mengaku dalam kebangkrutan usaha. Istrinya meninggalkannya sehingga temanku kasian.

Dimana kenalnya ? Nah ini unik untuk dishare dan jadi pelajaran teman-teman khusus wanita. Dia kenal di FB, Temanku baru cerita kepadaku setelah mereka putus. Jadi, temanku suka berkomentar di FB yang tentang mantan suaminya yang menjadi publik figur atas kasus korupsi seorang gubernur wanita yang cukup heboh beberapa waktu lalu. Ya..mantan suaminya menjadi orang dekat gubnernur itu. Santi benci sekali dengan mantan suaminya yang selingkuh hingga menyebabkan perceraian.

Komentar-komentar Santi tentang kasus Gubernur berkerudung itu rupanya menjadi perhatian Doni. Hingga akhirnya Doni meminta pertemanan. Kebetulan juga, temenku ini statusnya suka galau, dikhianati cowok, sedih yang nggak jelas. Galau-galau relijius gitu deh. Galau yang dibumbui ayat-ayat suci. Ibadah temanku memang bagus. Jadi dia bikin status cinta galau, sambil menguatkan diriya agar kuat dan sabar menghadapi cobaan hidup. Hmm rupanya ini makanan empuk Doni ambil hati. Dan berhasil banget, sampai temenku rela menyerahkan uangnya. Temenku PNS. Uangnya pas-pasan. Uang sejumlah kurang lebih 30 juta itu dipinjamkan kepada Doni dengan cara dicicil.  Nggak langsung  dalam jumlah 30 juta. Temenku memiliki  uang sebanyak itu dari pinjaman hasil gadai SK-nya. Dari gadai SK, dia bisa renovasi rumah. Dia sangat terbuka terhadap si Doni. Tanpa terasa, keterbukaannya membuat lubang baru atau kesempatan baru untuk orang menipunya dengan embel-embel supaya orang rasa kasian padanya.

Doni selalu berjanji dengan menyebut nama Allah untuk mengembalikannya. Tetapi sampai detik ini sejak mereka berhubungan sekitar November 2013 (ini waktu Santi ceritakan kepadaku), Santi  sebenarnya tidak mau menceritakan ini kepadaku. Tapi karena terdesak situasi, dia merasa dirugikan, akhirnya cerita juga. Alasan Doni pinjam katanya untuk proyek bukunya, urusannya dengan bisnis sebelumnya, bayar kontrakannya, dan sebagainya. Bahkan, setiap mereka ketemu, yang bayarin makan temenku.Hufff...Kata temenku, si B cuma bayar sekali waktu pertama kali. Ckckkck...tapi kalo ngomong agamis banget...Pulsa pun kerap minta temenku. Kalau tidak diberi, keluarlah ayat-ayat...

Aku geram sekali sama orang yang suka jual agama. Akhirya aku message Doni via FB. yang intinya menegaskan kepada dia supaya bayar hutanngnya. Dia ga balas malah ganti marah dengan temenku yang udah memberi tahu soal hutangnya. Temenku itu penakut juga. Aku kuatkan aja, jangan takut sama orang model gini. Masih ada Allah.

Dengan petunjuk Allah, Alhamdulillah temanku tahu siapa dia sebenarnya. Dari mana tahunya ? saya belum bisa membeberkan di sini. Karena proses masih berjalan. Biarlah Allah yang buka aibnya pelan-pelan. Ternyata dia itu memang penipu, yang sasarannya adalah wanita-wanita kerudung yang galau. Yang cirinya suka berstatus galau di FB dan ber-selfie ria. Perempuan yang tampak lugu, dan GR-an. Hmm saya sudah memililiki buktinya dari Santi langsung.

