Jual Daster Batik

Jual Daster Batik

Ketika Kemeriahan Itu Bernama Asian African Carnival 2015

Wohooo...Bandung lautan manusia !! Takjub dan setengah bergetar hati ini melihat antusias warga Bandung yang luar biasa merayakan kotanya dalam peringatan puncak Konferensi Asia Afrika ke-10. Jalan Asia Afrika atau yang populer dengan Jalan Braga, tempat Gedung Merdeka berada, tumpah ruah oleh keriuhan ribuan warga Bandung dan sekitarnya. 

Sebelumnya tanggal 23 April 2015, Bandung juga dihebohkan oleh aksi 20 ribu pelajar yang memainkan angklung di Stadion Siliwangi, Bandung. Acara bertajuk "Angklung for The World" sukses memecahkan Guinness World Record. Salut dan bravo kepada warga Bandung yang telah menyukseskan event ini 'Bandung Menggoyang Dunia".

Saya bersama dengan rombongan blogger  Kementerian Pariwisata "Familiarization Trip : Blogger & Social Media Stars", begitu tiba di area langsung disambut hangat oleh panita lokal Bandung dan relawan yang ramah siap melayani kami. Berkendara Bajaj, kami iring-ringan menyusuri kepadatan Jalan Asia Afrika menuju ke media centre, gedung PGN.  Di sana sudah menunggu puluhan relawan yang siap membantu kelancaran liputan kami.




Wahh, kalau tanpa bantuan brikade relawan yang baik hati ini rasanya memang sulit menembus kepadatan arus manusia yang lalu lalang mendekati Gedung Merdeka dan alun-alun Kota Bandung. Hiperbolanya nih, nggak usah jalan juga nanti bisa kebawa arus sendiri hehe. Tapi dasar blogger ya,  bawaan orok, begitu melihat yang menarik langsung jepret. Hmm..adik-adik relawannya jadi mesti  extra bersabar menunggu dan mengawasi kami. Wahh senangnya diperhatikan..



Rupanya, kepadatan masyarakat Bandung di area Gedung Merdeka sudah berlangsung sejak pagi hari. Mereka menyaksikan parade karnaval internasional "Asian African Carnaval" (25/4). Parade ini diikuti oleh berbagai daerah di Indonesia dan 14 negara dengan total sebanyak 20 delegasi. Diantaranya, India, Afganistan, Iran, Myanmar, Sri Langka, Korea Selatan, Cina dan Jepang. 
 
Peserta parade berkostum seni kontemporer dengan riangnya menari dan bergoyang mengikuti iringan musik khas  daerah dan negaranya. Iring-iringan parade itu berawal dari Simpang Lima sampai Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) dan berakhir di refreshing area Jalan Cibadak. Totalnya ada 10 titik preparation zones. Lebih dari 500 ribuan orang memadati area sepanjang jalan yang dilewati peserta parade. Relawan yang dikerahkan untuk mengamankan parade itu juga nggak kalah banyak. Tercatat kurang lebih 10.000 relawan loh..wuihh.. 

 
Mimpinya nih, karnaval ini bisa menjadi seperti acara karnival dunia, macam Rie de Janeiro di Brazil atau The Macey's Thanks Giving Day Parade di New York City. Di Indonesia, parade festival jalanan yang berhasil merebut perhatian ribuan wisatawan domestik dan internasional, bahkan sukses mengangkat kota kecil di pentas dunia, baru Jember Fashion Carnival yang diselenggarakan tiap tahun, tepatnya pada awal bulan Agustus di Jember. Ya, setidaknya Asian African Carnival di Bandung  bisa menyamai kepopuleran JFC yang dibidani oleh Mas Dinand Fariz,  asli Jember.  

Asian African Carnival Bandung   memiliki keunikan tersendiri yang sifatnya menurut saya "rada sakral", karena mengandung makna atau pesan "kebangkitan negara-negara di kawasan Asia-Afrika yang notebene terjajah untuk membangun keseteraan derajat sebagai bangsa yang berhak hidup manusiawi dan berdaulat di muka bumi. Bangsa yang bermartabat dan menentang keras berbagai bentuk penjajahan. Waduhh, jadi serius begini bahasannya. Nah kira-kira bagaimana ya Asian African Carnival ini bisa selalu memiliki energi dan jiwa perdamaian sehingga selalu mengingatkan kita pada nilai-nilai yang dibangun penggagasnya 60 tahun lalu. 



 
Sebagai bangsa Indonesia, kita memang harus berterima kasih dan bangga kepada Presiden Soekarno juga para pendahulu kita  yang berani berinisiasi dan berhasil melobi 18 kepala negara dan perdana menteri hadir berkonferensi di Gedung Merdeka Bandung. Ada  10 butir kesepakatan dihasilkan dari konferensi tersebut. Kesepakatan inilah yang dikenal dengan 10 Dasa Sila Bandung, yang kemudian diajukan ke meja perundingan PBB sebagai ultimatum kebangkitan bangsa di  Asia Afrika yang merdeka.


bersama dengan blogger Asia

Keberhasilan Bandung sebagai tuan rumah puncak peringatan KAA 2015 sekaligus penyelenggara Asian African Carnaval mendapatkan apresiasi  tinggi dari Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya. Seperti dikutip dari siaran berita Antara, saking senangnya, Menteri Pariwisata langsung mendeklarasikan Karnaval Asia Afrika sebagai event tahunan. Berikut kutipannya :

"Bandung keren, Wali kota Bandung keren banget, saya ingin mendeklarasikan sesuatu, yang hanya kota Bandung yang bisa melaksanakan, bahwa acara ini akan menjadi acara tahunan kota Bandung yang bertaraf internasional," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada masyarakat Bandung seusai acara Karnaval Asia Afrika di Bandung, Sabtu (25/4).



Bapak Walikota Bandung menyambut baik deklarasi tersebut dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Bandung untuk terlibat menyukseskannya lebih baik lagi. Horee....sorak sorai warga Bandung. Selamat ya..memang warga Bandung keren..! Jangan lupa, tetap behave : jangan buang sampah sembarangan, tidak bertindak vandalisme dengan merusak fasilitas umum, tetap ramah dan sopan ya...Kalau sudah begitu, Bandung memang layak disebut Bandung Juara. Nggak hanya juara soal welfie-welfian ya ;).



Aksi welfian warga Bandung kerap membuat saya geli. Ada saja obyek yang membuat mereka asyik berwelfian bersama dengan teman-temannya. Ini menjadi hiburan tersendiri dikala pentas parade kelar. Nggak kecuali, teman-teman blogger internasional yang super eksis mengabadikan kemeriahan itu langsung diuplod ke akun instagram mereka. 
 
 






 


0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas masukan dan komentarnya.