Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Ingin Berbisnis Sukses? Bersiaplah Melayani Dengan Sepenuh Hati


Suamiku bukanlah pebisnis tulen. Boleh dikata, sedang menuju menjadi pebisnis yang bisa terus eksis. Alhamdulillah sudah 7 tahun, kami bisa "mandiri". Ya, kerja mandiri (wirausaha) dengan beberapa gelintir orang, masih terlalu dini kalau dibilang entrepreneur.

Sebagai pekerja yang juga mandiri sejak 4 tahun terakhir, Aku banyak belajar dari suamiku yang mengelola bisnis kecil2an di bidang ekspedisi trucking. Dia  inspirasiku, hehehe sekaligus pemodal usaha kecil2anku. Salah satu yang aku serap benar adalah soal pelayanan.
Pelayanan memang sangat penting dan nomor satu. Suamiku tidak  pernah promosi, apalagi gembar-gembor tentang bisnisnya. Kalem banget. Mungkin soal personality branding seperti yang ramai dibicarakan pebisnis kekinian, hhehe nggak ada dalam kamusnya. Seluruh klien diperoleh dari rekomendasi, repeat order dan dari mulut ke mulut,

Satu per satu klien dimaintain dengan sepenuh hati. Dalam dunia bisnis, apalagi jasa, pastinya tidak bisa menghindari komplain. Karena setiap pekerjaan menuntut kesempurnaan dan sesuai dengan kesepakatan. Namun begitu, . yang dinilai klien ternyata bagaimana kita bisa cepat dan sigap merespon setiap komplain. Suamiku rela keluar bujet lumayan untuk memperbaiki armada yg aus atau rusak. Secepatnya mengganti jika ada masalah kerusakan barang di jalan. Bahkan, ia juga bersedia mengerjakan proyek klien langganan dengan sepenuh jiwa  meski kadang nilainya tidak seberapa.Tipis...

Dia hnya berucap ringan ketika aku mempertanyakan, "Yah jangan sampe rugi loh dan ga dapat apa2 ngerjain proyek ini !" ( Menjelang tutup tahun, Alhamdulillah orderan truk lumayan banyak. Ada beberapa orderan yg memang "tipis" ). Dia singkat menjawab : "Masa harus dapat daging terus (dari klien langganan ), sekali-kali tulang lah..!" ujarnya, sementara tangannya sibuk mengetik message WA mengurusi angkutan bernilai tipis itu. Aku langsung terhenyak ingat sesuatu.

Ya, kadang kita yg merasa sudah berpengalaman dan banyak orderan, cenderung selektif menerima order. Jasa kita ingin selalu dihargai bagus. Begitu klien langganan suatu hari tidak bisa memberikan nilai yang sesuai dari biasanya, langsung menolak: tidak bisa menerima. Dan, kita hanya fokus melayani yang sesuai dgn standar harga kita. Mampu bayar sesuai harga, deal.

Padahal, dalam logika bisnis tidak melulu bisa seperti itu. Justru dengan kita bersedia menerima klien dalam kondisi apa adanya, klien akan simpati dan dengan senang hati merekomendasikan kita kepada relasinya. Bahkan akan membuka peluang kita mendapatkan proyek lebih besar.

Suamiku juga pantang bicara keburukan rivalnya di hadapan klien. Apalagi sampai merebut klien orang lain dengan menarik simpati memberikan harga lebih rendah dan layanan plus lainnya. Itu haram dilakukan.

Malah tidak jarang jika sekiranya tidak sanggup melayani, dia memberikan kepada partnernya tanpa mengambil fee mediasi sedikit pun. Biar langsung klien menghubungi partnernya. Tak ada rasa khawatir kehilangan proyek dan keuntungan. Katanya, rejeki sudah diatur dan tak akan tertukar. Ya Allah, speechless. Kebetulan dia bukan tipe yang suka berkicau keluhan di media sosial. Jadi, klien merasa aman dan nyaman bekerja sama.

>> ini hanya sebuah kontemplasi di penghujung tahun 2017. Persaingan bisnis makin ketat. Orang dengan mudah menghalalkan segala cara demi mendapatkan suatu proyek. Etika bisnis sepertinya hanya dongengan orang yang sok bijak. Dalam prakteknya, nafsu uang yang bicara. Rebutan klien dengan cara yang rendah. Tak sedikit, yang dengan terbuka "menawarkan jasa" di warung orang yang menjual barang/jasa yang sama.

Padahal jika kita pandai memelihara klien dengan pelayanan yang baik, tidak usah takut kehilangan klien. Klien2 baru memang harus kita cari sebagai suatu wujud dari progress, tetapi bukan berarti mengabaikan klien lama selama dalam perjalanan hubungan bisnis baik2 saja.

Semangat menjalankan Resolusi Bisnis 2018 ya sobat...!!!! Jadikan 2018 itu tahunmu ! Jemputlah rejekimu dengan cara yang diridhoi Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.