Dia manfaatkan wanita galau ini, salah satunya dengan mengeret uangnya. Dan, dia akan cerita dengan modus sama, yaitu suami yang terzalimi oleh istrinya. Dia pun simpatik banget. Memberikan KTP-nya dan meng-add pertemanan dengan teman-teman dekat korbannya. Simpatik banget..Tidak kentara kalau itu cuma modus. Sekarang, temenku di unfriend, dan dia berikan kontak hpnya untuk katanya bisa dihubungi  ahhha. Teman-teman dekat Santi yang pernah dia add, diunfriend juga. Jejak yang bersih. Dia janji mau bayar hutangnya..janji dan janji..sementara di Fbnya, dia pamer mobil baru, pamer kemesraan dengan anaknya, pamer status religius sebagai manusia sempurna. Kasian temenku tertipu oleh penipu yang jual agama.  Bukti, dia ber-message mesra dengan seorang "korban'-nya sudah kami simpan. .

Biarlah ini Allah yang tegur. Karena saya yakin suatu hari nanti pasti akan kena batunya. Si Doni ini dengan murahnya menebar pesona kepada korban-korban wanitanya. Dia juga begitu lembut tutur katanya. Tentu bagi yang sedang mencari pasangan hidup, menjadi menengok..Santi menyesal sekali. Dia berjanji tidak akan berstatus galau di FB, dan tidak mudah dirayu dengan kata-kata manis.

Hati-hati aja ya sobat semua. Jangan bikin status di FB yang secara langsung menunjukkan kita lemah. Apalagi suka pasang foto-foto narsis. Ini bisa jadi modus penipuan. Ini hanya salah satu contoh saja. Sengaja nama dan tempat saya samarkan. Karena ini masih dalam proses investigasi. Semoga Allah makin tunjukkan aib-aibnyaa dan menegur dia.



Oya, tentang status galau, ada juga nih beritanya :

http://inet.detik.com/read/2012/03/31/151046/1881963/398/waspada-polri-ingatkan-status-galau-di-bbm-bisa-pancing-kejahatan









Pendidikan Tinggi, Tidak Jaminan Orang Bisa Kerja




Mumpung lagi hangat soal pendidikan rendah Ibu Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti yang sukses jadi bahan nyiyiran di media sosial, aku jadi ingat tentang adikku, Mahyudi Khautama. Nggak nyangka juga sih, si bungsu ini berhasil jadi pria mandiri. Padahal, di jaman sekolah dulu, aduuh bikin tepok jidat.

Keluarga kami bukan dari keluarga kaya. Jadi, saya bisa mengerti mengapa bapakku geram dengan pola tingkah adikku yang "malas" sekolah. Dan, sepertinya, ia tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Sepertinya, dia sejak kecil tidak suka sekolah. Nilai-nilainya kebakaran kalau saat ambil raport. Bapak sampai malu. Sedangkan dua kakakknya lumayan berprestasi, termasuk aku yang selalu Alhamdulillah cemerlang. Apalagi adikku, swesti, selalu rangking tiga besar sejak SD. Kami pun berdua melenggang cantik ke perguruan tinggi negeri. Aku di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dan swesti di Fakultas Teknk Busana, Universitas Negeri Jakarta.

Yudi ? hmm bikin ngelus dada. Dia sama sekali tidak mau belajar. Sukanya main terus. Tapi telaten kalau diminta membuat sesuatu prakarya, seperti membuat layang-layang, dan sebagainya. Guru-gurunya baik di SD maupun SMP, sudah pasra. Boleh dibilang, dia bisa naik kelas karena kebijakan. Waktu kelas 2 SD, bapakku tidak meminta Yudi dinaikkan. Karena memang belum bisa membaca dan berhitung. Terus berlanjut sampai kelas 6. Nilainya ngepas terus. Tapi kalau minta beli buku, paling kenceng. Inginnya semua buku dibeli. Tapi ga pernah dibaca. Aku juga waktu itu sudah nggak ada waktu untuk memperhatikan adikku ini. Karena sudah stress juga belajar. Sekolah unggulan di SMU 78 Kemanggisan Jakarta Barat, banyak menguras pikiranku. Aku juga belum mengerti tentang pendidikan. Jadi ya..menyalahkan adikku terus kalau malas belajar.



Sedih juga memikirkn adikku jika tidak berubah. Apalagi dia cowok satu-satunya di keluarga kami. Calon kepala keluarga. Kalo malas, bagaimana hidup anak-istrinya. Ini yang suka bikin aku gemas. Dia memang cenderung dimanjakan oleh ibuku. Apa aja keinginannya selalu dipenuhi kalau ada rezeki sehingga menganggap segalanya mudah.Sampai akhirnya lulus SMU. Aku dah wanti-wanti ke dia untuk mandiri, dan jangan merepotkan orang lain. Apalagi merepotkan orang tua yang justru harus dibantu.

Sejak SMU dia suka main band. Sepertinya hobinya bermain band mengalahkan pelajarannya di sekolah. Dia gigih belajar band dari teman-temannya. Uang jajannya habis cuma buat sewa studio. Sampai akhirnya, dia bisa memukul drum. Bahkan kata teman-temannya, Yudi bagus nge-drumnya. Dia kerap dilibatkan dalam berbagai pementasan grup band yang berbeda. Dia juga punya grup sendiri. Tapi sesekali waktu dia menerima kesempatan main dengan grup band lain. Dibayar ? Dia ngaku sih nggak. Cuma makan siang atau minum doang. Karena masih setingkat festival seni sekolah-sekolah. Dan, karena pementasan di sebuah sekolah pula, ia ketemu jodohnya. Tina Emeraldi Hutama.


Aku mulai memahami dunia adikku. Rupanya dia passionnya di seni. Dia juga bisa menulis lagu dan bermain gitar.Beberapa kali aku dipamerkan syair-syair lagunya. Bagus juga, bertema cinta dan persahabatan. Dia pernah juga serius membentuk grup band. Aku pun beberapa kali suka promosi keahlian adikku kepada teman-teman yang punya link ke pencari bakat. Hingga aku kenalkan dia ke temennya temenku di PMI. Katanya dia mantan manaajer sebuah grup band terkenal. Terjadilah hubungan antara manajer dan talentnya selama beberapa bulan. Kemudian, karena suatu alasan mereka tidak melanjutkan kerja sama lagi. Padahal adikku sudah memberikan lagu-lagunya yang direkam dari hasil menyisihkan uang jajannya. 

Karena sering nongkrong di studio, ia ditawari juga menjadi guru privat drum. Dan sering menjadi additional player. Kala itu, ia sudah berpacaran dengan Tina Emeraldi Hutama,cewek yang ditemuinya saat pementasan di sebuah SMK di Jakarta Pusat. Si pacarnya ini kurang senang jika Yudi bermain band. Mereka sering ribut karena hal ini. Sempet putus juga beberapa kali.

Dalam perjalanannnya, dia menyadari dunia band belum bisa memberikan hasil yang bagus. Memang butuh proses yang lumayan panjang jika untuk sukses di dunia musk. Apalagi adiiku juga bukan orang yg pandai menjual dirinya. DIbayar dan ngga dibayar dia mau aja, asal bisa mukul drum. Aku warning ke dia, agar mencoba melamar pekerjaan. Alhamdulillah, dia pun nurut dan nggak gengsian.

 Awalnya dia menjadi marketing online kartu kredit. Gajinya dibawah Rp 500 ribu. Tak berapa lama ia melamar lagi jadi cleaning service di sebuah perusahaan outsoursching. Aku nggak menyangka juga adikku mau menerima pekerjaan itu. Gajinya juga tidak sampai Rp 500 ribu. Aku tahu adiiku ini lumayan pemalas bersih-bersih di rumah. Kok mau juga jadi cleaning service di kantor. Gimana kalau tidak bersih, dia bisa dimarahin.


Dengan ditraing selama beberapa hari, Yudi lumayan cukup rapi dalam bekerja. Dari jam 7 pagi dia sudah membersihkan seluruh ruangan. Kemudian dilanjutkan lagi setelah makan siang. Jadi dua kali mengulang pekerjaan yang sama di pagi dan sore hari. Dia suka ngeluh juga karena bosnya cerewet, nggak boleh lihat orang duduk-duduk santai. Langsung disuruh kerja. Padahal kerjaannya sudah beres. Tapi ditabahin aja semuanya. Sampai akhirnya, dia dioper ke Bank BCA, Menara BCA, Slipi, Jakarta Barat. 

Untuk kepentingan tertib administrasi, Yudi dan teman-temannya diminta bikin CV dan interview dengan HRD. CV-nya juga aku yang buatin. Aku tambahi pengalaman kerja sebagai pengajar drum privat.

Hmm rupanya, pengajar privat drum ini menarik hati HRD BCA. Dalam proses interview yang ditanya bukan berkaitan cleaning service atau office boy, tetapi malah soal aktivitasnya nge-bandnya. Tak tahu apa yang dibisikkan Tuhan kepada HRD itu sehingga dari kalo tidak salah empat orang temannya, hanya Yudi yang dipisahkan. Dia ditawari jadi karyawan kontrak di bagian pembuat kartu ATM di BCA. Ruang kerjanya pun khusus seperti aquarium yang tersterilisasi. Dan, kata Yudi hanya dia yang tamat SMK. Yang lainnya minimal D3. Lama juga Yudi bekerja di BCA. Kurang lebih 3 tahun. 

Dunia band tetap tidak bisa dicabut dari passionnya. Sepulang kerja, dia menyempatkan diri nge-drum hingga larut malam. Aku prihatin dengan kondisi fisiknya. Tapi dia tidak merasa letih. Sampai suatu ketika ada sesuatu kejadian yang memaksanya untuk keluar dari situ. Ya, ada kesalahpahaman diantara temannya sehingga reputasinya jatuh dan dia harus keluar dari BCA. 

Dia tidak putus asa. Pasti ada hikmahnya dibalik kejadian itu. Intinya dia tidak boleh sembarangan dan harus pandai mengendalikan emosi. Ya, adikku ini emosinya suka tinggi. 

Aku carikan lowongan pekerjaan di koran. Alhamdulillah ada kesempatan di sebuah perusahaan seluler. Mereka tidak mencari yang expert, tapi mau kerja. Karena, nanti akan ada pelatihan dan training. Kembali Yudi aku buatkan lamaran dan diterima. Ia ditraining kurang lebih sebulan sampai ditempatkan di Cempaka Mas.  Seluler Shop, dengan bos India. 

Alhamdulillah adikku menemukan passionnya di situ. Dia cepat sekali menangkap ilmu handphone. Dia juga tanggung jawab dan rajin. Tak heran jika penjualannya bagus dan mendapatkan apresasi dari bosnya. Dengan modal kerja menjadi penjaga toko seluler, dia memberanikan diri untuk melamar pacarnya itu. 

Setelah menikah, prestasinya semakin bagus. Dia mulai diincar berbagai kompetitor. Dasar akal-akalan perusahaan, Yudi dengan berbagai cara terus ditahan sehingga tidak bisa keluar. Sementara dia tidak mendapatkan hasil yang menggairahkan. Bonusnya suka telat. AKhirnya Yudi nekat dan tidak mau lagi percaya dengan janji-janji akan menaikkan gaji. Yang dia pikirkan, bonusnya bisa keluar cepat. Jangan sampai berbulan-bulan. Dengan dorongan aku, akhirnya dia mau juga risain dan menerima tawaran LG sebagai trainer. Alhamdulillah gajinyaa naik dua kali lipat lebih. 

Kini, hampir dua tahun ia memberikan pelatihan kepada new comer LG di toko-toko seluler yang tersebar di sejumlah kota di Jakarta. Bahkan setiap ada produk baru, tugasnya adalah memberikan trainer. Selain itu, ia juga mensupervisi kinerja sales-sales LG di berbagai toko seluler. Hmm pekerjaann yang sejatinya adalah lulusan sarjana.

Semoga selalu sukses aja ya Yud dan diberkahi kebahagiaan bersama keluarga. Jaga kesehatan, jangan banyak merokok. Kurangi juga makan mie instan.

Prestasi Pengamen Jalanan Itu..



Sejak risain dua tahun lalu, sudah cukup lama juga aku tidak menjamah kehidupan jalanan di malam hari. Melihat dari dekat aktivitas pengamen yang dengan awasnya mata mereka melihat kondisi di dalam bis untuk ' live performance'.

Mereka bernyanyi riang, tertawa lepas, dan bersenda gurau dengan sesamanya. Sesekali waria menyambangi sambil menawari sebatang rokok..Keriuhan tetabuhan gendang bersama iringan melodi gitar dan seruling yg dimainkan sekelompok pengamen yang aku jumpai di terminal Blok M malam itu terlihat berbeda. Mereka bukan pengamen sembarangan. Iramanya mengalun teratur, enak didengar. Betah juga aku berlama-lama di sekitar mereka.

Tampak salah seorang dari mereka canggung memetik gitar ketika aku perhatikan..Sementara, teman-teman lain tersenyum enteng. Tanganku pun mulai antusias mengabadikan.
"Mba, kalo mau lihat kami tampil, besok mba di Grand Indonesia jam 10 pagi (23/10)," ujar Mas Coki, yang ternyata adalah "komandan"nya.

"Memangnya ada acara apa besok di Grand Indonesia ?" tanyaku mengakrabkan diri.
"Kami masuk final lomba musik ( saya lupa apa nama kompetisinya). Doain ya mba semoga menang." kata pria bertubuh ceking bertato temporer.



"Aamiin..Semoga berhasil ya. Hadiahnya apa nih ?" tanyaku. "Ada trophi dan uang 30 juta utk juara 1," jawab Mas Coki. Rupanya ia pernah kuliah di STISI Bandung dan beberapa akademi seni di Jakarta.
"Wahhh lumayan ya..!" ujarku. "Alhamdulillah mba. Hanya kami sendiri yang berasal dari pengamen jalanan. Keenam belas finalis kebanyakan dari sanggar ngetop..Salah satunya binaan Guruh Soekarnoputra,"jawab Mas Coki. Sambil ngobrol, beberapa pengamen jalanan mencium tangannya..Hmm
sepertinya Mas Coki begitu dihormati.

Dan, kelompok seni pengamen jalanan yang digagas oleh Mas Coki ini adalah jawara lomba seni musik. Detroid, mereka menamakan grupnya.
"Kami sudah 11 kali ikut lomba. Yang terakhir belum lama di DPR, festival musik 4 Pilar kami meraih juara 2. Hadiahnya rekaman dan uang 6 juta," terangnya.
Apa keunikannya sehingga menjadi juara ? "Kami memainkan alat musik tradisional juga, seperti rampak, seruling, dan sebagainya."

Mereka juga lumayan gaul. BNN kerap mengajak mereka dlm berbagai kegiatan kampanye anti narkoba. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, mereka pun melakukan aksi bersih-bersih terminal dengan sukarela.

Mas Coki membina dan membimbing sejumlah anak jalanan membuat alat musik seruling bambu.
Komunitasnya diberi nama Sudirman Communty. Nama Sudirman, itu lantaran mereka tinggal di 'basecamp' tanah kosong di Karet. Kini, mereka tinggal di Ciledug. Masih di "base camp' di lahan kosong yg sengaja dititipkan developer selama menunggu proses pembangunan. "Meski kami tinggal di lahan kosong, tetap kami jaga kebersihannya. Kami juga menanami dengan pohon." jelas Mas Coki yg telah menjadikan jalanan adalah dunianya. "Saya, pelaku seni jalanan,"

Semoga lombanya sukses ya Mas Coki. ..Aku bersalaman dan pamit dgn pria berbaju biru itu. Bis Blok M-Cawang telah menyambutku.






Setoreh Kisah Inspirasi dari Fotografer Tanpa Kaki



Dilahirkan dalam keadaan tidak normal, jujur sungguh terasa berat. Bukan hanya bagi diri yang menjalaninya, tetapi juga orang tua dan orang-orang terdekat yang berada di sekeliling. Cibiran, cemoohan, bahkan mengasihani pastinya menjadi makanan pokok sehari-hari. Ya itulah yang dialami Kevin Michael Cannoly. Pria kelahiran Helena tahun 1985 ini harus siap menelan kegetiran hidup tanpa kaki sejak lahir.

Selama perjalanan hidupnya, ia selalu melihat orang-orang yang terperangah melihatnya.  Melihat dengan bola mata penuh ketika berpapasan dengannya. Namun, hal itu tidak lantas membuat Cannoly malu, marah bahkan dendam. Justru sebaliknya, ia manfaatkan kesempatan orang-orang yang menatapnya dengan jepretan kamera. Ekspres-ekspresi orang menjadi nilai seni yang membuat dirinya terus merasa hidup.  Kini ia menjadi fotografer profesional yang karyanya mendunia.

Cannoly kecil hidup dalam lingkungan penuh kasih

Salut untuk kedua orang tua dan dua orang saudara perempuannya. Meski lahir tanpa kaki, mereka tak memperlakukan Connolly berbeda. Pada awalnya memang sulit. Ketika saatnya bayi seusianya belajar berjalan, Connolly justru menggunakan kedua tangannya untuk berpindah tempat.

“Orangtua saya seharusnya bisa berhemat karena mereka tak perlu membelikan saya sepasang sepatu. Tapi ternyata dalam seminggu saya bisa menghabiskan setengah lusin celana karena celana selalu bergesekan dengan tanah,” kata Connolly mengenang masa kecilnya.

Orangtuanya juga tak mengarahkannya untuk menggunakan kursi roda seumur hidup. Mereka tetap mengajarkan Connolly berjalan dengan anggota tubuh yang dimilikinya meskipun bukan kaki, yaitu kedua tangannya. Dan karena ia tak punya kaki, sebagai alas tubuh bagian bawahnya dibuatkanlah semacam “sepatu khusus”.




Sang ayah, lalu mengajarkannya berolahraga, mulai dari berenang hingga mendaki gunung. Ayahnya juga sering mengajaknya berkemah.  Itulah kenapa badannya fit. Naik gunung bagi yang tak punya kaki sudah pasti menyulitkan apalagi bagi Connolly yang praktis hanya mengandalkan kedua tangannya. Tetapi itu tak membuatnya mengeluh. “Saya adalah orang yang menggunakan tangan dua kali lebih sering ketimbang orang lain,” katanya.

Ketika usianya 10 tahun, ayahnya mulai mengajarkannya bermain ski dengan pakaian yang dirancang khusus. Ia juga belajar skateboard.

Studi Fotografi

Hobi fotografi didapatnya ketika kuliah di Montana State University bidang film dan fotografi. Suatu kali ketika keluar negeri (tahun 2006), Connolly mengunjungi Eropa. Seperti pelancong pada umumnya, ia pun membawa kamera.



Ketika tiba di Wina, Austria, ia tertinggal oleh rombongan keluarganya yang jalan lebih dulu. Pada saat itu Connolly menemukan sesuatu yang menurutnya janggal. Saat sedang memotret, orang-orang melihatnya penuh keheranan. Ini tentu bukan pertama kalinya melihat reaksi orang terhadapnya seperti itu. Tapi pada saat itu ia merasa jengah. Karena merasa kesal, ia potret saja orang-orang itu.

Ketika pulang baru ia sadari hasil fotonya menarik. Timbul keinginannya untuk mengabadikan berbagai reaksi orang ketika pertama kali melihatnya.

Berpetualang ke 15 negara

Pada tahun yang sama, Connolly mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pemuda dengan Selandia Baru. Kesempatan itu tak disia-siakannya. Namun beberapa bulan sebelum berangkat, ia ikut program televisi yang cukup populer “X-Games” yaitu lomba olahraga ekstrim. Ia ikut jenis olahraga ski.

Dengan keterampilan yang dimilikinya, ia berhasil meraih juara kedua dan mendapatkan medali perak serta sejumlah uang. Uang itu digunakannya untuk menambah biaya petualangannya. Setahun kemudian, Connolly berpetualang ke 15 negara dimulai dari Selandia Baru, kemudian ke sejumlah negara Eropa, lalu Malaysia dan Jepang. Selama perjalanan inilah ia mengabadikan foto orang-orang yang keheranan melihat dirinya yang tanpa kaki. Connolly berhasil membuat 32.000-an foto yang kelak dipamerkannya dan mendapat perhatian luar biasa. Ia juga menulis buku memoarnya dengan judul Double Take: A Memoir.

Foto itu bukti visual perjalanannya. Tetapi ia memiliki kenangan lainnya. Ketika di Selandia Baru, misalnya, ia mendengar seorang anak berteriak pada ibunya begitu melihatnya datang. Anak itu memanggil ibunya dan menyebut dirinya adalah korban gigitan hiu. Cerita berbeda ia dapatkan ketika mengunjungi negara lainnya.

Di Sarajevo, Bosnia, orang-orang mendekatinya karena bersimpati atas pengalaman buruk yang dialaminya. Orang itu mengira dirinya adalah korban perang Balkan tahun 1990-an. Waktu di Rumania lain lagi ceritanya. Ia malah mendapati banyak orang yang memberinya uang karena mengira dirinya pengemis. Tapi tak sedikit juga yang menganggapnya orang suci. Bahkan ketika pulang ke Amerika, ada saja orang yang menganggapnya tentara korban Perang Irak.

Tetapi ada kalanya orang menghampirinya hanya untuk menanyakan hal-hal kecil. Semisal, “Bagaimana kalau mau buang air?” Dan banyak pertanyaan lain yang memang normal diajukan tetapi sulit menjelaskannya.

Berbagai reaksi orang seperti itu sesuatu yang sulit dihindarinya. Tetapi itu justru memotivasinya untuk tetap tegar. “Ia adalah orang yang termotivasi oleh dirinya sendiri dan oleh orang lain,” kata seorang temannya mengenai Connolly.

Connolly sendiri berharap apa yang dilakukannya bisa memberikan inspirasi pada banyak orang. Tetapi sisi mana yang akan memberi inspirasi? Apakah ia ingin membuktikan bahwa orang seperti dirinya yang tak dikaruniai kaki juga bisa tak mau menyerah? “Saya kira satu-satunya cara untuk terus menjadi inspirasi adalah dengan terus melakukan apa yang bisa saya lakukan," paparnya.

Kini Connolly berprofesi sebagai seorang fotografer, pegiat film dan seni, juga olahragawan yang suka berpetualang ke tempat ekstrem. Semangatnya seperti orang normal. Bahkan melebihi rata-rata orang. Sungguh luar biasa!

Lantas bagaimana dengan kita yang dikaruniai kesempurnaan fisik ? Sudah sejauh mana memberikan manfaat untuk hidup yang dikaruniakan Tuhan.

Sumber : Andri Wongso  DLL


Tulisan ini juga diposting dalam media sosial www.doamu.com